Mataram (Antaranews Megapolitan) - Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Nusa Tenggara Barat, menutup sementara jalur pendakian Gunung Rinjani karena diduga terjadi longsor di atas pegunungan akibat gempa bumi 6,4 pada Skala Richter (SR), Minggu.

"Diduga ada longsoran di atas pegunungan. Informasi dari petugas ada terlihat debu dari arah pelawangan, diduga akibat longsor di jalur pendakian Sangkareang," kata Kepala BTNGR Sudiyono, ketika dihubungi di Mataram, Minggu.

Sudiyono juga menegaskan seluruh pendaki yang sudah berada di atas pegunungan diminta untuk tidak bergerak karena masih terjadi beberapa kali gempa susulan. Hal itu berpotensi menimbulkan longsoran yang membahayakan lkeselamatan jiwa.

Dari informasi petugas BTNGR Resor Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, jumlah pendaki yang naik gunung sejak Jumat (27/7) sebanyak 788 orang. Sedangkan yang terdata di Resor Senaru, Kabupaten Lombok Utara, puluhan orang.

"Kami masih memantau perkembangan di dalam kawasan. Kami belum melakukan evakuasi sampai situasi stabil," ujarnya.

Ia mengatakan jalur pendakian akan dibuka kembali setelah situasi dirasa aman dan tidak membahayakan keselamatan jiwa wisatawan.

Informasi yang diperoleh dari petugas BTNGR Resor Sembalun, gempa bumi juga merusak rumah penduduk dan bangunan kantor, termasuk kantor Pos Sembalun, dan Puskesmas Sembalun. Beberapa orang warga dilaporkan mengalami luka-luka.

Gempa bumi berkekuatan 6,4 pada Skala Richter(SR) mengguncang Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, NTB, Minggu, pukul 06.47 WITA, namun tidak berpotensi tsunami.

Hasil analisis sementara Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukkan pusat gempa bumi tersebut pada koordinat 8,26 lintas selatan, dan 116,55 bujur timur. Lokasi gempa terjadi di regional Sumbawa pada kedalaman 10 kilometer. 

Pewarta: Awaludin

Editor : Andi Firdaus


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018