Bogor (Antaranews Megapolitan) - Ikhsan Suhendro (23) menjadi lulusan terbaik IPB pada wisuda tahap IV tahun akademik 2017/2018, selain berkuliah, aktif berorganisasi serta menjalani profesi sebagai marbot di Masjid Al Hurriyah Kampus Dramaga.
"Menjadi marbot masjid selain menjadi wadah pengembangan bakat, dan pengembanan amanah, juga mendapat mess (asrama) gratis," kata Ikhsan, di Bogor, Jumat.
Pemuda asal Lampung ini merupakan mahasiswa IPB dari Fakultas Peternakan. Ia lulus seleksi SNMPTN melalui jalur undangan program Bidikmisi dari pemerintah.
Usai diterima masuk IPB, Ikhsan mendaftar sebagai marbot Masjid Al Hurriyah. Profesi sebagai marbot ia lakoni dari tahun 2014 sampai 2017.
Memilih menjadi marbot masjid tanpa pikir panjang. Hal ini juga untuk meringankan beban orangtuanya yang berasal dari keluarga tidak mampu. Selain itu untuk memenuhi hasratnya yang gemar berorganisasi.
Menurutnya banyak manfaat yang ia dapatkan selama berkuliah dan menjadi marbot masjid kampus. Menjadi marbot masjid kampus IPB berbeda dengan kampus lainnya. Karena kepengurusan kelembagaan masjid dan tim kebersihan sudah ada orangnya dan tersusun rapi.
Tugas marbot adalah menjadi panitia di hari besar agama Islam, pemakmuran masjid, pengelolaan kajian rutin, dan pengembangan bakat diri.
"Selain bisa mengerjakan ibadah sunnah, manfaat lainnya bisa shalat berjamaah, dan menjaga ikatan ukhuwah (persaudaraan) yang kuat hingga sekarang," katanya.
Selama menempuh pendidikan di IPB, Ikhsan selalu memegang nasehat salah satu ustadznya yang mengatakan sebagai aktivis dakwah harusnya berprestasi, agar dakwah yang disampaikan didengar.
"Jika belajar adalah ibadah, maka berprestasi adalah dakwah," kata Ikhsan mengulang pesan ustadznya.
Selama masa perkuliahan Ikhsan aktif di berbagai organisasi kampus di antaranya Binera (2013-2017), hingga menjadi Ketua Hubungan Luar an Multimedia (2016), Divisi Kewirausahaan Himaproter (2015), Ketua Reporter Majalan Emulsi (2015-2016), dan Ketua Kajian Strategis serta Aksi Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Peternakan (2016).
Ia juga meraih beberapa prestasi seperti juara pertama Debat Fakultas Peternakan (2014), juara pertama Lomba Karya Tulis Ilmiah di Universitas Pendidikan Ganesha Bali (2015), dan juara pertama Kompetisi Lomba Karya Tulis di Universitas Pdjajaran (2016).
Sebagai anak seorang supir angkut perkebunan, dan ibunya sudah meninggal dunia, Ikhsan membiayai kuliah selain dari program Bidikmisi juga dari biaya orangtua angkat.
Semasa ibunya masih hidup, pernah berpesan agar dirinya hidup menjadi orang yang prihatin.
"Satu nasehat ibu saya, kamu harus hemat-hemat, jangan kebawa temen yang boros, le," kata Ikhsan, menyampaikan pesan almarhumah ibunya.
Lulus dengan indek kumulatif 3,71 menghantarkan Ikhsan sebagai lulusan terbaik dari Fakultas Peternakan IPB. Setelah lulus ia bercita-cita menjadi seorang pengusaha unggas.
"Cita-cita saya ingin menjadi seorang profesional perunggasan (poultryman), dan penulis aktif di majalan nasional," katanya.
Saat ini Ikhsan telah bekerja sebagai karyawan di perusahaan perunggusan multinasional, menjabat sebagai Management Trainee Supervisor.
Ikhsan menilai IPB merupakan kampus rakyat yang membantu pemuda daerah yang tidak cukup biaya untuk bisa berkuliah.
"IPB menjadi rumah kedua untuk menuntut ilmu dan menggapai cita-cita," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Menjadi marbot masjid selain menjadi wadah pengembangan bakat, dan pengembanan amanah, juga mendapat mess (asrama) gratis," kata Ikhsan, di Bogor, Jumat.
Pemuda asal Lampung ini merupakan mahasiswa IPB dari Fakultas Peternakan. Ia lulus seleksi SNMPTN melalui jalur undangan program Bidikmisi dari pemerintah.
Usai diterima masuk IPB, Ikhsan mendaftar sebagai marbot Masjid Al Hurriyah. Profesi sebagai marbot ia lakoni dari tahun 2014 sampai 2017.
Memilih menjadi marbot masjid tanpa pikir panjang. Hal ini juga untuk meringankan beban orangtuanya yang berasal dari keluarga tidak mampu. Selain itu untuk memenuhi hasratnya yang gemar berorganisasi.
Menurutnya banyak manfaat yang ia dapatkan selama berkuliah dan menjadi marbot masjid kampus. Menjadi marbot masjid kampus IPB berbeda dengan kampus lainnya. Karena kepengurusan kelembagaan masjid dan tim kebersihan sudah ada orangnya dan tersusun rapi.
Tugas marbot adalah menjadi panitia di hari besar agama Islam, pemakmuran masjid, pengelolaan kajian rutin, dan pengembangan bakat diri.
"Selain bisa mengerjakan ibadah sunnah, manfaat lainnya bisa shalat berjamaah, dan menjaga ikatan ukhuwah (persaudaraan) yang kuat hingga sekarang," katanya.
Selama menempuh pendidikan di IPB, Ikhsan selalu memegang nasehat salah satu ustadznya yang mengatakan sebagai aktivis dakwah harusnya berprestasi, agar dakwah yang disampaikan didengar.
"Jika belajar adalah ibadah, maka berprestasi adalah dakwah," kata Ikhsan mengulang pesan ustadznya.
Selama masa perkuliahan Ikhsan aktif di berbagai organisasi kampus di antaranya Binera (2013-2017), hingga menjadi Ketua Hubungan Luar an Multimedia (2016), Divisi Kewirausahaan Himaproter (2015), Ketua Reporter Majalan Emulsi (2015-2016), dan Ketua Kajian Strategis serta Aksi Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Peternakan (2016).
Ia juga meraih beberapa prestasi seperti juara pertama Debat Fakultas Peternakan (2014), juara pertama Lomba Karya Tulis Ilmiah di Universitas Pendidikan Ganesha Bali (2015), dan juara pertama Kompetisi Lomba Karya Tulis di Universitas Pdjajaran (2016).
Sebagai anak seorang supir angkut perkebunan, dan ibunya sudah meninggal dunia, Ikhsan membiayai kuliah selain dari program Bidikmisi juga dari biaya orangtua angkat.
Semasa ibunya masih hidup, pernah berpesan agar dirinya hidup menjadi orang yang prihatin.
"Satu nasehat ibu saya, kamu harus hemat-hemat, jangan kebawa temen yang boros, le," kata Ikhsan, menyampaikan pesan almarhumah ibunya.
Lulus dengan indek kumulatif 3,71 menghantarkan Ikhsan sebagai lulusan terbaik dari Fakultas Peternakan IPB. Setelah lulus ia bercita-cita menjadi seorang pengusaha unggas.
"Cita-cita saya ingin menjadi seorang profesional perunggasan (poultryman), dan penulis aktif di majalan nasional," katanya.
Saat ini Ikhsan telah bekerja sebagai karyawan di perusahaan perunggusan multinasional, menjabat sebagai Management Trainee Supervisor.
Ikhsan menilai IPB merupakan kampus rakyat yang membantu pemuda daerah yang tidak cukup biaya untuk bisa berkuliah.
"IPB menjadi rumah kedua untuk menuntut ilmu dan menggapai cita-cita," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018