Bogor (Antaranews Megapolitan) - Unit Kewirausahaan Sosial Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (UKS PSP3) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor (IPB) melatih para pemuda desa untuk menjadi seorang Techno Socio Entrepreneur. Para pemuda desa tersebut  berasal dari Kabupaten Muna Barat, Provinsi Sulawesi Tenggara; Kabupaten Sidenreng Rappang dan Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan; Kabupaten Cirebon, Kabupaten Bogor, dan Depok Provinsi Jawa Barat; dan Kabupaten Polewali, Provinsi Sulawesi Barat.

Kepala PSP3 LPPM IPB, Dr. Sofyan Sjaf, menyampaikan, salah satu kegiatan pelatihan adalah ''Berbagi Pangan Gratis''.

 ''Berbagi pangan gratis ini dimaksudkan untuk melatih hadirnya spirit sosial, menumbuhkan spirit kebersamaan dan semangat kemanusiaan (humanisme), bahwa di balik aktivitas bisnis yang dilakukan ada hak orang lain di dalamnya,'' ujarnya.

Dalam kegiatan berbagi pangan gratis ini, para peserta pelatihan akan membagikan ubi Cilembu di lingkungan kampus IPB Dramaga pada tanggal 9, 11, 12 Februari 2018, sebanyak tiga ton. Komoditas ini adalah hasil dari panen peserta pelatihan.

Kegiatan pemberian pangan gratis dilaksanakan di tiga lokasi, yaitu :

Tanggal 9 Februari, berlokasi di Pelataran Masjid Al-Hurriyyah Kampus IPB Dramaga dan  parkiran Agri Mart (Kegiatan mulai pukul 12.30 WIB – setelah shalat Jumat).

Tanggal 11 Februari 2018, berlokasi di Pelataran Graha Widya Wisuda (GWW) kampus IPB Dramaga dan pasar kaget (kegiatan mulai pukul 08.00 WIB – selesai)

Tanggal 12 Februari 2018, berlokasi di pintu Gerbang Utama dan Gerbang Berlin, kampus IPB Dramaga (kegiatan mulai pukul 08.00 WIB – selesai).

Dr. Sofyan mengatakan, sebanyak 15 orang peserta pelatihan merupakan lulusan SMA, D3, S1, dan S2 yang memiliki motivasi untuk menjadi usahawan sekaligus inovator yang memiliki jiwa sosial dan membantu menyelesaikan persoalan yang ada di desa mereka masing-masing. Mereka dilatih oleh para Dosen IPB, inovator serta usahawan selama tiga bulan (Januari-Maret), meliputi kemampuan teori, teknis, manajerial dan pemasaran komoditi pertanian.

''Pelatihan ini merupakan angkatan pertama. Kami menargetkan setahun minimal lima angkatan, dimana masing-masing angkatan sebanyak 15-20 orang. Berbekal ilmu dari pelatihan tersebut, para alumni pelatihan diwajibkan untuk membuat demplot pertanian dan mengorganisir lima desa di daerah mereka masing-masing,'' papar Dr Sofyan.

Ia menambahkan, alumni pelatihan adalah jejaring UKS-PSP3 IPB untuk mengembangkan inovasi-inovasi pertanian di daerahnya masing-masing. Lebih spesifik, pengorganisasian lima desa ditujukan untuk mendorong desa-desa tersebut membangun bisnis pertanian melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) berbasis sumberdaya alam yang dimiliki desa-desa tersebut. Monitoring dilakukan melalui aktivitas pendampingan inovasi pertanian yang dibutuhkan.

''Bagi yang ingin mengikuti pelatihan, syarat utama adalah memiliki kemauan, dedikasi dan loyalitas untuk membangun ekonomi desa. Siapa pun dan darimana pun, ia bisa ikut pelatihan ini,'' katanya.(dh)

Pewarta: Oleh: Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018