Bogor, 9/1 (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menurunkan tim teknis ke SD Negeri Banar 01 untuk mengkaji secara teknis penyebab runtuhnya atap bangunan tersebut.

"Selain mencari tahu, tim teknis juga bertugas mengevaluasi serta mencari tahu biaya pembangunan serta teknis bangunan seperti apa, apakah masih layak direnovasi atau dibangun kembali," kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor Rustandi di Bogor, Rabu.

Pihaknya memberikan waktu dua hingga tiga hari kepada tim teknis untuk melaporkan hasil kajiannya, sehingga upaya penanganan terhadap sekolah tersebut bisa cepat.

Hasil kajian tersebut, katanya, akan dilaporkan kepada bupati untuk tindak lanjut percepatan pembangunan SD Negeri Banar 01 yang ambruk Selasa (8/1).

Tim teknis tersebut, terdiri atas petugas Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pendidikan, Inspektorat, dan Dinas Tata Bangunan.

"Tim ini akan berkolaborasi bersama-sama mengkaji teknis bangunan, dan secepatnya perbaikan dan pembangunan dilakukan tapi sesuai dengan prosedur teknis yang telah dikaji oleh tim," katanya.

Rustandi mengatakan runtuhnya atap bangunan SD Negeri Banar 01 di Kampung Babakan Tajur, Desa Harkat Jaya, Kecamatan Sukajaya itu merupakan musibah.

"Kita tidak perlu mencari siapa salah siapa yang benar. Musibah ini menjadi pembelajaran, agar lebih hati-hati. Yang terpenting bagaimanan membangun dan memperbaiki sekolah ini kembali secepatnya," kata dia.

Runtuhnya atap bangunan SD Negeri Banar 01 di pelosok perkampungan Babakan Tajur itu saat jam pelajaran berlangsung.

Atap yang tiba-tiba runtuh meskipun saat itu tidak sedang turun hujan atau angin kencang, menimpa sejumlah murid Kelas 4, 5, dan 6 yang sedang belajar di kelas.

Sebanyak 28 anak luka ringan, enam anak luka berat, dan satu guru cedera di punggung.

Kepala SD Negeri Banar 01 Sukmadjaja mengatakan tidak ada tanda-tanda khusus sebelum atap runtuh.

"Tidak ada tanda-tanda sama sekali, baik itu keropos atau bunyi decitan. Tiba-tiba `wae` (saja, red.) ambruk," katanya.

Ia mengatakan sekolah tersebut dibangun ulang pada 2008 sedangkan sekolah sudah berdiri pada 1952.

Pembangunan ulang sekolah tersebut menggunakan material terbaru saat ini, seperti pada bagian atap menggunakan kusen besi baja.

SD Negeri Banar 01 memiliki dua gedung sekolah, masing-masing terletak terpisah. Satu gedung berada tempat lebih tinggi dari gedung satunya lagi di atas tanah. Satu gedung memiliki empat ruangan yang terdiri atas tiga kelas dan satu ruang guru.

Awalnya, pihaknya mengkhawatirkan atap bangunan gedung yang berada di bagian bawah yang akan roboh, karena dilihat dari konstruksi bangunan yang kurang meyakinkan.

"Kita melihat bangunan gedung yang atas yang paling kokoh dan yang di bawah ini tidak. Justru ternyata yang ambruk duluan gedung yang atas," katanya.

Pascakejadian, pihak sekolah masih trauma dengan runtuhnya atap bangunan sekolah sehingga takut untuk beraktivitas di gedung yang satu lainnya.

"Kami libur dulu sampai anak-anak bisa sedikit menghilangkan traumanya, setelah itu baru belajar lagi," katanya.



Laily R

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013