Presiden Direktur (Presdir) PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas menyatakan fasilitas Precious Metal Refinery (PMR) yang telah diresmikan oleh Presiden RI Prabowo Subianto mendukung percepatan program hilirisasi industri logam mulia nasional.

"Fasilitas PMR percepat hilirisasi industri logam mulia menjadi bahan baku industri lanjutan dan menciptakan efek berganda yang mendukung pertumbuhan ekonomi nasional," kata Tony, di Gresik, Jawa Timur, Senin.

Tony mengatakan fasilitas yang dibangun dengan biaya sekitar 630 juta dolar AS atau setara Rp10 triliun ini, menggunakan teknologi hydrometallurgy yaitu proses ekstraksi dan pemurnian logam mulia secara efisien dan efektif.

"PMR PTFI menjadi fasilitas pemurnian lumpur anoda terbesar di dunia yang mengadopsi teknologi tersebut," ujarnya.

Baca juga: Presiden Prabowo sebut smelter logam mulia di Gresik impian Indonesia puluhan tahun
Baca juga: Presiden Prabowo resmikan smelter emas milik Freeport di Gresik hari ini

Ia menjelaskan proses pemurnian PMR itu melibatkan lima tahap utama, yakni slime handling atau pengambilan lumpur anoda, chlorination atau pelarutan logam dengan asam klorida, gold recovery atau ekstraksi emas, gold reduction atau perubahan fase emas menjadi bubuk murni, dan pencetakan emas murni menjadi batangan.

Saat produksi perdananya pada 30 Desember 2024, katanya lagi, PMR mampu menghasilkan emas dengan kemurnian 99,99 persen.
Sementara hingga 9 Maret 2025, produksi emas telah mencapai 1.062 ton dengan nilai sekitar Rp1,7 triliun dan diproyeksikan mencapai 50 ton per tahun dengan nilai Rp80 triliun.

Ia menambahkan, selain emas, PMR juga memproduksi perak berkadar 99,9 persen dengan berat 1.000 ounces atau setara 31,1 kilogram per batang. Produk lainnya meliputi platinum, paladium, selenium, bismut, dan timbal yang dipasarkan secara domestik maupun ekspor.

Baca juga: Freeport pastikan percepatan perbaikan plant smelter di Gresik Jatim

Pada kesempatan yang sama, PTFI turut menandatangani perjanjian jual beli emas dengan PT Antam sebanyak 30 ton per tahun, sehingga memperkuat upaya industrialisasi emas dalam negeri dari proses penambangan hingga produk akhir.

PTFI meresmikan fasilitas Precious Metal Refinery (PMR), pabrik pemurnian logam mulia yang mengolah lumpur anoda menjadi emas dan perak batangan, serta logam berharga lainnya seperti platinum, paladium, selenium, bismut, dan timbal.

Dengan peresmian PMR, Indonesia menempatkan diri sebagai salah satu produsen emas terbesar di dunia, memperkokoh posisi dalam industri logam mulia global.

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah/Alimun Khakim

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2025