Bogor (Antaranews Megapolitan) - Alumni Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (Faperta-IPB) Rizal Fahreza mengembangkan usaha agrowisata kebun jeruk Garut, di Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Rizal saat ditemui di kebun jeruk miliknya di Garut, Kamis, mengatakan usaha tersebut mulai dirintis sejak 2014 yang diberi nama EPTilu.

"EPtilu bahasa Sunda yang artinya tiga F singkatan dari fresh from farm," katanya.

Agrowisata EPtilu menawarkan wisata memetik jeruk langsung dari kebunnya, serta menikmati kuliner Nasi Liwet kentang di tengah perkebunan jeruk Garut.

Kebun jeruk EPtilu memiliki 1,2 hektare berada di tengah perkampungan Kupajajar, Desa Mekarsari.

Di tengah-tengah kebun ada 27 saung untuk pengunjung yang ingin menikmati nasi liwet kentang khas Garut.

Agrowisata jeruk Garut berkembang terus, kita luasnya mencapai dua hektare ditambah areal parkir wisatawan.

Ia mengatakan estimasi pengunjung harian terutama akhir pekan mencapai 400 orang, total 1.700 sampai 2.400 orang per bulan.

"Pengunjung awal mulanya kebanyakan datang dari keluarga, lalu ke sininya berkembang jadi perusahaan, acara family ghatering," katanya.

Ia menyebutkan 30 persen mengunjungi domestik berasal dari kalangan menengah keatas, 40 dari Jabodetabek, dan 15 persen dari luar Jawa Barat.

"Justru orang lokal Garut belum banyak ke sini (EPtilu)," katanya.

Keberhasilan Rizal mengembangkan agrowisata jeruk Garut menghantarkan dirinya menjadi duta Indonesia untuk ASEAN pada ajang The First ASEAN Youth Social Entrepreneur Award 2017.

Hingga tahun 2018 ini, lulusan Agronomi dan Holtikultura IPB angkatan 46 ini masih menjabat sebagai Duta ASEAN dari Indonesia.

Bahkan Kementerian Pemuda dan Olahraga menobatkannya sebagai Juara pertama Wirausaha Muda Pemula Berprestasi Tingkat Nasional 2016.

Agrowisata EPtilu juga sudah dikunjungi oleh rombongan keluarga Menpora Imam Nahrowi, bahkan aktor laga Hollywood asal Indonesia Iko Uwais.

Kedatangan Iko Uwais tidak hanya berwisata tetapi juga melakukan syuting adegan film yang sedang digarap bersama orang Prancis.

"Kata mas Iko lokasi kebunnya cocok untuk tempat syuting film laga," kata Rizal.

Upaya Rizal mengembangkan agrowisata jeruk Garut tidak hanya berdampak pada sektor sosial ekonomi melibatkan masyarakat, tetapi juga memiliki nilai sejarah.

Sejak tahun 1980 keberadaan jeruk Garut terancam punah oleh serangan hama Citrus Vein Phloem Degeneration (CVPD).

Sementara itu, jeruk merupakan ikon Kabupaten Garut setelah domba, yang ada di logo pemerintahan.

"Sekitar tahun 1990 Menteri Pertanian era itu menjadikan jeruk Garut bersama jeruk Medan dan lainnya sebagai komoditas strategis nasional, sejak itu jeruk menjadi ikon Kota Garut," kata Rizal.

Kepala Biro Komunikasi IPB, Yatri Kusumastuti menambahkan, Rizal adalah bukti alumni IPB yang berkiprah di pertanian.

Menurut dia, ada banyak alumni IPB lainnya yang bekerja di pertanian tetapi memilih jalan sunyi atau tidak terpublikasi.

"Rizal alumni kebanggaan IPB, jadi duta wirausaha muda ASEAN, menjadi contoh bagi adik kelasnya ke pertanian," kata Yatri.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018