Bogor (Antaranews Megapolitan) - Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Institut Pertanian Bogor (IPB) angkatan 52 melakukan gerakan penanaman 1000 mangrove di Taman Nasional Kepulauan Seribu, Jakarta (12/5). Di Pulau Pramuka, mereka menanam 1000 bibit mangrove dengan metode rumpun berjarak.
Ini merupakan metode paling tepat untuk pulau kecil yang rentan terhadap hantaman gelombang. Penanaman melibatkan mahasiswa MSP angkatan 52, petugas Taman Nasional Kepulauan Seribu, dosen, dan asisten mata kuliah. Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan pesisir dan pulau-pulau kecil, serta upaya menggiatkan jiwa konservasi mahasiswa MSP.
Tujuan utama dari kegiatan ini untuk mengaplikasi ilmu dan menanamkan kepedulian mahasiswa terhadap lingkungan pesisir. Penanaman ini merupakan pembelajaran bagi mahasiswa untuk menggerakkan upaya konservasi pada ekosistem pesisir.
“Kondisi mangrove di Indonesia kini kian mengalami degradasi karena besarnya ancaman yang ada terhadap ekosistem tersebut,“ ujar Dr. Fredinan Yulianda, selaku dosen penanggung jawab kegiatan.
Gerakan penanaman 1000 mangrove ini merupakan salah satu rangkaian dari fieldtrip terpadu MSP angkatan 52. Fieldtrip Ini dilakukan guna mengaplikasikan teori yang sudah dipelajari mahasiswa angkatan 52 MSP IPB selama di kampus. Fieldtrip terpadu tersebut mencangkup mata kuliah yang telah diajarkan hingga semester enam. Seperti Konservasi Sumberdaya Hayati Perairan, Pengkajian Stok Ikan, Metode Kuantitatif, dan Produktivitas Perairan.
Pada fieldtrip ini, mahasiswa melakukan pengamatan ekosistem pesisir di Pulau Pramuka, pengkajian terhadap stok ikan di sekitar Pulau Pramuka, dan analisis produktivitas perairan Pulau Pramuka, juga melakukan penanaman bibit mangrove.
“Fieldtrip terpadu ini diharapkan dapat mengasah kemampuan dan memberikan pengalaman mahasiswa untuk melakukan pengamatan pada ekosistem pesisir untuk kepentingan pengelolaan. Kelak ini akan menjadi salah satu kemampuan yang dimiliki sarjana dari Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan yang akan bertanggung jawab terkait kelestarian sumber daya perairan Indonesia,” ujarnya.(**/Zul)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
Ini merupakan metode paling tepat untuk pulau kecil yang rentan terhadap hantaman gelombang. Penanaman melibatkan mahasiswa MSP angkatan 52, petugas Taman Nasional Kepulauan Seribu, dosen, dan asisten mata kuliah. Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan pesisir dan pulau-pulau kecil, serta upaya menggiatkan jiwa konservasi mahasiswa MSP.
Tujuan utama dari kegiatan ini untuk mengaplikasi ilmu dan menanamkan kepedulian mahasiswa terhadap lingkungan pesisir. Penanaman ini merupakan pembelajaran bagi mahasiswa untuk menggerakkan upaya konservasi pada ekosistem pesisir.
“Kondisi mangrove di Indonesia kini kian mengalami degradasi karena besarnya ancaman yang ada terhadap ekosistem tersebut,“ ujar Dr. Fredinan Yulianda, selaku dosen penanggung jawab kegiatan.
Gerakan penanaman 1000 mangrove ini merupakan salah satu rangkaian dari fieldtrip terpadu MSP angkatan 52. Fieldtrip Ini dilakukan guna mengaplikasikan teori yang sudah dipelajari mahasiswa angkatan 52 MSP IPB selama di kampus. Fieldtrip terpadu tersebut mencangkup mata kuliah yang telah diajarkan hingga semester enam. Seperti Konservasi Sumberdaya Hayati Perairan, Pengkajian Stok Ikan, Metode Kuantitatif, dan Produktivitas Perairan.
Pada fieldtrip ini, mahasiswa melakukan pengamatan ekosistem pesisir di Pulau Pramuka, pengkajian terhadap stok ikan di sekitar Pulau Pramuka, dan analisis produktivitas perairan Pulau Pramuka, juga melakukan penanaman bibit mangrove.
“Fieldtrip terpadu ini diharapkan dapat mengasah kemampuan dan memberikan pengalaman mahasiswa untuk melakukan pengamatan pada ekosistem pesisir untuk kepentingan pengelolaan. Kelak ini akan menjadi salah satu kemampuan yang dimiliki sarjana dari Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan yang akan bertanggung jawab terkait kelestarian sumber daya perairan Indonesia,” ujarnya.(**/Zul)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018