Depok (Antaranews Megapolitan) - Koordinator Forum Komunitas Hijau (FKH) Kota Depok Heri Gonku berharap keberadaan Kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) jangan menghilangkan hak masyarakat sehingga bisa tetap diakses oleh masyarakat.

"Indahnya kampus UIII juga bisa menjadi ruang rekreatif bagi masyarakat Depok yang bisa diakses seluas-luasnya," kata Heri ketika ditemui pada acara Peletakkan Batu Pertama Pembangunan Kampus UIII di Depok, Selasa.

Untuk itu kata dia perlu diatur mekanismenya seperti apa sehingga tidak menganggu proses belajar mengajar. "Mungkin bisa juga dipagari saja 50 hektar diserahkan untuk jadi ruang terbuka publik bagi masyarakat Depok," katanya.

Menurut dia ruang terbuka ini bentuknya kebun raya atau apa yang pengelolaannya oleh Depok, walaupun secara disain makro menjadi bagian kampus hijuanya UII. Karena kalau berbicara Islam Nusantara ini tentunya sadar kebersamaan.

Heri mengatakan sejak Wali Kota Nur Mahmudi Ismail sudah diminta untuk menjadi semacam kebun raya atau kebun koleksi tanaman untuk menjadi paru-paru Depok. Heri mendukung pembangunan kampus UIII yang hanya 20 hektar dari luas tanah sekitar 143 hektare ini.

"Tapi jangan kampus UIII dipager dan eksklusif hanya untuk kegiatan kampus semata," tegasnya.

Pembangunan Kampus UIII dimulai dengan adanya peletakan batu pertama rencana pembangunan Kampus UIII di Kawasan Pemancar LPP RRI Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat, Selasa.

Presiden Joko Widodo berharap Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) akan menjadi pusat kajian, pusat penelitian peradaban Islam di Indonesia.

"Karena kita kenal sekarang ini di dunia sebagai negara besar, negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, sudah sewajarnya, sudah sepantasnya, sepatutnya Indonesia menjadi rujukan bagi kemajuan peradaban Islam di dunia," kata.

Menurut Kepala Negara, Kampus UIII diharapkan sebagai tempat munculnya ide-ide guna mempercepat hadirnya kesejahteraan umat, mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

"Dan ide-ide yang mewujudkan Indonesia sebagai negara yang `baldatun thayyibatun wa rabbun ghafor`," harapnya.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018