Bogor, 15/2 (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Hatta Rajasa akan tampil sebagai pembicara kunci Konferensi Nasional Inovasi dan "Technopreneurship" yang diselenggarakan "Recognition and Mentoring Program" (RAMP) Institut Pertanian Bogor pada 18-19 Februari 2013.
Direktur RAMP-IPB Dr Aji Hermawan di Bogor, Jawa Barat, Jumat menjelaskan, arahan dan masukan dari Menko Perekonomian diharapkan dapat memotivasi berbagai kalangan yang menggeluti bidang inovasi dan
"technopreneurship".
Ia mengatakan, dengan mengusung tema "Inovasi dan Teknopreneurship Untuk Kemandirian Bangsa", konferensi itu diharapkan dapat mendorong efesiensi penggunaan sumberdaya alam dalam kegiatan ekonomi nasional untuk mewujudkan kemandirian bangsa.
"Kemandirian bangsa bisa dicapai dengan peningkatan keunggulan kompetitif yang bertumpu pada keunggulan komparatif," katanya.
Dikemukakannya bahwa dengan terjadinya penurunan jumlah dan kualitas sumber daya alam sebagai akibat dari kegiatan ekonomi yang didominasi oleh eksploitasi sumberdaya alam, peningkatan produktifitas selayaknya diarahkan pada penggunaan sumberdaya yang efisien dan inovatif.
"Perubahan ke arah kegiatan ekonomi berbasis pengetahuan diharapkan mampu meningkatan produktivitas, nilai tambah dan peningkatan keunggulan kompetitif," katanya.
Ia menjelaskan, inovasi dan "technopreneurship" telah menjadi dua kata kunci penting dalam perubahan ke ekonomi berbasis pengetahuan.
Inovasi dan "technopreneurship", katanya, dapat memberikan memiliki manfaat atau dampak ekonomi dan sosial.
Di antaranya, inovasi dan "technopreneurship" memberi dampak ekonomi, berupa peningkatan efisiensi dan produktivitas, serta peningkatan pendapatan, penciptaan lapangan kerja baru dan menggerakkan sektor-sektor ekonomi yang lain.
Selain itu, juga memberikan dampak sosial, yakni menggerakkan perubahan perilaku sosial di masyarakat menjadi masyarakat yang memiliki keunggulan kompetitif, yaitu produktif dan bijak dalam pemanfaatan sumberdaya ekonomi lokal.
Puluhan pakar
Menurut Aji Hermawan, konferensi itu akan menghadirkan lebih dari 50 pakar, peneliti terkemuka, serta inovator unggul se-Indonesia sebagai narasumber.
Narasumber dimaksud berasal dari lingkungan IPB, Komisi Inovasi Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi KementerianPendidikan dan Kebudayaan, Asosiasi Agroindustri Indonesia (AGRIN), Masyarakat Kelapa Sawit Indonesia (MAKSI), dan BUMN, serta perusahaan swasta yang peduli pada bidang inovasi dan "tecnopreneurship".
Konferensi nasional itu, kata dia, digagas untuk mengkaji bagaimana kiat menghasilkan inovasi unggul dan strategi tepat mengajarkan serta mengembangkan "tecnopreneurship".
Acara yang diselenggarakan bersama Departemen Teknologi Industri Pertanian (TIN) Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB serta Asosiasi Agroindustri Indonesia itu akan diikuti 270 orang dari seluruh Indonesia.
Mereka berasal dari unsur dosen, peneliti, dan inovator, pelaku usaha yang peduli pada inovasi, serta pegiat inovasi di tengah masyarakat.
Andi Jauhary
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013
Direktur RAMP-IPB Dr Aji Hermawan di Bogor, Jawa Barat, Jumat menjelaskan, arahan dan masukan dari Menko Perekonomian diharapkan dapat memotivasi berbagai kalangan yang menggeluti bidang inovasi dan
"technopreneurship".
Ia mengatakan, dengan mengusung tema "Inovasi dan Teknopreneurship Untuk Kemandirian Bangsa", konferensi itu diharapkan dapat mendorong efesiensi penggunaan sumberdaya alam dalam kegiatan ekonomi nasional untuk mewujudkan kemandirian bangsa.
"Kemandirian bangsa bisa dicapai dengan peningkatan keunggulan kompetitif yang bertumpu pada keunggulan komparatif," katanya.
Dikemukakannya bahwa dengan terjadinya penurunan jumlah dan kualitas sumber daya alam sebagai akibat dari kegiatan ekonomi yang didominasi oleh eksploitasi sumberdaya alam, peningkatan produktifitas selayaknya diarahkan pada penggunaan sumberdaya yang efisien dan inovatif.
"Perubahan ke arah kegiatan ekonomi berbasis pengetahuan diharapkan mampu meningkatan produktivitas, nilai tambah dan peningkatan keunggulan kompetitif," katanya.
Ia menjelaskan, inovasi dan "technopreneurship" telah menjadi dua kata kunci penting dalam perubahan ke ekonomi berbasis pengetahuan.
Inovasi dan "technopreneurship", katanya, dapat memberikan memiliki manfaat atau dampak ekonomi dan sosial.
Di antaranya, inovasi dan "technopreneurship" memberi dampak ekonomi, berupa peningkatan efisiensi dan produktivitas, serta peningkatan pendapatan, penciptaan lapangan kerja baru dan menggerakkan sektor-sektor ekonomi yang lain.
Selain itu, juga memberikan dampak sosial, yakni menggerakkan perubahan perilaku sosial di masyarakat menjadi masyarakat yang memiliki keunggulan kompetitif, yaitu produktif dan bijak dalam pemanfaatan sumberdaya ekonomi lokal.
Puluhan pakar
Menurut Aji Hermawan, konferensi itu akan menghadirkan lebih dari 50 pakar, peneliti terkemuka, serta inovator unggul se-Indonesia sebagai narasumber.
Narasumber dimaksud berasal dari lingkungan IPB, Komisi Inovasi Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi KementerianPendidikan dan Kebudayaan, Asosiasi Agroindustri Indonesia (AGRIN), Masyarakat Kelapa Sawit Indonesia (MAKSI), dan BUMN, serta perusahaan swasta yang peduli pada bidang inovasi dan "tecnopreneurship".
Konferensi nasional itu, kata dia, digagas untuk mengkaji bagaimana kiat menghasilkan inovasi unggul dan strategi tepat mengajarkan serta mengembangkan "tecnopreneurship".
Acara yang diselenggarakan bersama Departemen Teknologi Industri Pertanian (TIN) Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB serta Asosiasi Agroindustri Indonesia itu akan diikuti 270 orang dari seluruh Indonesia.
Mereka berasal dari unsur dosen, peneliti, dan inovator, pelaku usaha yang peduli pada inovasi, serta pegiat inovasi di tengah masyarakat.
Andi Jauhary
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013