Ribuan orang berkumpul pada Minggu (21/9), di ibu kota Filipina, Manila, untuk mengekspresikan kemarahan mereka terhadap dugaan korupsi, saat sebagian demonstran terlibat bentrokan dengan polisi.

Sejumlah besar pengunjuk rasa berkumpul di lokasi-lokasi utama, seperti People Power Monument dan Rizal Park, untuk menyuarakan kemarahan atas dugaan korupsi dalam proyek pengendalian banjir.

Hingga pukul 10.45 pagi (09.45 WIB) pada Minggu (21/9), pejabat Manila melaporkan sekitar 49.000 orang telah berkumpul di Taman Luneta untuk mengikuti aksi demonstrasi anti-korupsi, menurut Inquirer.

Salah satu penyelenggara bahkan memperkirakan bahwa 80.000 orang berpartisipasi dalam demonstrasi tersebut.

Mahasiswa dan kelompok aktivis menggelar pawai di sekitar Rizal Park, menuntut pertanggungjawaban atas dugaan penyimpangan dalam proyek-proyek pengendalian banjir.

Para demonstran juga menuntut pertanggungjawaban dari para politisi korup, penerbitan laporan yang merinci aset kewajiban melaporkan aset, kewajiban, dan kekayaan bersih, serta penandatanganan surat pengesampingan kerahasiaan bank oleh semua pejabat pemerintah.

Sementara itu, di Jalan Mendiola, polisi anti huru-hara berdiri di balik barikade ketika para demonstran berbaris untuk mengecam dugaan penyimpangan tersebut.

Menurut laporan ABS-CBN, 20 orang ditahan pada Minggu sore akibat bentrokan yang terjadi di Manila, mengutip pernyataan kepolisian nasional. Setidaknya 39 petugas polisi dilaporkan terluka.

Pihak berwenang mengklaim bahwa para demonstran membakar sebuah truk trailer dan melemparkan batu di dekat persimpangan Jalan Ayala dan Romualdez sebelum akhirnya ditahan polisi..

Sumber: Anadolu

 

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan

Editor : Budi Setiawanto


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2025