Bogor (Antaranews Megapolitan) - Sekitar 54 peserta Pertemuan Pengembangan Pangan Lokal dari 15 kabupaten dari 13 provinsi di Indonesia belajar cara membuat dan mengolah tepung Mocaf dari salah satu Kelompok Tani di Desa Cikarawang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu.

Kunjungan ini merupakan rangkaian dari kegiatan Pertemuan Pengembangan Pangan Lokal yang diselenggarakan oleh Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian.

Ujang (54) selaku pemilik usaha pembuatan tepung Mocaf mengatakan sudah memulai usaha pembuatan Mocaf sejak empat tahun silam. Industri pembuatan mocaf sangat potensial karena dari segi harga jual sangat menjanjikan.

"Kami di sini menjual tepung mocaf dengan harga terjangkau Rp12 ribu per kilogram. Pasarannya tepung mocaf bisa mencapai Rp15 ribu," kata Ujang.

Ujang memimpin Kelompok Tani Setia yang fokus membuat tepung Mocaf yang bahan bakunya berasal dari ubi kayu yang ditanam oleh warga sekitar, maupun disuplai dari daerah luar.

Menurutnya usaha mocaf juga memiliki tantangan seperti pasokan ubi kayu yang berkurang, juga faktor cuaca yang sering turun hujan.

"Kami agak keteteran menghadapi pesanan yang banyak, tapi ketika kami produksi ternyata hari hujan. Ini jadi faktor kendala utama," katanya.

Rata-rata produksi sehari Kelompok Tani Setia yakni 100 kg tepung mocaf. Untuk mendapatkan 100 kg mocaf, berasal dari 350 kg singkong.

Proses pembuatan berawal dari ubi dikupas, pengupasan di Kelompok Tani Setia dilakukan oleh empat orang ibu rumah tangga yang diupah Rp25 ribu untuk setengah hari kerja.

Setelah ubi dikupas, lalu dicuci dan dibersihkan, setelah itu dimasukkan dalam mesin pemotong. Pemotongan dengan ukuran 12 mili, lalu dijemur sambil dicampur dengan starter seperti ragi pada tape.

"Starter digunakan untuk fermentasi," katanya.

Setelah difermentasi dengan starter selama 12 jam. Lalu dikeringkan, dengan mesin pengering, setelah itu dijemur sampai kadar kering 12 persen.

Menurut Ujang pembuatan mocaf sangat diminati oleh masyarakat terutama pelaku UMKM yang banyak bermunculan.

"Pelanggan saya kebanyakan pelaku usaha UMKM pembuat jajanan makanan," katanya.

Dalam kunjungan tersebut peserta berkesempatan menanyakan cara kerja alat-alat mesin pengolahan kepada Ujang, berapa harganya dan bagaimana cara pemesanannya.

Peserta kunjungan lapangan merupakan penanggungjawab program pengembangan pangan lokal dari 15 kabupaten, 13 provinsi. Tahun 2018 Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian meluncurkan bantuan Rp400 juta bagi masing-masing kabupaten untuk menumbuhankembangkan pelaku usaha pangan untuk membuat diversifikasi pangan lokal.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018