Bogor (Antaranews Megapolitan) - Terletak di wilayah tropis dengan banyak penduduk dan wilayah yang luas, membuat Indonesia rentan penyakit menular yang mudah datang dari banyak arah dan menyebar lebih cepat. Dengan risiko tersebut, selain pemerintah, masyarakat juga perlu terlibat dalam mencegah dan memberantas penyakit menular agar Ketahanan Kesehatan Nasional lebih mudah tercapai. Untuk itu, tiga mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) yaitu Ani Safitri, Pradia Charismaharani dan Abdullah Ghifari membuat sebuah aplikasi berbasis web yang disebut dengan ID-Map (Infectious Disease Mapping).

“ID-Map adalah aplikasi berbasis web yang memungkinkan pemetaan dan tren penyakit menular dapat diinformasikan secara real time karena melibatkan peran masyarakat. Informasi tersebut diperoleh dari diagnosa awal penyakit setelah masyarakat menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai gejala penyakit,” ungkapnya.

Ani menjelaskan bahwa dari berbagai pertanyaan tersebut akan menghasilkan diagnosa awal penyakit. Dari Informasi diagnosa awal tersebut akan diketahui berapa banyak kasusdalam satu wilayah X. Banyaknya penderita penyakit dari diagnosa awal tersebut dijadikan sebagai dasar pewarnaan peta. Pewarnaan tersebut memudahkan puskesmas dan masyarakat menentukan wilayah yang penderita penyakitnya paling banyak sehingga dapat dijadikan sebagai peringatan dini.

“Pewarnaan pada peta penyakit juga dapat dijadikan sebagai tingkat darurat penyakit di setiap wilayah. Terdapat warna tertentu yang mengindikasikan wilayah X berpotensi mengalami kejadian luar biasa penyakit. Dengan demikian warna-warna tersebut dapat digunakan oleh pemerintah (puskesmas) sebagai decision support penerapan kebijakan kesehatan di setiap wilayah,” tuturnya.

ID-Map menggunakan expert system (sistem pakar) sebagai dasar pertanyaan gejala penyakit agar diagnosa awal yang dihasilkan tepat berdasarkan literatur kesehatan. Expert system adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer. Dengan sistem ini komputer dapat menyelesaikan masalah seperti layaknya para pakar. Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru kerja para ahli, sehingga orang yang bukan ahli dapat mengambil alih peran tersebut.

Masyarakat yang sedang sakit dan ingin mengetahui diagnosa awal penyakit dapat mengkases ID-Map dengan membuat akun pasien. Masyarakat sehat yang ingin mengetahui diagnosa awal penyakit juga dapat menggunakan fitur uji coba di akun pasien.

“Melalui ID-Map masyarakat secara tidak langsung mengetahui gejala, cara pencegahan dan penanganan, dan perkembangan penyakit menular sedini mungkin melalui tampilan dan fitur yang disajikan ID-Map. Masyarakat pun menjadi mandiri dan cerdas di bidang kesehatan” tuturnya.

Dengan ide ini Ani beserta timnya di bawah bimbingan Dr. Bagus Sartono S.Si, M.Si berhasil lolos dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karya Cipta (PKM-KC) yang diselenggarakan oleh Kemenristekdikti dengan judul ID-Map (Infectious Disease Mapping) sebagai Decision Support bagi Puskesmas dan Emergency Warning bagi Masyarakat. Mereka berharap aplikasi website ini dapat bermanfaat dalam mendukung ketahanan kesehatan nasional dan menjadi rekomendasi bagi pemerintah.(IR/Zul)

Pewarta: Oleh: Humas IPB/Ani Safitri dan Tim

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018