Sukabumi (Antaranews Megapolitan) - Pemerintah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat mengandalkan koperasi untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi rakyat karena mampu mengembangka sendi-sendi ekonomi warga.
"Jika dikelola dengan baik maka koperasi bisa menjadi tulang punggung warga dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi dan perputaran uang di masyarakat," kata Wakil Bupati Sukabumi Adjo Sardjono di Sukabumi, Jumat.
Menurutnya, dengan pengelola dan anggotanya baik dan patuh pada aturan, ia yakin koperasi akan maju dan mampu memberikan keuntungan. Keuntungan koperasi dari sisa hasil usaha akan kembali ke anggota sesuai aturan yang ada.
Salah satunya, pihaknya mengapresiasi Koperasi Amanah Madani yang tidak hanya mengelola simpan-pinjam anggota, melain menjalankan unit usaha yang lain. Keberadaan unit usaha tersebut mampu membuat koperasi lebih hidup dan mensejahterakan warga.
Selain itu, koperasi pun harus melakukan rapat anggota tahunan (RAT). Dirinya menilai pentingnya RAT pada sebuah koperasi yang merupakan laporan pertanggungjawaban koperasi kepada anggotanya.
"Koperasi yang mampu menyelenggarakan RAT sedikit banyak menunjukkan pengurusnya baik, mampu mengelola kegiatan dan keuangan, jujur dan anggota taat pada aturan," tambahnya.
Adjo mengatakan namun dari ribuan koperasi di Kabupaten Sukabumi, koperasi yang menjalankan RAT hanya sedikit. Padahal, pelaksanaan RAT merupakan kewajiban pengurus koperasi.
Sebab, banyaknya koperasi yang bangkrut disebabkan pengelolanya tidak mampu mengelola keuangan dan anggotanya seperti pinjaman modal yang dilakukan anggotanya tapi tidak mau bayar angsuran.
Sementara, Asset Manager Star Energy Geothermal Salak Ltd (SEGS) Irwan Januar menambahkan perusahaannya turut mendorong kegiatan yang dilakukan Koperasi Amanah Madani yang berada Kecamatan Lembusitu khususnya dalam membangun koperasi.
Kegiatan koperasi yang dibentuk masyarakat tersebut bisa menjadi pemicu agar warga bisa bergerak dan menghasilkan sesuatu yang lebih baik serta menular ke yang lain sehingga terus menggerakkan ekonomi baru.
"Kami sebagai perusahaan yang mengelola sumber energi panas bumi, akan terus menjadi motor penggerak koperasi dan ekonomi warga sekitar. Melalui koperasi dana yang tersedia bisa diputarkan untuk percepatan pertumbuhan ekonomi warga," tambahnya.
Di lokasi yang sama, Ketua Koperasi Amanah Madani Didin Saadilah mengatakan dalam menjalankan koperasinya ia berpedoman pada konsep triple bottom line yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Implementasi dari triple bottom line pihaknya menjalin kerjasama dengan SEGS dan Social Conservation Indonesia (SCI) melalui program terpadu yang diberi nama Prakarsa Warga Menuju Desa Lestari (Swadesi).
"Ada lima pilar program dalam Swadesi yakni penanaman pohon, nasabah pilah sampah, pembiayaan air dan sanitasi, pertanian ramah lingkungan dan nabung pohon," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Jika dikelola dengan baik maka koperasi bisa menjadi tulang punggung warga dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi dan perputaran uang di masyarakat," kata Wakil Bupati Sukabumi Adjo Sardjono di Sukabumi, Jumat.
Menurutnya, dengan pengelola dan anggotanya baik dan patuh pada aturan, ia yakin koperasi akan maju dan mampu memberikan keuntungan. Keuntungan koperasi dari sisa hasil usaha akan kembali ke anggota sesuai aturan yang ada.
Salah satunya, pihaknya mengapresiasi Koperasi Amanah Madani yang tidak hanya mengelola simpan-pinjam anggota, melain menjalankan unit usaha yang lain. Keberadaan unit usaha tersebut mampu membuat koperasi lebih hidup dan mensejahterakan warga.
Selain itu, koperasi pun harus melakukan rapat anggota tahunan (RAT). Dirinya menilai pentingnya RAT pada sebuah koperasi yang merupakan laporan pertanggungjawaban koperasi kepada anggotanya.
"Koperasi yang mampu menyelenggarakan RAT sedikit banyak menunjukkan pengurusnya baik, mampu mengelola kegiatan dan keuangan, jujur dan anggota taat pada aturan," tambahnya.
Adjo mengatakan namun dari ribuan koperasi di Kabupaten Sukabumi, koperasi yang menjalankan RAT hanya sedikit. Padahal, pelaksanaan RAT merupakan kewajiban pengurus koperasi.
Sebab, banyaknya koperasi yang bangkrut disebabkan pengelolanya tidak mampu mengelola keuangan dan anggotanya seperti pinjaman modal yang dilakukan anggotanya tapi tidak mau bayar angsuran.
Sementara, Asset Manager Star Energy Geothermal Salak Ltd (SEGS) Irwan Januar menambahkan perusahaannya turut mendorong kegiatan yang dilakukan Koperasi Amanah Madani yang berada Kecamatan Lembusitu khususnya dalam membangun koperasi.
Kegiatan koperasi yang dibentuk masyarakat tersebut bisa menjadi pemicu agar warga bisa bergerak dan menghasilkan sesuatu yang lebih baik serta menular ke yang lain sehingga terus menggerakkan ekonomi baru.
"Kami sebagai perusahaan yang mengelola sumber energi panas bumi, akan terus menjadi motor penggerak koperasi dan ekonomi warga sekitar. Melalui koperasi dana yang tersedia bisa diputarkan untuk percepatan pertumbuhan ekonomi warga," tambahnya.
Di lokasi yang sama, Ketua Koperasi Amanah Madani Didin Saadilah mengatakan dalam menjalankan koperasinya ia berpedoman pada konsep triple bottom line yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Implementasi dari triple bottom line pihaknya menjalin kerjasama dengan SEGS dan Social Conservation Indonesia (SCI) melalui program terpadu yang diberi nama Prakarsa Warga Menuju Desa Lestari (Swadesi).
"Ada lima pilar program dalam Swadesi yakni penanaman pohon, nasabah pilah sampah, pembiayaan air dan sanitasi, pertanian ramah lingkungan dan nabung pohon," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018