Bogor (Antaranews Megapolitan) - Tumbuhan putri malu (Mimosa pudica) termasuk tumbuhan yang mudah dijumpai di sekitar kita, namun masih dianggap sebagai tumbuhan liar atau gulma.Pemanfaatan tumbuhan putri malu di Indonesia baru sebatas untuk pengobatan tradisional.
Secara ilmiah, aktivitas farmakologi dari putri malu sudah banyak diteliti dan telah dibuktikan adanya aktivitas antitoksik, antihepatotoksik, antioksidan dan antiinflamasi. Putri malu mengandung 9% senyawa aktif dengan konsentrasi terbesar terdapat pada bagian daun.
Tiga mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) mencoba untuk memanfaatkan tumbuhan pu tri malu menjadi kemasan aktif untuk pangan. Mereka adalah Winda Komala, Marhamatul Azizah, dan Prisilia May Agustin.
“Putri malu mengandung aktivitas antimikroba yang dapat dikembangkan menjadi komponen aktif pada suatu kemasan. Sifatnya yang alami dan tidak menimbulkan bahaya toksik apabila dikonsumsi dalam jumlah wajar menjadi pertimbangan kami memilih tumbuhan ini,” ujar Winda, Ketua Penggagas kemasan aktif daun putri malu.
Kemasan aktif (active packaging) merupakan k emasan yang memanfaatkan interaksi dinamis antara komponen yang ditambahkan dengan kondisi dalam kemasanyang menghasilkan peningkatan umur simpan suatu produk. Kemasan aktif dengan antimikroba mempunyai kelebihan yaitu dapat lebih melindungi produk karena dapat membunuh mikroba secara langsung pada saat mikroba kontak dengan bahan kemasan.
Winda dan kawan-kawan membuat kemasan aktif dengan memodifikasi pektin dan ekstrak daun putri malu. “Kemasan aktif kami berupa film semipermiabel. Dalam bentuk ini kandungan senyawa antimikroba dari ekstrak putri malu dapat bekerja lebih efektif,” tambah Winda.
Dengan bimbingan dari Dr. Ir. Nugraha Edhi Suyatma, M.Sc, Staf Pengajar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian IPB, ketigamahasiswa tersebut berhasil mengaplikasikan kemas an aktif putri malu pada produk pangan segar seperti daging sapi dan ikan.
Temuan Winda dan kawan-kawan ini termasuk salah satu Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penelitian Eksakta (PKM PE) Tahun 2018. Judul risetnya adalah“Pemanfaatan Daun Putri Malu sebagai Bahan Aktif pada Pembuatan Kemasan Antimikroba Berbasis Pektin”.
Winda dan kawan-kawan berharap temuan mereka ini bisa mengembangkan wawasan masyarakat tentang kemasan aktif antimikroba dari tumbuhan yang ada di sekitar, serta dapat menjadi ranah baru dalam dunia kemasan pangan bagi masyarakat.
“Kami juga berharap adanya pematenan metode pembuatan kemasan aktif berbasis pektin dari daun putri malu. Serta adanya komersialis asi metode pembuatan kemasan aktif antimikroba dari putri malu skala industri”, tutupnya. (NIRS/Zul)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
Secara ilmiah, aktivitas farmakologi dari putri malu sudah banyak diteliti dan telah dibuktikan adanya aktivitas antitoksik, antihepatotoksik, antioksidan dan antiinflamasi. Putri malu mengandung 9% senyawa aktif dengan konsentrasi terbesar terdapat pada bagian daun.
Tiga mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) mencoba untuk memanfaatkan tumbuhan pu tri malu menjadi kemasan aktif untuk pangan. Mereka adalah Winda Komala, Marhamatul Azizah, dan Prisilia May Agustin.
“Putri malu mengandung aktivitas antimikroba yang dapat dikembangkan menjadi komponen aktif pada suatu kemasan. Sifatnya yang alami dan tidak menimbulkan bahaya toksik apabila dikonsumsi dalam jumlah wajar menjadi pertimbangan kami memilih tumbuhan ini,” ujar Winda, Ketua Penggagas kemasan aktif daun putri malu.
Kemasan aktif (active packaging) merupakan k emasan yang memanfaatkan interaksi dinamis antara komponen yang ditambahkan dengan kondisi dalam kemasanyang menghasilkan peningkatan umur simpan suatu produk. Kemasan aktif dengan antimikroba mempunyai kelebihan yaitu dapat lebih melindungi produk karena dapat membunuh mikroba secara langsung pada saat mikroba kontak dengan bahan kemasan.
Winda dan kawan-kawan membuat kemasan aktif dengan memodifikasi pektin dan ekstrak daun putri malu. “Kemasan aktif kami berupa film semipermiabel. Dalam bentuk ini kandungan senyawa antimikroba dari ekstrak putri malu dapat bekerja lebih efektif,” tambah Winda.
Dengan bimbingan dari Dr. Ir. Nugraha Edhi Suyatma, M.Sc, Staf Pengajar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian IPB, ketigamahasiswa tersebut berhasil mengaplikasikan kemas an aktif putri malu pada produk pangan segar seperti daging sapi dan ikan.
Temuan Winda dan kawan-kawan ini termasuk salah satu Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penelitian Eksakta (PKM PE) Tahun 2018. Judul risetnya adalah“Pemanfaatan Daun Putri Malu sebagai Bahan Aktif pada Pembuatan Kemasan Antimikroba Berbasis Pektin”.
Winda dan kawan-kawan berharap temuan mereka ini bisa mengembangkan wawasan masyarakat tentang kemasan aktif antimikroba dari tumbuhan yang ada di sekitar, serta dapat menjadi ranah baru dalam dunia kemasan pangan bagi masyarakat.
“Kami juga berharap adanya pematenan metode pembuatan kemasan aktif berbasis pektin dari daun putri malu. Serta adanya komersialis asi metode pembuatan kemasan aktif antimikroba dari putri malu skala industri”, tutupnya. (NIRS/Zul)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018