Bogor (Antaranews Megapolitan) - Program Studi Komunikasi Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor (IPB) melangsungkan kegiatan International Outbond Programs ke Malaysia (28/8-2/9). Kegiatan yang sudah menjadi program tahunan ini diikuti oleh 35 mahasiswa dan didampingi dua asisten dosen dan lima dosen.

Menurut Ketua Program Studi Komunikasi, Dr. Wahyu Budi, kegiatan International Outbond Programs bertujuan untuk memberikan wawasan dan pengalaman bagi para mahasiswa IPB khususnya Program Studi Komunikasi pada level regional Asia Tenggara sehingga mahasiswa tidak akan seperti katak dalam tempurung yang tidak mengenal lingkungan luar.

Kegiatan International Outbond Programs diawali dengan mengunjungi University of Malaya di Kuala Lumpur Malaysia. Pada kunjungan tersebut para peserta International Outbond Programs mengikuti kuliah umum yang disampaikan oleh Fadli Abdullah, PhD, dosen Departement of Media and Communication Studies Faculty of Arts and Social Sciences, University of Malaya dengan judul “An Overview of the Book Publishing Industry in Malaysia”.

Pada kuliah umum tersebut dijelaskan bahwa perkembangan industri penerbitan dan animasi Malaysia masih jauh tertinggal dibandingkan Indonesia. Selain itu, walaupun sudah masuk pada era digital, masyarakat di Malaysia lebih menyukai membaca print book dibandingkan e-book. Di Malaysia sendiri e-book sebagai alternatif print book memberikan kontribusi kurang dari satu persen dari keseluruhan penerbitan buku.

Menurut Fadli, yang juga dosen di University of Malaya, faktor tekanan ekonomi juga sangat mempengaruhi industri penerbitan buku di Malaysia. Hal ini dapat dilihat secara keseluruhan pada penurunan penjualan buku karena biaya hidup yang semakin meningkat.

“Rata-rata masyarakat Malaysia membaca delapan sampai dua belas buku per tahun, angka ini masih jauh dari standar yang ditetapkan oleh UNESCO yaitu seribu judul buku untuk satu juta populasi. Terkait hal tersebut pemerintah Malaysia sendiri mulai menggalakkan gerakan “Dasar Galakan Membaca” untuk meningkatkan minat membaca di Masyarakat Malaysia,” ujarnya.

Selain mengikuti kuliah umum di University of Malaya para peserta International Outbond Programs juga mengujungi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Malaysia di Kuala Lumpur. Pada kesempatan tersebut para peserta berkesempatan untuk berdiskusi bersama Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Malaysia, Prof. Ari Purbayanto.

Dalam diskusi tersebut dijelaskan jika hampir 60 persen para Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Malaysia hanya lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan berstatus ilegal. Selain itu kebanyakan dari WNI tersebut tidak mengerti akan sistem online yang sudah diterapkan oleh KBRI walaupun memiliki smartphone.

“Mayoritas WNI yang berada di Malaysia di sini tidak mengerti sistem online yang sudah diterapkan KBRI, sehingga penumpukan WNI di KBRI sampai malam hari sering kali terjadi. Mereka memiliki smarthphone hanya untuk menggunakan media sosial saja,” papar Prof. Ari Purbayanto.

Selain pergi ke Malaysia, peserta International Outbond Programs juga pergi ke kota Hat Yai Thailand. Dalam kunjungan dua hari di Thailand tersebut, para peserta diajak untuk melihat interaksi masyarakat muslim dan non muslin yang berada di Thailand. Para peserta juga mengujungi berbagai macam tempat destinasi wisata seperti Cham Puak Camp, Sleeping Budha Statue, dan Samila Beach. Pada hari terakhir kegiatan International Outbond Programs, para peserta dapat melihat berbagai tempat wisata yang menarik yang berada di negara Singapura. (SNSS/Zul)

Pewarta: Oleh Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018