Bogor (Antaranews Megapolitan) - Masalah gizi akut wasting dan rendahnya konsumsi asam lemak esensial adalah masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian. Wasting merupakan salah satu masalah gizi yang dapat menyebabkan dampak buruk bagi anak-anak yaitu dapat meningkatkan resiko kesakitan dan kematian.

Keadaan kurang gizi yang bersifat akut terjadi karena kurangnya asupan nutrisi bagi tubuh. Hal ini akan menyebabkan gangguan pertumbuhan dan menurunnya tingkat kecerdasan anak. Selain itu, kurangnya konsumsi asam lemak esensial seperti omega-3 dan omega-6 juga akan memberikan dampak buruk bagi anak-anak.

Asam lemak esensial berfungsi dalam mendukung perkembangan fisik dan mental bagi anak-anak. Asupan asam lemak esensial omega-3 dan omega-6 pada anak-anak saat ini belum dapat dicukupi dengan baik. Hal ini dikarenakan makanan yang dikonsumsi oleh anak-anak rendah akan kandungan asam lemak esensial.

Salah satu strategi yang dilakukan yaitu dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan mengandung zat gizi tinggi. Anak-anak membutuhkan suatu camilan yang mengandung zat gizi seimbang. Namun, saat ini camilan yang banyak beredar di pasaran mengandung lemak, garam, gula yang tinggi serta rendah serat dan vitamin.

Hal inilah yang mendasari tim peneliti dari Departemen Gizi Masyarakat, Institut Pertanian Bogor (IPB) yaitu Ahmad Sulaeman, Eny Palupi dan Anindita Nurul Pawzy Handini melakukan sebuah penelitian dengan mengembangkan camilan berbahan dasar jagung yang disebut Tortilla Chips dengan penambahan tepung jangkrik di dalamnya yang bermanfaat untuk meningkatkan kandungan gizi.

“Jangkrik merupakan serangga yang halal untuk dikonsumsi. Pemanfaatan jangkrik sebagai pangan telah dilakukan di Indonesia, tepatnya di daerah Gunung Kidul Yogyakarta dan Riau, yang diolah dalam bentuk jangkrik goreng. Jangkrik mengandung tinggi protein, asam lemak esensial omega-3 dan omega-6, vitamin B12, zat besi, kalsium serta kitin,” ujar Prof. Ahmad Sulaeman.

Pada penelitian ini terdapat tiga formula Tortilla Chips jangkrik “Kriktos” yang diuji yaitu dengan banyaknya tepung jangkrik yang ditambahkan : formula 1 (tepung jangkrik sebanyak 11 gram atau 10% dari total adonan), formula 2 (tepung jangkrik sebanyak 16 gram atau 15% dari total adonan), formula 3 (tepung jangkrik sebanyak 21 gram atau 20% dari total adonan).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula terbaik yang terpilih yaitu formula 3 dengan penambahan tepung jangkrik sebanyak 21 gram (20% dari total adonan). Tortilla Chips jangkrik “kriktos” terpilih memiliki kandungan protein yang lebih tinggi yaitu 23,19% dibandingkan dengan Tortilla Chips komersil yang beredar di pasaran. Selain itu, juga mengandung zat gizi penting lain seperti omega-3, omega-6, kitin, vitamin B12, mineral esensial zat besi, dan kalsium.

“Satu takaran saji “kriktos” yaitu 30 gram. Jumlah ini memenuhi kebutuhan gizi anak-anak dan dapat dianjurkan mengonsumsi 1,5 – 3 takaran saji “kriktos” per hari. Camilan ini tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan gizi, tetapi juga mengandung asam lemak omega-3, omega-6, dan kitin yang dapat bermanfaat bagi kesehatan (jantung dan kekebalan tubuh). Oleh sebab itu, camilan ini disebut dengan istilah “makanan super” atau superfood,” tambahnya. (FY/Zul)

 

Pewarta: Oleh: Humas IPB/Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, MS, PhD

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018