Bogor (Antaranews Megapolitan) - Senat Akademik (SA) Institut Pertanian Bogor (IPB) menjadi tuan rumah penyelenggaraan Sidang Paripurna III, Majelis Senat Akademik Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (MSA PTN-BH) periode 2017-2018. Sidang kali ini mengangkat tema “Tantangan, Peluang dan Masa Depan Pendidikan Tinggi PTN-BH dan Merespon Industri 4.0”. Acara ini digelar di IPB International Convention Center (IICC), Kampus IPB Baranangsiang, Bogor (23-24/8).

MSA PTN-BH dibentuk atas kesepakatan bersama Pimpinan SA PTN-BH sebagaimana tertuang dalam dokumen "Deklarasi Bersama Forum Senat Akademik Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum" yang ditandatangani oleh 11 Pimpinan SA PTN-BH, yaitu Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Airlangga (UNAIR), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Diponegoro (UNDIP), Universitas Padjadjaran (UNPAD), dan Universitas Hasanuddin (UNHAS).

Ketua MSA PTN-BH periode 2017/2018, Prof. Tridoyo Kusumastanto, MS dalam sambutannya mengatakan bahwa pertemuan ini merupakan momen penting bagi perguruan tinggi dalam menjawab permasalahan bangsa dan agar PTN mampu bersanding serta bersaing dengan perguruan tinggi di dunia.

“MSA merupakan wadah komunikasi dan kerjasama Senat Akademik PTN-BH di seluruh Indonesia. Tujuannya adalah untuk meningkatkan fungsi dan peran Senat Akademik sebagai organ normatif tertinggi di bidang akademik dalam rangka peningkatan mutu pelaksanaan tridharma, penciptaan atmosfer akademik yang kondusif dan pencapaian otonomi PTN-BH. Tujuan lainnya adalah agar seluruh PTN-BH dapat mencapai kualitas akademik yang unggul (academic excellence) serta mampu berkiprah dan bersaing di dunia internasional. Melalui MSA PTNBH best practice dan lessons learned dari PTN-BH dapat menjadi model rujukan bagi perguruan tinggi lainnya di seluruh Indonesia,” ujar Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB ini.

Menurutnya, untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut salah satu yang menjadi bahasan dalam sidang kali ini adalah terkait kebijakan  otonomi bagi PTN-BH yang dalam implemetasinya masih terkendala oleh kebijakan-kebijakan yang ada.

Sementara itu, Rektor IPB, Dr. Arif Satria dalam sambutannya mengatakan bahwa ini merupakan kesempatan bersama menemukan masa depan dengan membuat strategi agar perguruan tinggi nasional tetap eksis. Saat ini PTN sedang menghadapi tantangan dan masalah berat.

“Di atas kita ada perguruan tinggi berkelas dunia. Di bawah, bermunculan perguruan tinggi-perguruan tinggi online. Banyak perguruan tinggi online yang punya resources yang berbeda dengan kita. Selain itu situasi industri saat ini lebih lincah dari perguruan tinggi. Untuk itu, kebersamaan menjadi penting untuk menentukan posisi kita di tempat yang tepat,” ujarnya.

Rektor berharap dalam pertemuan kali ini akan ada usulan terkait peraturan pemerintah tentang pengelolaan otonomi PTN-BH supaya lebih clear. “Namun saat ini masih harus didorong agar dapat menjadi otonomi yang sempurna, supaya lebih lincah dan bisa adaptif terhadap perubahan,” tandasnya.(dh/Zul)

Pewarta: Oleh: Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018