Bandarlampung (Antaranews Megapolitan) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung akan meningkatkan kerja sama dengan Provinsi DKI Jakarta dalam penyediaan bahan pangan.
Skema kerja sama yang akan dikembangkan Government to Government (G to G), dan akan mendorong skema kerja sama bisnis to bisnis.
"Secara teknis, Lampung merupakan lumbung ketahanan pangan seperti beras, daging sapi, dan ayam. Sedangkan Jakarta adalah lumbung konsumennya. Hal ini tentunya menjadi peluang untuk melakukan kerja sama antara Lampung dan DKI Jakarta, karena sama-sama saling membutuhkan,” ujar Plt. Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Lampung, Taufik Hidayat.
Taufik Hidayat menyampaikan hal itu pada rapat pembahasan rencana perjanjian kerja sama penyediaan bahan pangan dari Provinsi Lampung ke Provinsi DKI Jakarta, di Ruang Rapat Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Lampung, di Bandarlampung, Senin (2/4/2018).
Taufik menjelaskan lebih lanjut, kerja sama tersebut akan difokuskan melalui skema kerja sama Government to Government (G to G), dan akan mensupport skema kerja sama bisnis to bisnis.
"Lampung memiliki berbagai potensi dalam ketahanan pangan. Tentunya berbagai potensi dan fasilitas yang ada di Lampung harus dimanfaatkan dan ditingkatkan," jelasnya.
Saat ini, lanjut Taufik, pihaknya akan meningkatkan komunikasi dengan Pemerintah Jakarta. "Kami juga akan memberitahukan berbagai hal yang telah dilakukan Pemerintah Provinsi Lampung," jelas Taufik.
Berita terkait DKI: Ini aset Bank DKI
Harus memperbarui data
Kepala Bappeda Provinsi Lampung ini juga menerangkan bahwa dalam meningkatkan kerja sama ini, Satker (satuan kerja) terkait harus memperbarui data, meng-up date informasi market, dan menganalisa kondisi yang di Lapangan.
Sementara itu, Kadis perkebunan dan Peternakan Provinsi Lampung, Dessy Demaniar Romas menjelaskan, Lampung terus menyuplai kebutuhan pangan yang ada di Jakarta, seperti ayam sekitar 200 ribu ekor/hari atau sekitar 2 juta/tahun, sapi sekitar 40 ekor/hari atau sekitar 4.000 ekor/tahun, telur sekitar 200 ribu butir/bulan.
"Banyak komoditas pangan yang terus dimasukkan ke Jakarta dari Lampung. Tentunya hal ini menjadi potensi dan peluang besar yang dimiliki Lampung untuk melakukan kerja sama," jelas Dessy.
Sedangkan Kadis perdagangan Provinsi Lampung, Ferynia, menjelaskan, untuk meningkatkan berbagai peluang tersebut, Provinsi Lampung harus meningkatkan dan memberdayakan fasilitas yang ada, seperti rumah potong hewan (RPH) dan rice milling plant (RMP) yang ada di Lampung.
"Untuk itu, kita harus mengevaluasi potensi yang kita miliki," ujarnya. (RLs/Humas Prov/ANT/BPJ/MTh).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
Skema kerja sama yang akan dikembangkan Government to Government (G to G), dan akan mendorong skema kerja sama bisnis to bisnis.
"Secara teknis, Lampung merupakan lumbung ketahanan pangan seperti beras, daging sapi, dan ayam. Sedangkan Jakarta adalah lumbung konsumennya. Hal ini tentunya menjadi peluang untuk melakukan kerja sama antara Lampung dan DKI Jakarta, karena sama-sama saling membutuhkan,” ujar Plt. Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Lampung, Taufik Hidayat.
Taufik Hidayat menyampaikan hal itu pada rapat pembahasan rencana perjanjian kerja sama penyediaan bahan pangan dari Provinsi Lampung ke Provinsi DKI Jakarta, di Ruang Rapat Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Lampung, di Bandarlampung, Senin (2/4/2018).
Taufik menjelaskan lebih lanjut, kerja sama tersebut akan difokuskan melalui skema kerja sama Government to Government (G to G), dan akan mensupport skema kerja sama bisnis to bisnis.
"Lampung memiliki berbagai potensi dalam ketahanan pangan. Tentunya berbagai potensi dan fasilitas yang ada di Lampung harus dimanfaatkan dan ditingkatkan," jelasnya.
Saat ini, lanjut Taufik, pihaknya akan meningkatkan komunikasi dengan Pemerintah Jakarta. "Kami juga akan memberitahukan berbagai hal yang telah dilakukan Pemerintah Provinsi Lampung," jelas Taufik.
Berita terkait DKI: Ini aset Bank DKI
Harus memperbarui data
Kepala Bappeda Provinsi Lampung ini juga menerangkan bahwa dalam meningkatkan kerja sama ini, Satker (satuan kerja) terkait harus memperbarui data, meng-up date informasi market, dan menganalisa kondisi yang di Lapangan.
Sementara itu, Kadis perkebunan dan Peternakan Provinsi Lampung, Dessy Demaniar Romas menjelaskan, Lampung terus menyuplai kebutuhan pangan yang ada di Jakarta, seperti ayam sekitar 200 ribu ekor/hari atau sekitar 2 juta/tahun, sapi sekitar 40 ekor/hari atau sekitar 4.000 ekor/tahun, telur sekitar 200 ribu butir/bulan.
"Banyak komoditas pangan yang terus dimasukkan ke Jakarta dari Lampung. Tentunya hal ini menjadi potensi dan peluang besar yang dimiliki Lampung untuk melakukan kerja sama," jelas Dessy.
Sedangkan Kadis perdagangan Provinsi Lampung, Ferynia, menjelaskan, untuk meningkatkan berbagai peluang tersebut, Provinsi Lampung harus meningkatkan dan memberdayakan fasilitas yang ada, seperti rumah potong hewan (RPH) dan rice milling plant (RMP) yang ada di Lampung.
"Untuk itu, kita harus mengevaluasi potensi yang kita miliki," ujarnya. (RLs/Humas Prov/ANT/BPJ/MTh).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018