Bogor (Antaranews Megapolitan) - Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil dan Lingkungan (Himatesil) Institut Pertanian Bogor (IPB) gelar diskusi Ngobrol Penuh Inspirasi (Ngopi) terkait persiapan magang dan praktik lapang. Acara tersebut digelar di Ruang Timbang, Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan (TSL) Kampus IPB Dramaga, Bogor (7/4).

Ngopi yang pertama kali digelar di Himatesil ini bertujuan untuk menjaga tali silaturahim antar alumni dan mahasiswa, serta memberikan wawasan dan motivasi terkait persiapan magang, praktik kerja lapangan serta persiapan dalam menhadapi dunia pekerjaan. Panitia berharap agar kegiatan ini bisa diselenggarakan setiap tahun.

Ngopi kali ini dihadiri Gugi Yogaswara (alumni TSL) selaku pembicara dan mahasiswa TSL beragam angkatan, kurang lebih 50 mahasiswa.

Gugi mengatakan bahwa ada banyak konsekuensi yang harus diterima dalam proses magang dan praktik lapang. Diantaranya harus berfikir dewasa dalam mengambil keputusan, keputusan untuk memberanikan diri dalam berinteraksi dan keputusan dalam mengambil risiko pada saat magang ataupun praktik lapang.

“Magang itu merupakan proses pembelajaran terbuka, bebas dan kita harus jemput. Karena ada orang yang ikut magang tidak dapat apa-apa dari hasil magangnya dan hanya menyetorkan laporannya saja, Mestinya dalam proses magang, kita harus berusaha mendapat banyak ilmu dan pengalaman-pengalaman di lapangnya bahkan terlibat dalam aktivitas pekerjaan,” ujarnya.

Banyak faktor yang mempengaruhi dalam praktik lapang. Pembimbing dalam sebuah perusahaan tidak mungkin memberikan fasilitas dalam pembelajaran jika kita hanya diam dan tidak aktif. Ini yang akan dilihat dari faktor kedewasaan dan keputusan.

Tidak hanya itu, Gugi juga menjelaskan konsekuensi lain dalam proses magang dan praktik lapang yakni almamater yang harus tetap dijunjung dan dijaga nama baiknya selama proses magang.

“Bidang keilmuan kita akan diuji dalam dunia kerja nanti. Nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tidak mencerminkan penguasaan keilmuan. Nilai jelek tidak menjamin pada ketidakmampuan kita dalam berinteraksi pada ilmu yang kita punya. Nilai tidak menjamin tingkat kualitas interaksi dalam  keilmuan,” ungkapnya.(idim/Zul)

Pewarta: Oleh: Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018