Denpasar (Antaranews Megapolitan) - Provinsi Bali harus sekuat mungkin dapat mengatasi "kebocoran" sektor pariwisata., Ini berita lengkapnya.

Kementerian Pariwisata mengingatkan pelaku pariwisata di Bali sekuat mungkin dapat mengatasi "kebocoran" sektor pariwisata sehingga semakin banyak sumber daya manusia yang bisa terserap oleh dunia kerja.

"SDM yang paling banyak bocor. Sekarang apakah SDM sudah siap untuk mengerjakan itu (sektor pariwisata)? Karena nyatanya kita masih mendatangkan ahli dari luar," kata Deputi Menteri Bidang Pemasaran I Kementerian Pariwisata I Gde Pitana di Denpasar, Kamis.

Pitana mengemukakan, "kebocoran" ekonomi dari sektor pariwisata, di antaranya karena sumbangan penggunaan agen perjalanan dari luar, penggunaan buah dan daging impor, bahkan sampai koki yang juga orang asing dan sebagainya.

"Ada penelitian yang menunjukkan bahwa sekitar 40 persen pariwisata Bali bocor keluar. Jika di dunia, sekitar 45 persen sektor pariwisata bocor keluar," ucapnya di sela-sela menjadi pembicara pada Musrenbang RKPD Bali Tahun 2019 itu.

Menurut Pitana, kebocoran pariwisata itu terjadi juga sebagai imbas dari sektor pariwisata yang merupakan industri internasional, sehingga komponen impornya juga tinggi.

"Oleh karena itu, kita harus berusaha sekuat mungkin mengurangi kebocoran. Caranya dengan meningkatkan penggunaan produk lokal, misalnya di hotel 'mbok' ya menyediakan salak bali, manggis, dan buah dari Bali lainnya, 'nggak usah menggunakan buah-buahan dari luar Bali," ucapnya.

Pitana berpandangan memang kebocoran pariwisata di Bali belum mengkhawatirkan karena meskipun "bocor" perekonomian Bali masih tumbuh di atas nasional.

"Pengangguran di Bali juga rendah sekali, kemiskinan rendah, tingkat kebahagiaan orang Bali juga tinggi. Kebocoran tidak mengkhawatirkan, tetapi bukan berarti kita lalaikan dan bersantai-santai," katanya.

Editor Berita: M.M. Astro.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018