Meulaboh, Aceh (Antaranes Megapolitan) - Enaknya kelapa muda bakar menjadi salah satu menu favorit untuk berbuka puasa. Ini dia beritanya.
Kelapa muda bakar menjadi salah satu menu favorit untuk berbuka puasa pada Ramadhan ini di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh.
Syahbanda, (42) salah seorang pedagang kelapa bakar di Meulaboh, Jumat, mengatakan selama puasa Ramadhan 1439 Hijriah/2018 Masehi, permintaan terhadap kelapa muda bakar termasuk lumayan banyak dibanding puasa tahun lalu.
"Tahun lalu, tidak begitu banyak, puasa ini lumayanlah. Mungkin karena kondisi hujan, sehingga cita rasa kelapa muda bakar ini menjadi pilihan masyarakat untuk berbuka," ujarnya di lokasi penjualan, di Desa Langung, Kecamatan Meureubo.
Produsen kelapa muda bakar ini berasal dari seputaran Kecamatan Meurebo. Selain rasanya yang berbeda dari kelapa muda alami, kelapa bakar ini disebut-sebut memiliki banyak khasiat dari aroma rasa air kelapa muda untuk kesehatan tubuh.
Pada puasa tahun ini harga yang ditawarkan masih seperti harga tahun lalu, yakni Rp6.000/ buah, atau ada dalam ukuran batok kecil seharga Rp7.000/ikat (dua buah), warna batok kelapa ini sudah berubah kuning bercampur ungu muda.
Proses pengolahan kelapa bakar menggunakan bahan baku kelapa muda, kemudian kelapa ditimbun dengan pasir dan dibakar dalam tumpukan dengan kayu di pinggir pantai menjelang pagi, setelah kulit kelapa hangus, kemudian dikupas satu per satu di laut.
"Cara pembuatannya memang seperti itu, di pingir pantai. Dikupasnya di air laut untuk memudahkan pengupasan kulit yang sudah hangus. Dengan air laut juga bisa memengaruhi rasa kelapa bakar lebih nikmat," katanya lagi.
Kelapa muda bakar khas di bulan puasa itu dapat diperoleh di sepanjang jalan nasional Meulaboh-Nagan Raya, tepatnya di wilayah Kecamatan Meureubo, karena produsen kelapa muda bakar selama ini memang dikenal berasal dari kawasan setempat.
Meskipun proses pembuatannya sedikit susah dan memakan banyak waktu, namun masyarakat setempat mempertahankan pembuatan kelapa muda bakar itu tetap tersedia saat bulan puasa Ramadhan.
Editor Berita: Budisantoso Budiman.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
Kelapa muda bakar menjadi salah satu menu favorit untuk berbuka puasa pada Ramadhan ini di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh.
Syahbanda, (42) salah seorang pedagang kelapa bakar di Meulaboh, Jumat, mengatakan selama puasa Ramadhan 1439 Hijriah/2018 Masehi, permintaan terhadap kelapa muda bakar termasuk lumayan banyak dibanding puasa tahun lalu.
"Tahun lalu, tidak begitu banyak, puasa ini lumayanlah. Mungkin karena kondisi hujan, sehingga cita rasa kelapa muda bakar ini menjadi pilihan masyarakat untuk berbuka," ujarnya di lokasi penjualan, di Desa Langung, Kecamatan Meureubo.
Produsen kelapa muda bakar ini berasal dari seputaran Kecamatan Meurebo. Selain rasanya yang berbeda dari kelapa muda alami, kelapa bakar ini disebut-sebut memiliki banyak khasiat dari aroma rasa air kelapa muda untuk kesehatan tubuh.
Pada puasa tahun ini harga yang ditawarkan masih seperti harga tahun lalu, yakni Rp6.000/ buah, atau ada dalam ukuran batok kecil seharga Rp7.000/ikat (dua buah), warna batok kelapa ini sudah berubah kuning bercampur ungu muda.
Proses pengolahan kelapa bakar menggunakan bahan baku kelapa muda, kemudian kelapa ditimbun dengan pasir dan dibakar dalam tumpukan dengan kayu di pinggir pantai menjelang pagi, setelah kulit kelapa hangus, kemudian dikupas satu per satu di laut.
"Cara pembuatannya memang seperti itu, di pingir pantai. Dikupasnya di air laut untuk memudahkan pengupasan kulit yang sudah hangus. Dengan air laut juga bisa memengaruhi rasa kelapa bakar lebih nikmat," katanya lagi.
Kelapa muda bakar khas di bulan puasa itu dapat diperoleh di sepanjang jalan nasional Meulaboh-Nagan Raya, tepatnya di wilayah Kecamatan Meureubo, karena produsen kelapa muda bakar selama ini memang dikenal berasal dari kawasan setempat.
Meskipun proses pembuatannya sedikit susah dan memakan banyak waktu, namun masyarakat setempat mempertahankan pembuatan kelapa muda bakar itu tetap tersedia saat bulan puasa Ramadhan.
Editor Berita: Budisantoso Budiman.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018