Bogor (Antaranews Megapolitan) - Keluarga sejahtera yang utuh tentunya menjadi dambaan setiap keluarga. Namun, apa daya jika perceraian terjadi pada suatu rumah tangga karena disebabkan faktor yang beragam. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2010 di Indonesia terdapat 5,8 persen penduduk berstatus janda dari keseluruhan penduduk Indonesia dan 1,4 persen penduduk berstatus duda.
Berdasarkan hal tersebut, jumlah penduduk berstatus janda di Indonesia lebih banyak dibandingkan duda. Di Indonesia terdapat salah satu daerah dengan jumlah janda yang cukup tinggi, daerah ini dinamakan Kampung Janda. Kampung ini tepatnya berada di Desa Ciburayut, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Tingginya jumlah warga yang berstatus janda di kampung ini disebabkan tingkat pernikahan dini dan perceraian tinggi, tingkat pendidikan rendah, meninggal karena sakit dan menjadi korban longsor karena sebagian besar kepala rumah tangga di kampung ini bekerja sebagai penggali pasir ilegal.
“Kampung ini termasuk dalam kawasan RW 7 yang terdiri dari lima Rukun Tetangga (RT), dan terdapat kurang lebih 30 warga yang berstatus janda. Di sini tingkat pendidikannya sangat rendah, rata-rata hanya tamat Sekolah Dasar (SD). Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Sekolah Menengah Atas (SMA) lokasinya sangat jauh dari kampung ini, sehingga warga enggan untuk melanjutkan sekolah SMP maupun SMA. Dan setelah tamat SD, banyak anak-anak perempuan yang dinikahkan pada usia yang cukup muda oleh orang tuanya,” ujar pak Endang, Ketua Rukun Warga (RW) di Kampung Janda.
Berdasarkan hal inilah sekelompok mahasiswa dari Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor (IPB) tergerak untuk memberikan program keluarga sejahtera kepada ibu-ibu yang berstatus janda yang memiliki beban ganda di kampung tersebut. Program ini diberi nama Ngoject atau Single Mom’s project. Sekelompok mahasiswi ini adalah Wulan Sari Putri Hidayat, Nabilah, Raihan ‘Ainun Hasanah, dan Marsha Listiyani dan didampingi oleh dosen pendamping Dr. Ir. Istiqlaliyah Muflikhati, M.Si. Program ini termasuk ke dalam salah satu Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-M) 2018.
“Keluarga sejahtera pastinya menjadi dambaan bagi setiap keluarga. Namun, bagaimana jika menjadi orang tua tunggal. Pastinya juga hal ini akan menambah kewajiban seorang ibu yang awalnya hanya mengurus kebutuhan rumah dan mendidik anak kemudian menjadi orang tua yang harus mencari nafkah juga. Hal ini tentunya harus menjadi perhatian kita juga sebagai masyarakat agar tercipta keluarga yang sejahtera dan bahagia,” ujar Wulan.
Sebenarnya pemerintah telah mensosialisasikan tentang delapan fungsi keluarga. Fungsi keagamaan, sosial budaya, cinta kasih, melindungi, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi, dan pembinaan lingkungan. Namun, sosialisasi ini tampaknya belum menyentuh semua daerah, terutama di daerah yang agak terpencil.
“Untuk itu kami merasa perlu untuk mengembangkan program kami karena beban ganda yang dialami oleh orang tua tunggal ini nantinya akan mempengaruhi pola pengasuhan, sehingga akan menjadi masalah krusial, karena juga akan mempengaruhi pembangunan nasional, mengingat sosok seorang ibu adalah sosok yang sangat penting sebagai pendidik pertama di keluarga,” ujar Wulan.
Dalam program ini telah tergabung sebanyak 13 orang single mom, dan program ini kami laksanakan sebanyak dua kali dalam seminggu. Program ini berisi tentang pembekalan terkait delapan fungsi keluarga, pemaparan video dan games yang mengilustrasikan delapan fungsi keluarga tersebut. Selanjutnya akan dipilih duta berdasarkan tes yang diberikan dan keaktifan ibu-ibu tersebut.
Duta ini yang nantinya akan membantu keberlanjutan dari program ini. Dari delapan fungsi keluarga, fungsi ekonomi akan lebih dikembangkan pada program ini guna memberdayakan ibu-ibu tersebut untuk meningkatkan pendapatan rumah tangganya. Selain itu, dalam program ini juga akan dibentuk Dasa Wisma yang akan membantu keberlanjutan program ini.
Peserta Ngoject ini nantinya juga akan dibagi menjadi beberapa kelompok per Rukun Tetangga (RT), dan mereka akan menjadi ketua kelompok Dasa Wisma tersebut dan bertanggung jawab dalam pembekalan delapan fungsi keluarga maupun aktivitas lainnya, dan nantinya juga akan dibekali buku saku tentang delapan fungsi keluarga.
“Program ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya delapan fungsi keluarga. Tumbuhnya kesadaran dalam menerapkan delapan fungsi ini dalam keluarga pada kehidupan sehari-hari. Terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan dalam single parent family atau keluarga dengan orang tua tunggal sangat kami harapkan, dan yang paling penting adalah diharapkan single mom yang tergabung di program Ngoject ini dapat menjadi pionir atau percontohan bagi single mom lainnya yang ada di Indonesia,” ujar Wulan.
Pak Endang selaku Ketua RW di kampung Janda juga mengatakan bahwa program ini sangat bagus dan sangat diharapkan di kampung ini untuk meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan warga khususnya yang menjadi orang tua tunggal di kampung ini. Menurutnya program seperti ini belum pernah ada sebelumnya. (WWM/ris)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
Berdasarkan hal tersebut, jumlah penduduk berstatus janda di Indonesia lebih banyak dibandingkan duda. Di Indonesia terdapat salah satu daerah dengan jumlah janda yang cukup tinggi, daerah ini dinamakan Kampung Janda. Kampung ini tepatnya berada di Desa Ciburayut, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Tingginya jumlah warga yang berstatus janda di kampung ini disebabkan tingkat pernikahan dini dan perceraian tinggi, tingkat pendidikan rendah, meninggal karena sakit dan menjadi korban longsor karena sebagian besar kepala rumah tangga di kampung ini bekerja sebagai penggali pasir ilegal.
“Kampung ini termasuk dalam kawasan RW 7 yang terdiri dari lima Rukun Tetangga (RT), dan terdapat kurang lebih 30 warga yang berstatus janda. Di sini tingkat pendidikannya sangat rendah, rata-rata hanya tamat Sekolah Dasar (SD). Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Sekolah Menengah Atas (SMA) lokasinya sangat jauh dari kampung ini, sehingga warga enggan untuk melanjutkan sekolah SMP maupun SMA. Dan setelah tamat SD, banyak anak-anak perempuan yang dinikahkan pada usia yang cukup muda oleh orang tuanya,” ujar pak Endang, Ketua Rukun Warga (RW) di Kampung Janda.
Berdasarkan hal inilah sekelompok mahasiswa dari Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor (IPB) tergerak untuk memberikan program keluarga sejahtera kepada ibu-ibu yang berstatus janda yang memiliki beban ganda di kampung tersebut. Program ini diberi nama Ngoject atau Single Mom’s project. Sekelompok mahasiswi ini adalah Wulan Sari Putri Hidayat, Nabilah, Raihan ‘Ainun Hasanah, dan Marsha Listiyani dan didampingi oleh dosen pendamping Dr. Ir. Istiqlaliyah Muflikhati, M.Si. Program ini termasuk ke dalam salah satu Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-M) 2018.
“Keluarga sejahtera pastinya menjadi dambaan bagi setiap keluarga. Namun, bagaimana jika menjadi orang tua tunggal. Pastinya juga hal ini akan menambah kewajiban seorang ibu yang awalnya hanya mengurus kebutuhan rumah dan mendidik anak kemudian menjadi orang tua yang harus mencari nafkah juga. Hal ini tentunya harus menjadi perhatian kita juga sebagai masyarakat agar tercipta keluarga yang sejahtera dan bahagia,” ujar Wulan.
Sebenarnya pemerintah telah mensosialisasikan tentang delapan fungsi keluarga. Fungsi keagamaan, sosial budaya, cinta kasih, melindungi, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi, dan pembinaan lingkungan. Namun, sosialisasi ini tampaknya belum menyentuh semua daerah, terutama di daerah yang agak terpencil.
“Untuk itu kami merasa perlu untuk mengembangkan program kami karena beban ganda yang dialami oleh orang tua tunggal ini nantinya akan mempengaruhi pola pengasuhan, sehingga akan menjadi masalah krusial, karena juga akan mempengaruhi pembangunan nasional, mengingat sosok seorang ibu adalah sosok yang sangat penting sebagai pendidik pertama di keluarga,” ujar Wulan.
Dalam program ini telah tergabung sebanyak 13 orang single mom, dan program ini kami laksanakan sebanyak dua kali dalam seminggu. Program ini berisi tentang pembekalan terkait delapan fungsi keluarga, pemaparan video dan games yang mengilustrasikan delapan fungsi keluarga tersebut. Selanjutnya akan dipilih duta berdasarkan tes yang diberikan dan keaktifan ibu-ibu tersebut.
Duta ini yang nantinya akan membantu keberlanjutan dari program ini. Dari delapan fungsi keluarga, fungsi ekonomi akan lebih dikembangkan pada program ini guna memberdayakan ibu-ibu tersebut untuk meningkatkan pendapatan rumah tangganya. Selain itu, dalam program ini juga akan dibentuk Dasa Wisma yang akan membantu keberlanjutan program ini.
Peserta Ngoject ini nantinya juga akan dibagi menjadi beberapa kelompok per Rukun Tetangga (RT), dan mereka akan menjadi ketua kelompok Dasa Wisma tersebut dan bertanggung jawab dalam pembekalan delapan fungsi keluarga maupun aktivitas lainnya, dan nantinya juga akan dibekali buku saku tentang delapan fungsi keluarga.
“Program ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya delapan fungsi keluarga. Tumbuhnya kesadaran dalam menerapkan delapan fungsi ini dalam keluarga pada kehidupan sehari-hari. Terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan dalam single parent family atau keluarga dengan orang tua tunggal sangat kami harapkan, dan yang paling penting adalah diharapkan single mom yang tergabung di program Ngoject ini dapat menjadi pionir atau percontohan bagi single mom lainnya yang ada di Indonesia,” ujar Wulan.
Pak Endang selaku Ketua RW di kampung Janda juga mengatakan bahwa program ini sangat bagus dan sangat diharapkan di kampung ini untuk meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan warga khususnya yang menjadi orang tua tunggal di kampung ini. Menurutnya program seperti ini belum pernah ada sebelumnya. (WWM/ris)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018