Bogor (Antaranews Megapolitan) - Ratusan pejabat di lingkungan Institut Pertanian Bogor (IPB) hadiri acara Koordinasi Pengelolaan Program Kerja IPB. Kegiatan yang digelar di IPB International Convention Center, (12/7). Kegiatan yang digelar Direktorat Sumberdaya Manusia (SDM) IPB ini bertujuan untuk menyamakan persepsi terhadap perkembangan IPB ke depan.
Di hadapan para pejabat IPB yang terdiri dari para kepala sub direktorat, kepala bagian, kepala bidang, kepala seksi, kepala sub bagian dan kepala tata usaha tersebut, Rektor IPB, Dr. Arif Satria mengatakan bahwa kondisi IPB tahun 1980-an sangat berbeda dengan tahun tahun 2000-an. Perubahan ini harus direspon.
“IPB harus menjadi trend setter perubahan. Saat ini IPB masuk tiga hingga empat kampus besar di Indonesia dan masih diperhitungkan di tingkat nasional. Namun kita juga tidak bisa menghentikan perguruan tinggi di luar IPB melakukan perubahan-perubahan untuk kemajuan perguruan tingginya. IPB yang besar punya beban yang besar juga. Ini menjadi tuntutan bagaimana dengan gerbong IPB yang besar, tapi tetap bisa bergerak lincah, " kata Rektor.
Rektor pun mengulas fakta tumbangnya beberapa perusahaan nasional dan internasional yang tergerus oleh kemajuan zaman karena gagal membaca perubahan zaman. Perusahaan-perusahaan pun mulai melakukan perubahan untuk menghadapi situasi ini.
“Perbankan, Kantor Pos, Telkom juga tengah melakukan perubahan-perubahan karena semua sudah berbasis online, sehingga keberadaan kantor cabang mungkin sudah tidak terlalu penting lagi. Di era kini melalui peran media, seseorang bisa mendadak jadi tenar. Namun kita tidak ingin menjadi orang besar yang instan, tetapi kita ingin besar karena karya kita. Kita juga harus memahami bagaimana branding di era sekarang. Untuk itu kita harus membaca perubahan dengan tepat,” tandas Rektor.
Menurutnya, dalam melangkah kita bisa merujuk pada visi IPB 2019 - 2045 yakni menjadi techno-socio entrepreneurial university yang terdepan dalam memperkokoh martabat bangsa melalui pendidikan. Ini upaya IPB untuk menciptakan pengusaha yang inovatif di masyarakat karena tidak mungkin semua orang menjadi pegawai.
“Salah satu upaya untuk merespon perubahan, IPB akan menaikkan anggaran laboratorium dua kali lipat. Aspek Information Technology (IT) juga harus canggih. Tahun depan program IPB harus sudah berbasis teknologi informasi semua. Kita sudah memulai dengan aplikasi student mobile. Saat ini sedang dirancang aplikasi mobile untuk kependidikan (tendik) dan dosen. Itu sudah menjadi tuntutan. Dalam situasi semua serba digital, boleh jadi ke depan pegawai pun hanya butuh 500 orang,” ucapnya.
Perubahan itu suatu keniscayaan. Ia menyebutkan perusahaan semakin canggih. Untuk mengeluarkan dana seribu rupiah pun tidak akan mudah karena semua bagian harus tersistem dengan baik, terintegrasi dan akuntabilitasnya tercatat dengan baik.
“Oleh karena itu, para pejabat yang hadir hari ini adalah roda-roda yang harus terus bergerak agar IPB bisa lebih stabil dalam menghadapi perubahan. Anda adalah kekuatan yang ada di dalam IPB,” ucap Rektor.
Wakil Rektor bidang Sumberdaya, Perencanaan dan Keuangan IPB, Prof. Dr. Agus Purwito memaparkan hal-hal terkait pengelolaan program kerja diantaranya: kebijakan pengelolaan IPB (aspek keuangan, sumber daya manusia, perencanaan, dan pengelolaan program).
Pada kesempatan ini sejumlah direktur/kepala kantor/kepala biro menyampaikan tentang pengelolaan program kerja IPB diantaranya: pengelolaan Sistem Imbal Jasa (SIJ), aturan lembur pegawai, layanan asuransi, mekanisme pengusulan Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN) dan Nomor Induk Dosen Khusus (NIDK), tata kelola keuangan, perencanaan dan pengelolaan program, komunikasi dan tata persuratan, transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan program, dan pengembangan sistem informasi. (dh/Zul)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
Di hadapan para pejabat IPB yang terdiri dari para kepala sub direktorat, kepala bagian, kepala bidang, kepala seksi, kepala sub bagian dan kepala tata usaha tersebut, Rektor IPB, Dr. Arif Satria mengatakan bahwa kondisi IPB tahun 1980-an sangat berbeda dengan tahun tahun 2000-an. Perubahan ini harus direspon.
“IPB harus menjadi trend setter perubahan. Saat ini IPB masuk tiga hingga empat kampus besar di Indonesia dan masih diperhitungkan di tingkat nasional. Namun kita juga tidak bisa menghentikan perguruan tinggi di luar IPB melakukan perubahan-perubahan untuk kemajuan perguruan tingginya. IPB yang besar punya beban yang besar juga. Ini menjadi tuntutan bagaimana dengan gerbong IPB yang besar, tapi tetap bisa bergerak lincah, " kata Rektor.
Rektor pun mengulas fakta tumbangnya beberapa perusahaan nasional dan internasional yang tergerus oleh kemajuan zaman karena gagal membaca perubahan zaman. Perusahaan-perusahaan pun mulai melakukan perubahan untuk menghadapi situasi ini.
“Perbankan, Kantor Pos, Telkom juga tengah melakukan perubahan-perubahan karena semua sudah berbasis online, sehingga keberadaan kantor cabang mungkin sudah tidak terlalu penting lagi. Di era kini melalui peran media, seseorang bisa mendadak jadi tenar. Namun kita tidak ingin menjadi orang besar yang instan, tetapi kita ingin besar karena karya kita. Kita juga harus memahami bagaimana branding di era sekarang. Untuk itu kita harus membaca perubahan dengan tepat,” tandas Rektor.
Menurutnya, dalam melangkah kita bisa merujuk pada visi IPB 2019 - 2045 yakni menjadi techno-socio entrepreneurial university yang terdepan dalam memperkokoh martabat bangsa melalui pendidikan. Ini upaya IPB untuk menciptakan pengusaha yang inovatif di masyarakat karena tidak mungkin semua orang menjadi pegawai.
“Salah satu upaya untuk merespon perubahan, IPB akan menaikkan anggaran laboratorium dua kali lipat. Aspek Information Technology (IT) juga harus canggih. Tahun depan program IPB harus sudah berbasis teknologi informasi semua. Kita sudah memulai dengan aplikasi student mobile. Saat ini sedang dirancang aplikasi mobile untuk kependidikan (tendik) dan dosen. Itu sudah menjadi tuntutan. Dalam situasi semua serba digital, boleh jadi ke depan pegawai pun hanya butuh 500 orang,” ucapnya.
Perubahan itu suatu keniscayaan. Ia menyebutkan perusahaan semakin canggih. Untuk mengeluarkan dana seribu rupiah pun tidak akan mudah karena semua bagian harus tersistem dengan baik, terintegrasi dan akuntabilitasnya tercatat dengan baik.
“Oleh karena itu, para pejabat yang hadir hari ini adalah roda-roda yang harus terus bergerak agar IPB bisa lebih stabil dalam menghadapi perubahan. Anda adalah kekuatan yang ada di dalam IPB,” ucap Rektor.
Wakil Rektor bidang Sumberdaya, Perencanaan dan Keuangan IPB, Prof. Dr. Agus Purwito memaparkan hal-hal terkait pengelolaan program kerja diantaranya: kebijakan pengelolaan IPB (aspek keuangan, sumber daya manusia, perencanaan, dan pengelolaan program).
Pada kesempatan ini sejumlah direktur/kepala kantor/kepala biro menyampaikan tentang pengelolaan program kerja IPB diantaranya: pengelolaan Sistem Imbal Jasa (SIJ), aturan lembur pegawai, layanan asuransi, mekanisme pengusulan Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN) dan Nomor Induk Dosen Khusus (NIDK), tata kelola keuangan, perencanaan dan pengelolaan program, komunikasi dan tata persuratan, transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan program, dan pengembangan sistem informasi. (dh/Zul)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018