Bogor (Antaranews Megapolitan) - Sektor perikanan saat ini masih melakukan eksplorasi pada hasil laut seperti tuna, udang dan rumput laut, sedangkan berbagai jenis moluska masih belum diminati untuk dikembangkan. Salah satu contoh moluska adalah kerang yang jumlahnya melimpah di daerah tropis dan sumber protein hewani yang baik dan murah bagi masyarakat.

Menurut Prof. Nurjanah, peneliti dari Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor (IPB) mengatakan daging kerang merupakan makanan yang memiliki kandungan protein tinggi, nilai kalori rendah, rendah lemak atau rendah kolesterol dengan proporsi yang lebih rendah pada lemak jenuh. Mengandung Asam amino esensial, vitamin B12 dan mineral penting seperti zat besi, seng dan tembaga.

“Keunggulan khas dari jenis kekerangan adalah zat gizi taurin yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Manfaat taurin adalah untuk mencegah diabetes, mencegah kerusakan liver akibat alkohol, penyembuhan pada masalah penglihatan, menurunkan kadar kolesterol darah, menormalkan tekanan darah dan melawan penyakit hati. Taurin juga sangat dibutuhkan pada saat perkembangan dan pertumbuhan. Oleh sebab itu taurin dapat ditemukan pada hampir semua susu-susu formula untuk bayi dan suplemen memiliki kandungan taurin,” ujarnya.

Ada beberapa jenis kerang yang kurang familiar dan belum banyak dikembangkan pemanfaatannya. Misalnya kerang tahu (Meretrix meretrix) di beberapa negara dijadikan sebagai indikator pencemaran logam berat dan untuk konsumsi. Kerang salju (Pholas dactylus) dan keong macan (Babylonia spirata) merupakan salah satu komoditi ekspor. Kerang tersebut merupakan komoditi perikanan yang berpotensi untuk dikembangkan, namun informasi mengenai kandungan gizinya masih sangat terbatas.

Oleh karena itu, Prof. Nurjanah bersama peneliti lainnya dari Departemen Teknologi Hasil Perairan yaitu Asadatun Abdullah, Rizky Chairunisah beserta Taufik Hidayat dari Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa telah meneliti kandungan dan karakteristik kimiawi dari daging kerang tahu, kerang salju dan keong macan. Dari percobaannya peneliti ini menjelaskan bahwa kerang tahu, kerang salju dan keong macan mengandung 15 asam amino yang terdiri atas 9 asam amino esensial dan 6 asam amino non esensial.

“Asam amino esensial pada kerang tahu, kerang salju dan keong macan adalah histidin, arginin, treonin, valin, metionin, isoleusin, leusin, fenilalanin, lisin. Asam amino non esensial yang terdapat pada sampel adalah asam aspartat, asam glutamat, serin, glisin, alanin dan tirosin. Kandungan asam amino esensial yang tertinggi pada daging kerang tahu, kerang salju dan keong macan adalah arginin. Kandungan asam amino non esensial yang tertinggi pada daging kerang tahu, kerang salju dan keong macan adalah asam glutamat. Kandungan taurin pada daging kerang salju lebih besar daripada keong macan dan kerang tahu,” ungkapnya.

Ia menambahkan, kadar lemak, protein dan karbohidrat kerang tahu berturut-turut adalah 0,11; 9,39 dan 9,02%, kerang salju 0,11; 11,37 dan 3,55%; keong macan 0,33; 17,38 dan 2,65%. Kandungan asam amino esensial yang tertinggi dari daging kerang tahu, kerang salju dan keong macan adalah arginin sedangkan kandungan asam amino non esensial yang tertinggi adalah asam glutamat. Kandungan taurin pada daging kerang salju lebih besar daripada keong macan dan kerang tahu.(IR/Zul)

Pewarta: Oleh: Humas IPB/Prof. Nurjanah

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018