Bogor (Antaranews Megapolitan) - Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar Publiexpo 2018. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari Publiweek, dengan mengusung tema “Bersama Kita Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Publikasi Ilmiah IPB, Kamis (27/9) di Gedung Graha Widya Wisuda, Kampus IPB Dramaga Bogor.
Tujuan kegiatan Publiexpo ini untuk mengenalkan jurnal-jurnal yang ada di IPB dan jurnal-jurnal yang ada di Indonesia yang terindeks Scopus, sehingga dosen, peneliti, dan mahasiswa lebih kenal dekat dengan jurnal-jurnal tersebut, khususnya jurnal di IPB serta menjadi target dari publikasi berikutnya. Bagi pengelola jurnal, kegiatan ini menjadi media promosi memperkenalkan dan untuk meningkatkan peminat terhadap jurnal mereka.
Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Sistem Informasi IPB, Prof. Dr. Ir. Dodik Ridho Nurrochmat, M.Sc.F mengatakan, kegiatan ini sangat penting dan baik, karena baru kali ini ada kegiatan Publiweek diselenggarakan di IPB, khusus ada expo untuk publikasi untuk mengenalkan jurnal-jurnal yang ada di IPB dan perguruan tinggi di Indonesia.
“Ini merupakan langkah yang sangat baik bagi IPB, untuk saling berbagi dan menyemangati meningkatkan publikasi di Indonesia khusus yang ada di IPB,” kata Prof. Dodik.
Lebih lanjut Prof. Dodik mengatakan, “Publikasi ilmiah merupakan ekspresi intelektual yang perlu dibagikan kepada publik dan hal penting yang selalu dibicarakan. Publikasi harus dilakukan tidak hanya untuk mengejar peringkat yang lebih tinggi, tetapi untuk menyediakan platform untuk berbagi pengetahuan yang diwadahi dalam suatu jurnal yang baik dan terkenal seperti Scopus,” ujar Prof. Dodik.
Harapannya semoga banyak tulisan-tulisan berbobot dan bermutu di Indonesia dan IPB yang dapat di muat di jurnal ilmiah yang baik seperti Scopus. IPB sendiri mentargetkan setiap tahun ada penambahan satu jurnal yang terindeks Scopus.
Wakil Kepala LPPM IPB Bidang Kajian Strategis dan Publikasi Ilmiah, Dr. Eva Anggraeni menyampaikan, LPPM IPB di sini ingin menularkan spirit publikasi, selain itu juga mendorong publikasi ilmiah dengan berbagi cara yang bisa menggairahkan semangat publikasi yang ada di IPB.
“Salah satunya capacity building pengelolaan jurnal merupakan salah satu yang penting, yang harus benar-benar ditekuni secara rutin. Publiexpo ini juga dalam rangka mempertemukan produsen dan konsumen dalam hal publikasi. Dosen dan mahasiswa sebagai produsen yang memproduksi karya-karya agar lebih memahami jurnal yang dituju, dan jurnal-jurnal sebagai tempat atau wadah untuk menuangkan publkasinya,” ujar Dr. Eva.
Dr. Eva menambahkan, “Publikasi yang terindeks Scopus menjadi salah satu ukuran yang baik untuk publikasi, dan jumlah jurnal kita yang terindeks Scopus sangat kecil, artinya banyak penulis-penulis kita yang mengirimkan naskah-naskah tulisan untuk dipublikasikan di jurnal yang diterbitkan di luar negeri. Sebetulnya aspek untuk dipublikasikan di jurnal luar negeri bayarnya sangat tinggi. Artinya seberapa banyak uang yang di Indonesia lari ke luar negeri hanya untuk publikasi. Hal ini suatu konsen dan pemikiran Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Kita punya target bagaimana supaya Indonesia juga memiliki jurnal-jurnal yang berkualitas dan mampu mewadahi artikel yang berbobot dalam negeri serta menyerap aliran artikel-artikel dari luar negeri.”
Menurut Dr. Eva publikasi jurnal juga meningkatkan popularitas Indonesia dan meningkatkan popularitas perguruan tinggi yang di Indonesia, sehingga akan mengalir bagai aliran ekonomi, ada dana yang mengalir dari publikasi itu. “Jadi banyak sekali efek atau multiplier effect dari publikasi ini. Untuk itu kita berkewajiban meningkatkan kapasitas jurnal-jurnal di Indonesia terutama di IPB menjadi target yang harus dikerjakan. Semoga even ini memberikan manfaat bagi sivitas akademika IPB dan masyarakat pada umumnya.”
Kegiatan ini dimeriahkan sekiar 30 stand dari jurmal-jurnal yang ada di IPB, dan perguruan tinggi di Indonesia seperti Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan SEAMEO Biotrop. (Awl/ris)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
Tujuan kegiatan Publiexpo ini untuk mengenalkan jurnal-jurnal yang ada di IPB dan jurnal-jurnal yang ada di Indonesia yang terindeks Scopus, sehingga dosen, peneliti, dan mahasiswa lebih kenal dekat dengan jurnal-jurnal tersebut, khususnya jurnal di IPB serta menjadi target dari publikasi berikutnya. Bagi pengelola jurnal, kegiatan ini menjadi media promosi memperkenalkan dan untuk meningkatkan peminat terhadap jurnal mereka.
Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Sistem Informasi IPB, Prof. Dr. Ir. Dodik Ridho Nurrochmat, M.Sc.F mengatakan, kegiatan ini sangat penting dan baik, karena baru kali ini ada kegiatan Publiweek diselenggarakan di IPB, khusus ada expo untuk publikasi untuk mengenalkan jurnal-jurnal yang ada di IPB dan perguruan tinggi di Indonesia.
“Ini merupakan langkah yang sangat baik bagi IPB, untuk saling berbagi dan menyemangati meningkatkan publikasi di Indonesia khusus yang ada di IPB,” kata Prof. Dodik.
Lebih lanjut Prof. Dodik mengatakan, “Publikasi ilmiah merupakan ekspresi intelektual yang perlu dibagikan kepada publik dan hal penting yang selalu dibicarakan. Publikasi harus dilakukan tidak hanya untuk mengejar peringkat yang lebih tinggi, tetapi untuk menyediakan platform untuk berbagi pengetahuan yang diwadahi dalam suatu jurnal yang baik dan terkenal seperti Scopus,” ujar Prof. Dodik.
Harapannya semoga banyak tulisan-tulisan berbobot dan bermutu di Indonesia dan IPB yang dapat di muat di jurnal ilmiah yang baik seperti Scopus. IPB sendiri mentargetkan setiap tahun ada penambahan satu jurnal yang terindeks Scopus.
Wakil Kepala LPPM IPB Bidang Kajian Strategis dan Publikasi Ilmiah, Dr. Eva Anggraeni menyampaikan, LPPM IPB di sini ingin menularkan spirit publikasi, selain itu juga mendorong publikasi ilmiah dengan berbagi cara yang bisa menggairahkan semangat publikasi yang ada di IPB.
“Salah satunya capacity building pengelolaan jurnal merupakan salah satu yang penting, yang harus benar-benar ditekuni secara rutin. Publiexpo ini juga dalam rangka mempertemukan produsen dan konsumen dalam hal publikasi. Dosen dan mahasiswa sebagai produsen yang memproduksi karya-karya agar lebih memahami jurnal yang dituju, dan jurnal-jurnal sebagai tempat atau wadah untuk menuangkan publkasinya,” ujar Dr. Eva.
Dr. Eva menambahkan, “Publikasi yang terindeks Scopus menjadi salah satu ukuran yang baik untuk publikasi, dan jumlah jurnal kita yang terindeks Scopus sangat kecil, artinya banyak penulis-penulis kita yang mengirimkan naskah-naskah tulisan untuk dipublikasikan di jurnal yang diterbitkan di luar negeri. Sebetulnya aspek untuk dipublikasikan di jurnal luar negeri bayarnya sangat tinggi. Artinya seberapa banyak uang yang di Indonesia lari ke luar negeri hanya untuk publikasi. Hal ini suatu konsen dan pemikiran Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Kita punya target bagaimana supaya Indonesia juga memiliki jurnal-jurnal yang berkualitas dan mampu mewadahi artikel yang berbobot dalam negeri serta menyerap aliran artikel-artikel dari luar negeri.”
Menurut Dr. Eva publikasi jurnal juga meningkatkan popularitas Indonesia dan meningkatkan popularitas perguruan tinggi yang di Indonesia, sehingga akan mengalir bagai aliran ekonomi, ada dana yang mengalir dari publikasi itu. “Jadi banyak sekali efek atau multiplier effect dari publikasi ini. Untuk itu kita berkewajiban meningkatkan kapasitas jurnal-jurnal di Indonesia terutama di IPB menjadi target yang harus dikerjakan. Semoga even ini memberikan manfaat bagi sivitas akademika IPB dan masyarakat pada umumnya.”
Kegiatan ini dimeriahkan sekiar 30 stand dari jurmal-jurnal yang ada di IPB, dan perguruan tinggi di Indonesia seperti Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan SEAMEO Biotrop. (Awl/ris)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018