Cianjur, 23/12 (ANTARA) - Sebanyak 23.000 pohon telah ditanam dalam program adopsi pohon di areal Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang rusak di Sarongge, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

"Sampai saat ini 15 persen hutan yang rusak kini sudah pulih kembali, sedikitnya ada 23.000 pohon telah ditanam di Sarongge sejak 2005 lalu," kata Ketua Yayasan Prakarsa Indonesia (Green Radio) Tosca Santoso saat ditemui dalam acara Adopsi pohon dan diskusi lingkungan yang diselenggarakan PT Astra Internasional, Tbk di kawasan hutan Sarongge, Kabupaten Cianjur, Sabtu.

Tosca menjelaskan, ada 32 hektar lahan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang direhabilitasi oleh Green Radio sebagai hutan adopsi.
Lahan yang ditanami tersebut merupakan kawasan yang rusak akibat alih fungsi lahan dari kawasan hutan produksi menjadi perkebunan sayuran oleh masyarakat sekitar.

Alih fungsi lahan disebabkan warga yang tidak memiliki tanah membuka perkebunan di pinggang Gunung Gede. Warga menanam sayur-sayuran seperti tomat, wartel, kol, daun bawang dan sayur lainnya.

"Padahal jenis tanaman sayur-sayuran ini sangat tidak cocok ditanam di kawasan gunung karena merusak ekosistem dan membuat tanah labil, " katanya.

Menurut Santoso, faktor penting program adopsi pohon di Sarongge tersebut adalah memberikan layanan menanam dan merawat pohon yang telah ditamam.

"Ada dua adopter yang mengadopsi pohon di Sarongge yakni perusahaan atau swasta dan indovidu," katanya.

Tercatat sejak program adopsi pohon diluncurkan sebanyak 12 perusahaan dan 800 individu terlibat dalam mengadopsi pohon di Sarongge.

Untuk bisa mengadopsi pohon di Sarongge, adopter dapat membayar dengan Rp108.000 per orang per satu pohon. Adopsi berlangsung selama tiga tahun setelah pohon tumbuh lumayan besar.

Dijelaskannya, manfaat program adopsi pohon bagi perusahaan dan masyarakat adalah kemitraan multipihak yang akan memberikan dampak signifikan terhadap konservasi.

Sedangkan nilai bagi masyarakat lokal berupa pemberian usaha mandiri berupa ternak kambing dan kelinci, pelatihan budidaya lebah madu dan pertanian organik, serta ekowisata.
 


Laily R

Pewarta:

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012