Cibinong, Bogor (Antaranews Megapolitan) - Kementrian Sosial (Kemensos) RI, bersama karang taruna yang berada di Jabodetabek di Panti Sosial Pamardi Putra "Galih Pakuan" Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat guna memerangi bahaya narkotika yang sudah masuk pada kehidupan bermasyarakat.

"Ini juga sebagai peringatan Hari Anti Narkotika Internasional yang dimana untuk melakukan pengentasan korban penyalahgunaan napza (narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya)," kata Menteri Idrus Marham di Ciseeng, Rabu.

Menurut dia, kegiatan tersebut diikuti oleh 650 orang dari berbagai karang taruna se-Jabodetabek dan 200 tenaga pengajar maupun pengurus panti tersebut.

Selain itu, Indonesia dihadapkan pada kondisi belum dapat mengurangi jumlah penyalahgunaan napza secara signifikan.

Dengan adanya hal ini menuntut penanganan yang serius dari semua pihak dan partisipasi dari masyarakat secara berkesinambungan.

Dalam sosialisasi itu juga memaparkan teknologi yang dimana lebih keoada interaksi langsung dengan mendukung pada kegiatan positif.

Cara itu juga biasa disebut dengan metode "therapeutic community" (TC). Dimana penerapannya 20 persen berasal dari obat dan 80 persen lebih kepada interaksi sosial.

Namun dalam penerapannya harus melalui cara "Dom" (penetralisiran pasien sebelum bergabung pada komunitas). Ini berlangsung bisa tiga bulan bahkan lebih untuk kesiapan pasien tersebut.

Ia menambahkan, dalam pengobatan ini memang dirasa cukup rumit, tetapi berguna bagi orang yang ingin terlepas dari jeratan narkoba.

Selain itu, metode rersebut lebih menitikberatkan pada kekuatan kelompok atau komunitas yang terdiri dari para individu penyalahguna Napza dengan permasalahan dan kebutuhan yang sama.

Sementara itu, Durektorat Jendral Rehabilitasi Sosial pada Kementrian Sosial RI, Edi Suharto mengatakan pemulihan seseorang dari ketergantungan napza, tidak hanya sekedar menghentikan pemakaiannya.

Tetapi juga harus membantu untuk menumbuh kembangkan aspek mental, psikososial, emosional, spiritual dan kemampuan (kompetensi). Serta memiliki life skill (keterampilan hidup) ?untuk melangsungkan kehidupannya.

"Ancaman penyalahgunaan Napza akhir-akhir ini sangatlah luar biasa yang bisa merusak sendi-sendi kehidupan, khususnya masa depan generasi dan berpotensi pada kehancuran," katanya.
 

Pewarta: Mayokus Fajar D

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018