Cikarang, Bogor (Antaranews Megapolitan) - Bupati Bekasi, Jawa Barat, Neneng Hasanah Yasin berharap agar seluruh elemen masyarakat pada daerah setempat terutama orangtua diharapkan dapat lebih mampu meningkatkan minat gemar membaca untuk anak-anaknya dan menjauhkan penggunaan gadget.
"Kita tahu bagaimana dampak gadget yang begitu luar biasa perkembangannya dan masuk pula dalam dunia anak, tentunya ini menjadi tanggung jawab bersama bagaimana anak-anak kita bisa kembali membuka buku," katanya di Cikarang, Selasa.
Menurut dia dalam hal ini lebih kepada cara dimana orang tua seharusnya dapat memberikan pengetahuan dan melakukan pendampingan terhadap anak-anaknya.
Itu dikarenakan dengan adanya perkembangan teknologi yang tidak sesuai kebutuhan maka dapat terjadi ketidakseimbangan.
Hal tersebut yang terjadi pada saat ini, dimana perkembangan anak terkait tumbuh kembangnya berpengaruh kepada daya interaksi sosial.
Namun dengan adanya bantuan dari orangtua, guru sekolah, dan masyarakat luas maka dapat berbalik arahnya.
Pasalnya perkembangan gadget pada saat ini cukup merusak pola pikir anak bangsa dan juga tidak sesuai dengan kuktur (budaya) Bangsa Indonesia.
Ia menambahkan dengan adanya budaya gemar membaca juga teribspirasi dari sebuah puisi dari kepala Perpustakaan Nasional yang berbunyi "Siapa yang gemar membaca maka dialah yang dekat dengan tuhannya," ujarnya.
Dan renungan tersebut adalah bagaimana peran orang tua maupun pendidik (guru) untuk dapat mendidik anaknya agar lebih banyak banyak membaca buku sebagai sumber pengetahuan.
"Tadinya anak saya setiap Sabtu-Minggu tetapi sekarang sama sekali tidak boleh lagi memegang gadget," katanya.
Lanjut Neneng menjelaskan ini perlu adanya peran aktif dan pola pengaturan untuk menstimulus anak-anak agar beralih pada buku bacaan.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Kita tahu bagaimana dampak gadget yang begitu luar biasa perkembangannya dan masuk pula dalam dunia anak, tentunya ini menjadi tanggung jawab bersama bagaimana anak-anak kita bisa kembali membuka buku," katanya di Cikarang, Selasa.
Menurut dia dalam hal ini lebih kepada cara dimana orang tua seharusnya dapat memberikan pengetahuan dan melakukan pendampingan terhadap anak-anaknya.
Itu dikarenakan dengan adanya perkembangan teknologi yang tidak sesuai kebutuhan maka dapat terjadi ketidakseimbangan.
Hal tersebut yang terjadi pada saat ini, dimana perkembangan anak terkait tumbuh kembangnya berpengaruh kepada daya interaksi sosial.
Namun dengan adanya bantuan dari orangtua, guru sekolah, dan masyarakat luas maka dapat berbalik arahnya.
Pasalnya perkembangan gadget pada saat ini cukup merusak pola pikir anak bangsa dan juga tidak sesuai dengan kuktur (budaya) Bangsa Indonesia.
Ia menambahkan dengan adanya budaya gemar membaca juga teribspirasi dari sebuah puisi dari kepala Perpustakaan Nasional yang berbunyi "Siapa yang gemar membaca maka dialah yang dekat dengan tuhannya," ujarnya.
Dan renungan tersebut adalah bagaimana peran orang tua maupun pendidik (guru) untuk dapat mendidik anaknya agar lebih banyak banyak membaca buku sebagai sumber pengetahuan.
"Tadinya anak saya setiap Sabtu-Minggu tetapi sekarang sama sekali tidak boleh lagi memegang gadget," katanya.
Lanjut Neneng menjelaskan ini perlu adanya peran aktif dan pola pengaturan untuk menstimulus anak-anak agar beralih pada buku bacaan.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018