Bogor, 4/2 (Antara) - Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, meminta seluruh jajaran kecamatan, kepolisian dan juga imigrasi untuk memperketat pengawasan terhadap warga negara asing di kawasan Puncak, menyusul ditemukannya tanaman mirip ghat atau "chatinone" di wilayah tersebut.

"Pengawasan warga negara asing harus diperketat lagi, karena informasinya tanaman tersebut dibawa oleh warga dari Timur Tengah," kata Bupati Bogor melalui Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Pemerintah Kabupaten Bogor Erwin Suryana, Senin.

Erwin mengatakan, informasi keberadaan tanaman mirip "chatinone" di puncak telah sampai ke Bupati Bogor.

Berdasarkan informasi di lapangan tanaman tersebut tersebar di sejumlah desa di kawasan itu.

Menurut warga sekitar tanaman tersebut pertama kali masuk ke puncak dibawa oleh turis dari Yaman pada tahun 2005.

Tanaman tersebut dikonsumsi oleh para turis Timur Tengah sebagai lalapan usai makan daging kambing untuk menurunkan lemak dan kolesterol serta obat diabetes.

Warga sekitar juga menanamnya karena banyak yang memesan dengan harga sekitar Rp100 ribu.

"Kami sudah mengistruksikan para camat untuk mengawasi para turis asing yang berada di kawasan puncak," kata Erwin.

Erwin mengatakan, aparat kepolisian dan imigrasi juga harus bertindak mengawasi para turis. Mengingat jika benar tanaman tersebut jenis yang dilarang maka dikhawatirkan keberadaan turis asing mengonsumsi tanaman tersebut membawa pengaruh negatif.

Foto: Antara/Andika Wahyu

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013