Bogor (Antaranews Megapolitan) - Teknologi kemasan semakin hari semakin berkembang dan memunculkan banyak inovasi baru. Ini sejalan dengan tuntutan konsumen yang menginginkan produk dengan umur simpan yang panjang, praktis, namun tetap memperhatikan kualitas sensorinya. Salah satu parameter penting pada beberapa produk pangan adalah suhu produk. Produk pangan seperti kopi, teh, bubur, dan sup memiliki nilai sensori yang lebih tinggi apabila dikonsumsi dalam keadaan hangat.
Tiga mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) mengembangkan inovasi teknologi kemasan aktif yang dapat menghangatkan makanan tanpa proses pemanasan secara konvensional. Teknologi ini mereka beri nama “S(He)-Can (Self Heating Can)”. Mereka adalah Sri Utami, Erza Fanan Nafidza, dan Yanuru Guratu Ayun. Sri Utami, Ketua Penggagas S(He)-Can mengatakan perangkat pemanas yang ada di pasaran memiliki sumber pemanas yang sulit untuk didaur ulang.
“Ini menjadi tantangan bagi kami untuk menemukan alternatif sumber pemanas yang ramah lingkungan dan mudah untuk didaur ulang,” katanya.
Teknologi S(He)-Can memanfaatkan reaksi eksotermis dari bahan kimia aktif sehingga dapat menghangatkan makanan dalam kemasan tanpa proses pemanasan konvensional menggunakan kompor, oven, maupun microwave.
“Konsumen dapat menikmati produk pangan panas dimanapun dengan waktu yang singkat dan proses yang mudah,” tambahnya.
Sri dan kawan-kawan menggunakan sumber panas berupa zeolit teraktivasi. Zeolit dapat melepaskan panas secara cepat ketika bereaksi dengan air sehingga dapat mempercepat proses pemanasan makanan. Zeolit juga bersifat lebih ramah lingkungan dan dapat mengalami dehidrasi sehingga dapat digunakan kembali sebagai sumber pemanas.
Di bawah bimbingan Dr. Nugraha Edhi Suyatma, STP, DEA, staf pengajar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian IPB, S(He)-Can menjadi salah satu Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Karsa Cipta Tahun 2018. Prototipe kemasan ini dapat digunakan oleh siapa saja, terutama untuk orang-orang yang memiliki mobilitas tinggi dan tidak memiliki waktu yang cukup untuk menghangatkan makanan secara konvensional. Menurut Sri, S(He)-Can juga bisa digunakan oleh para pendaki gunung, ransum tentara, bahkan untuk bantuan korban bencana alam karena dapat digunakan dimanapun ketika proses pemanasan konvensional tidak dapat dilakukan.
Sri dan kawan-kawan berharap S(He)-Can mampu memberikan referensi dan gambaran inovasi teknologi kemasan yang semakin canggih. "Kami juga berharap S(He)-Can bisa mendapatkan hak paten sederhana,” tutupnya. (NIRS/ris)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
Tiga mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) mengembangkan inovasi teknologi kemasan aktif yang dapat menghangatkan makanan tanpa proses pemanasan secara konvensional. Teknologi ini mereka beri nama “S(He)-Can (Self Heating Can)”. Mereka adalah Sri Utami, Erza Fanan Nafidza, dan Yanuru Guratu Ayun. Sri Utami, Ketua Penggagas S(He)-Can mengatakan perangkat pemanas yang ada di pasaran memiliki sumber pemanas yang sulit untuk didaur ulang.
“Ini menjadi tantangan bagi kami untuk menemukan alternatif sumber pemanas yang ramah lingkungan dan mudah untuk didaur ulang,” katanya.
Teknologi S(He)-Can memanfaatkan reaksi eksotermis dari bahan kimia aktif sehingga dapat menghangatkan makanan dalam kemasan tanpa proses pemanasan konvensional menggunakan kompor, oven, maupun microwave.
“Konsumen dapat menikmati produk pangan panas dimanapun dengan waktu yang singkat dan proses yang mudah,” tambahnya.
Sri dan kawan-kawan menggunakan sumber panas berupa zeolit teraktivasi. Zeolit dapat melepaskan panas secara cepat ketika bereaksi dengan air sehingga dapat mempercepat proses pemanasan makanan. Zeolit juga bersifat lebih ramah lingkungan dan dapat mengalami dehidrasi sehingga dapat digunakan kembali sebagai sumber pemanas.
Di bawah bimbingan Dr. Nugraha Edhi Suyatma, STP, DEA, staf pengajar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian IPB, S(He)-Can menjadi salah satu Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Karsa Cipta Tahun 2018. Prototipe kemasan ini dapat digunakan oleh siapa saja, terutama untuk orang-orang yang memiliki mobilitas tinggi dan tidak memiliki waktu yang cukup untuk menghangatkan makanan secara konvensional. Menurut Sri, S(He)-Can juga bisa digunakan oleh para pendaki gunung, ransum tentara, bahkan untuk bantuan korban bencana alam karena dapat digunakan dimanapun ketika proses pemanasan konvensional tidak dapat dilakukan.
Sri dan kawan-kawan berharap S(He)-Can mampu memberikan referensi dan gambaran inovasi teknologi kemasan yang semakin canggih. "Kami juga berharap S(He)-Can bisa mendapatkan hak paten sederhana,” tutupnya. (NIRS/ris)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018