Bogor (Antaranews Megapolitan) - Dinas Kesehatan Kota Bogor, Jawa Barat mengajak masyarakat untuk kritis memilih restoran atau rumah makan yang memiliki sertifikat laik sehat.

"Harusnya masyarakat lebih kritis ketika mendatangi restoran atau rumah makan sudah punya sertifikat laik sehat atau belum, kalau belum jangan dibeli," kata Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan (Kesling) Dinas Kesehatan Kota Bogor, Farida, kepada Antara, Rabu.

Menurutnya, jika masyarakat kritis mampu memilih restoran atau rumah makan, atau warung makan yang telah memiliki sertifikat laik sehat, secara otomatis mendorong produsen pangan atau pelaku usaha jasa boga (restoran, rumah makan, maupun warung, dan katering) tersebut mau mengurus sertifikat laik sehatnya.

Sertifikat laik sehat tersebut untuk menjamin, usaha jasa boga tersebut telah menerapkan SOP dalam penyajian hidangannya yang aman, dan sehat untuk dikonsumsi.

"Sertifikat laik sehat juga berguna untuk mendapatkan sertifikat halal. Pangan yang bersertifikat halal sudah pasti laik sehat, tetapi laik sehat belum semua mendapat sertifikat halal," katanya.

Kewajiban memiliki sertifikat laik sehat ini berlaku untuk semua produsen pangan, termasuk pemilik depot air minum.

Setiap tahun, kata Farida, Dinkes melakukan pemeriksaan laik sehat sejumlah rumah makan dan katering. Setahun menyasar 20 produsen jasa boga.

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan masih ditemukan makanan yang mengandung kuman yang disebabkan oleh banyak faktor. Seperti bisa terkontaminasi dari bahan baku, proses masak yang kurang tepat, atau sanitasi lingkungannya.

"Rata-rata yang jadi permasalahan adalah higienisnya (kebersihan peramu makanan-red)," katanya.

Untuk menumbuhkan kesadaran para produsen pangan dalam mengajikan makanan yang aman dan sehat, Dinkes Kota Bogor menggelar pelatihan higienis dan sanitias bagi pengelola, pemilik dan penanggungjawab sejumlah restoran dan katering.

Pelatihan ini berlangsung selama dua hari, sebanyak 43 produsen pangan mengikuti kegiatan di Aula Dinkes. Para peserta pelatihan dilatih untuk mengetahui bagaimana cara menyajikan hidangan yang tetap memperhatikan higienis dan sanitasinya.

"Setelah pelatihan akan ada tes untuk menguji sejauh mana pemahaman peserra pelatihan dalam menangkap materi yang disampaikan," katanya.

Untuk produsen pangan katering, tercatat lebih dari 100 katering di bawah binaan Dinkes telah mendapat pendampingan dan laik sehat. Kendala yang sulit dibina adalah warung-warung makan kecil seperti warteg, setiap diundang pelatihan jarang ada yang datang.

"Mungkin karena mereka warung kecil, jadi kesulitan meninggalkan usahanya. Oleh karena itu, masyarakat lebih kritis memilih tempat makan biar terjamin laik sehatnya," kata Farida.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018