Karawang (Antaranews Megapolitan) - Harga garam yang diproduksi para petani di wilayah pesisir utara Kabupaten Karawang, Jawa Barat, melonjak hingga mencapai Rp3.000 per kilogram seiring dengan perbaikan kualitas komoditas tersebut.
"Sebelumnya, harga garam yang diproduksi petani Karawang hanya mencapai Rp300-Rp500 per kilogram. Sekarang sudah melonjak hingga Rp3.000 per kilogram," kata Sekretaris Dinas Perikanan Karawang Sari Nurmiasih, di Karawang, Sabtu.
Ia mengatakan, tingginya harga garam itu menjadi kabar baik bagi ratusan petani garam yang berada di wilayah pesisir utara Karawang. Pihaknya berharap tingginya harga garam itu bertahan lama agar mampu menyejahterakan mereka.
Menurut dia, kenaikan harga garam yang cukup signifikan itu terjadi setelah dilakukan perbaikan kualitas garam yang dihasilkan dari Karawang. Saat ini, warna garam yang dihasilkan tidak lagi kusam, tapi berwarna putih bersih.
"Ada penggunaan teknologi dalam memproduksi garam itu, sehingga kualitasnya bagus yang tentunya berdampak terhadap tingginya harga garam yang dihasilkan," kata Sari.
Penggunaan teknologi dalam memproduksi garam tidak hanya memperbaiki kualitas, tetapi juga memperbaiki kuantitas garam.
Waktu panen lebih cepat dengan menggunakan teknologi itu, yakni 14 hari atau dua pekan. Sedangkan jika memproduksi garam dengan menggunakan cara tradisional, itu membutuhkan waktu hingga 30 hari.
"Pada 2017, dari sekitar 1.000 hektare lahan tambak garam, bisa menghasilkan 2.000 ton garam dalam setahun," kata dia.
Data Dinas Perikanan setempat, potensi garam di Karawang cukup tinggi. Selama ini, produksi garam di Karawang diperoleh dari empat kecamatan yakni di Kecamatan Cilamaya Wetan, Cilamaya Kulon, Tempuran dan Kecamatan Cilebar.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Sebelumnya, harga garam yang diproduksi petani Karawang hanya mencapai Rp300-Rp500 per kilogram. Sekarang sudah melonjak hingga Rp3.000 per kilogram," kata Sekretaris Dinas Perikanan Karawang Sari Nurmiasih, di Karawang, Sabtu.
Ia mengatakan, tingginya harga garam itu menjadi kabar baik bagi ratusan petani garam yang berada di wilayah pesisir utara Karawang. Pihaknya berharap tingginya harga garam itu bertahan lama agar mampu menyejahterakan mereka.
Menurut dia, kenaikan harga garam yang cukup signifikan itu terjadi setelah dilakukan perbaikan kualitas garam yang dihasilkan dari Karawang. Saat ini, warna garam yang dihasilkan tidak lagi kusam, tapi berwarna putih bersih.
"Ada penggunaan teknologi dalam memproduksi garam itu, sehingga kualitasnya bagus yang tentunya berdampak terhadap tingginya harga garam yang dihasilkan," kata Sari.
Penggunaan teknologi dalam memproduksi garam tidak hanya memperbaiki kualitas, tetapi juga memperbaiki kuantitas garam.
Waktu panen lebih cepat dengan menggunakan teknologi itu, yakni 14 hari atau dua pekan. Sedangkan jika memproduksi garam dengan menggunakan cara tradisional, itu membutuhkan waktu hingga 30 hari.
"Pada 2017, dari sekitar 1.000 hektare lahan tambak garam, bisa menghasilkan 2.000 ton garam dalam setahun," kata dia.
Data Dinas Perikanan setempat, potensi garam di Karawang cukup tinggi. Selama ini, produksi garam di Karawang diperoleh dari empat kecamatan yakni di Kecamatan Cilamaya Wetan, Cilamaya Kulon, Tempuran dan Kecamatan Cilebar.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018