Bogor (Antaranews Megapolitan) - Mahasiswa Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP) Bogor kembali dilibatkan dalam kegiatan optimalisasi pemanfaatan alat mesin pertanian atau Alsinta, di Desa Mande, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Windi Lestari, salah satu mahasiswa STPP Bogor yang terlibat dalam kegiatan tersebut, saat ditemui di Bogor, Selasa mengatakan program optimalisasi pemanfaatan Alsinta (OPA) berlangsung dua bulan lamanya.
"Kegiatan OPA ini tujuannya untuk mendongkrak produktivitas pertanian di wilayah tersebut," katanya.
Ia mengatakan, Desa Mande, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur salah satu wilayah kerja mahasiswa STPP Bogor dalam program OPA.
Mahasiswa yang dilibatkan dalam program kerja Kementerian Pertanian tersebut adalah mahasiswa tingkat III.
"Program ini sebelumnya sudah pernah dilaksanakan oleh adik tingkat (I dan II), kemudian dialihkan ke kami (tingkat III)," katanya.
Yang dilakukan oleh mahasiswa, lanjutnya, yakni pengawalan OPA Kegiatan ini terintegrasi dengan praktik kerja lapangan (PKL) yang wajib diikuti oleh mahasiswa.
Ia menambahkan, tujuan pengawalan OPA yang dilaksanakan Kementerian Pertanian ini bertujuan baik. Baik untuk petani, maupun rakyat Indonesia.
"Dengan program OPA merupakan upaya khusus mendongkrak potensi sekaligus produktivitas pertanian di Desa Mande ini," kata Windi yang juga pendamping program.
Kegiatan pengawalan yang dilakukan mahasiswa STPP Bogor yakni membantu masyarakat petani dalam mengoperasikan Alsinta yang telah diserahkan oleh Kementerian Pertanian.
Pengoperasian Alsinta di lakukan oleh satu kelompok tani, maupun gabungan kelompok tani (Gapoktan).
Kemudian mahasiswa juga memperhatikan bagaimana sikap petani terhadap Alsintan, mahasiswa melatih petani agar Alsintan tersebut dapat bertahan lama, sehingga memberikan keuntungan pada petani.
Di Desa Mande, Kabupaten Cianjur, mahasiswa melakukan uji coba penggunaan mesin "power thereser` atau mesin perontok padi kepada para petani.
"Mesin ini merupakan mesin atau alat penggerak yang digunakan untuk memisahkan atau merontokkan bulir-bulir padi (gabah) dari tangkainya," katanya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, mesin-mesin tersebut, jika digunakan dapat menghemat waktu dan juga tenaga saat memanen di lahan yang luas.
Windi mengatakan, beberapa kali contoh dari penyuluh dan mahasiswa, petani maju beberapa anggota petani yang sudah dapat mengoperasikan mesin `power thereser`.
Menurut Windi, salah satu petani desa setempat bernama Nanang mengatakan, bahwa mesin perontok padi bantuan dari pemerintah tersebut sebagai mesin ajaib.
"Dengan mesin ini, petani mengaku mudah untuk panen di hamparan yang luas, menghemat waktu dan tidak memerlukan tenaga yang banyak karena sebelumnya petani panen padi secara manual," kata Windi.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
Windi Lestari, salah satu mahasiswa STPP Bogor yang terlibat dalam kegiatan tersebut, saat ditemui di Bogor, Selasa mengatakan program optimalisasi pemanfaatan Alsinta (OPA) berlangsung dua bulan lamanya.
"Kegiatan OPA ini tujuannya untuk mendongkrak produktivitas pertanian di wilayah tersebut," katanya.
Ia mengatakan, Desa Mande, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur salah satu wilayah kerja mahasiswa STPP Bogor dalam program OPA.
Mahasiswa yang dilibatkan dalam program kerja Kementerian Pertanian tersebut adalah mahasiswa tingkat III.
"Program ini sebelumnya sudah pernah dilaksanakan oleh adik tingkat (I dan II), kemudian dialihkan ke kami (tingkat III)," katanya.
Yang dilakukan oleh mahasiswa, lanjutnya, yakni pengawalan OPA Kegiatan ini terintegrasi dengan praktik kerja lapangan (PKL) yang wajib diikuti oleh mahasiswa.
Ia menambahkan, tujuan pengawalan OPA yang dilaksanakan Kementerian Pertanian ini bertujuan baik. Baik untuk petani, maupun rakyat Indonesia.
"Dengan program OPA merupakan upaya khusus mendongkrak potensi sekaligus produktivitas pertanian di Desa Mande ini," kata Windi yang juga pendamping program.
Kegiatan pengawalan yang dilakukan mahasiswa STPP Bogor yakni membantu masyarakat petani dalam mengoperasikan Alsinta yang telah diserahkan oleh Kementerian Pertanian.
Pengoperasian Alsinta di lakukan oleh satu kelompok tani, maupun gabungan kelompok tani (Gapoktan).
Kemudian mahasiswa juga memperhatikan bagaimana sikap petani terhadap Alsintan, mahasiswa melatih petani agar Alsintan tersebut dapat bertahan lama, sehingga memberikan keuntungan pada petani.
Di Desa Mande, Kabupaten Cianjur, mahasiswa melakukan uji coba penggunaan mesin "power thereser` atau mesin perontok padi kepada para petani.
"Mesin ini merupakan mesin atau alat penggerak yang digunakan untuk memisahkan atau merontokkan bulir-bulir padi (gabah) dari tangkainya," katanya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, mesin-mesin tersebut, jika digunakan dapat menghemat waktu dan juga tenaga saat memanen di lahan yang luas.
Windi mengatakan, beberapa kali contoh dari penyuluh dan mahasiswa, petani maju beberapa anggota petani yang sudah dapat mengoperasikan mesin `power thereser`.
Menurut Windi, salah satu petani desa setempat bernama Nanang mengatakan, bahwa mesin perontok padi bantuan dari pemerintah tersebut sebagai mesin ajaib.
"Dengan mesin ini, petani mengaku mudah untuk panen di hamparan yang luas, menghemat waktu dan tidak memerlukan tenaga yang banyak karena sebelumnya petani panen padi secara manual," kata Windi.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018