Bogor (Antaranews Megapolitan) - Warga Kampung Cinangka Tengah, Desa Cinangka, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat bersedia ikut pelatihan pembuatan mie sagu yang difasilitasi Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas).

"Semoga pelatihan ini benar-benar ada, jangan cuma janji-janji saja," kata Aisyah (47) istri Ketua RT 02/RW 03, Kamis.

Menurut Aisyah sudah lama warga dijanjikan untuk alih profesi, bikin usaha, baik dari pemerintah setempat bahkan LSM internasional, tapi hingga kini belum terealisasi.

"Kami mau beralih pekerjaan, asal kami bisa menghasilkan uang, yang bingung itu kalau tidak kerja ya tidak ada uang," katanya.

Aisyah juga berharap warganya tidak hanya dilatih memproduksi mie sagu, bumbu atau kerupuk saja, tapi juga dijamin ketersediaan pasarnya.

"Kami bisa memproduksi asal ada pasarnya, kalau tidak ada siapa yang mau beli, kami mau jual kemana," kata Aisyah diamini sejumlah ibu-ibu.

Sementara itu Bonang (55) pemilik usaha peleburan aki bekas ilegal menyebutkan sudah lelah berkeja menumbuki karakal untuk mendapatkan timah hitam.

Tetapi karena belum punya pekerjaan lain, bapak enam orang anak ini tetap bertahan menjalankan usaha peleburan aki bekas ilegal.

"Kami akan lebih sakit kalau tidak punya uang, kalau kami diminta berhenti dari pekerjaan ini, beri solusi kami kerja apa, jangan disuruh berhenti saja," kata Bonang.

Terkait tawaran untuk membuat usaha mie sagu yang difasilitasi Wantannas, Bonang setuju saja untuk beralih profesi, karena usaha peleburan aki bekas miliknya sudah ditutup dan habis sewa lahannya.

"Ya kami ingin bukti, jangan janji. Anak istri perlu biaya, kalau ada pekerjaan yang lebih baik ya kami coba," kata Bonang.

Sehari sebelumnya, Rabu (24/10) Sekretaris Jenderal Wantannas Letjen TNI Doni Monardo mendatangi Desa Cinangka, memberikan sosialisasi bahaya pengelolaan aki bekas ilegal, dan mengajak warga untuk mau alih profesi meninggalkan pekerjaan lamanya.

Wantannas bersama tim sosialisasi menawarkan warga untuk memproduksi mie sagu, bumbu masakan dan kerupuk. Untuk bisa memproduksi warga akan dilatih oleh pengusaha mie sagu asal Meranti, Riau, dan pengusus bumbu dari Bangka Belitung.

Selain dilatih membuat mie sagu, warga juga dibekali dengan peralatan pembuatan mie dan bumbu. Mie dan bumbu yang dihasilkan warga nantinya bisa dipasarkan sendiri oleh warga di sekitar dan bisa juga diserap untuk memenuhi kebutuhan produksi pabrik mie sagu asal Meranti.

Sekjen Wantannas Letjen TNI Doni Monardo memerintahkan agar pelatihan pembuatan mie sagu, bumbu dan kerupuk sudah berjalan terhitung sebulan dari pertemuan dengan warga dilakukan.

"Kita bergerak sama-sama, secara kolektif, ada pengusaha mie sagu, bumbu di sini hadir membantu warga," kata Doni.

Menurut Camat Ciampea Entis Sutisna menyebutkan aktivitas peleburan aki bekas ilegal di Desa Cinangka sudah ditutup dan terlarang untuk warga. Tetapi masih ada beberapa orang warga yang masih melakukan aktivitas tersebut salah satunya Bonang.

Aparat pemerintah sudah melakukan pendekatan personal kepada warga melalui kepala desa, untuk mengajak warga beralih meninggalkan profesi ilegal tersebut.

"Kita lakukan pemantauan setiap waktu, warga sudah tidak lagi beraktivitas melebur aki bekas," kata Entis.

Menurut Entis, persoalan ekonomi menjadi alasan warga untuk tetap memilih melakukan profesi yang dilarang oleh undang-undang tersebut. Untuk tingkat pengepul, sehari bisa mendapatkan lebih dari satu ton timah hitam. Harga per kg timah hitam dipatok mulai Rp15 ribu sampai Rp30 ribu per kg.

"Makanya perlu alternatif usaha baru untuk warga agar mau beralih tidak lagi melakukan pengelolaan aki bekas, tapi usaha kecil menengah," kata Entis.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018