Bogor (Antaranews Megapolitan) - Sejumlah perguruan tinggi negeri terkemuka di Indonesia menyusul IPB membuka program studi (prodi) Aktuaria untuk menjawab kekurangan tenaga aktuaris dalam bidang industri peransuransian.
Dalam siaran pers IPB yang diterima Antara, Kamis, IPB merupakan PTN pertama yang melahirkan program studi aktuaria di Indonesia yakni pada tahun 2016. Disusul oleh Universitas Indonesia pada tahun 2017.
Tahun 2018 ini ada dua perguruan tinggi negeri lainnya yang membuka prodi aktuaria yakni Universitas Gajah Mada dan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS).
Program studi aktuaria mulai diminati banyak mahasiswa salah satunya Ardela Maharani mahasiswa IPB yang membatalkan masuk kuliah bidang kesehatan dan lebih memilih jurusan aktuaris.
"Aku sukanya matematika, dulu juga pernah juara pertama olimpiade matematika kompetisi sains dan seni," katanya.
Ia mengatakan lomba tersebut dibuat untuk sekolah-sekolah Indonesia di luar negeri khususnya di Malaysia.
"Tapi aku gak mau matematika murni karena itu terlalu berat. Pengennya langsung aplikatif bisa langsung kerja jadi ngambilnya aktuaria," tambahnya.
Semakin banyaknya perguruan tinggi negeri membuka jurusan aktuaria, menurut Ardelia, menjadi angin segar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan perlindungan jiwa dan kesehatan yang diprediksi terus meningkat di tengah rendahnya jumlah tenaga aktuaris saat ini.
"Lebih bagus, karena kompetisi untuk anak-anak yang ingin masuk aktuaria IPB jadi berkurang karena ada juga yang mau masuk UI, UGM, dan ITS. Itu kan bagus, setelah itu kan lulusan aktuaris semakin banyak," katanya.
Selain itu, alasannya memilih program studi aktuaria karena prospek kerja yang luas dan baru dieksplorasi di Indonesia.
"Jadi, itu seharusnya menjadi keuntungan bersama karena kita sama-sama memenuhi kekurangan aktuaris di Indonesia," katanya.
Menurut dia, saat ini banyak yang mulai mencari aktuaris-aktuaris walaupun masih baru lulus atau "fresh graduate".
"Nah, jadi prospek kedepannya itu sangat luas, karena ini jurusan baru, dan di Indonesia baru dieksplore," kata Ardela yang saat ini menjadi Mahasiswa Berprestasi (Mapres) Program Pendidikan Kompetensi Umum (PPKU) IPB itu.
Ia berharap setelah dibukanya program studi aktuaria di beberapa perguruan tinggi di Indonesia ini terkhusus IPB ke depannya mampu memberi manfaat besar serta dapat memenuhi tingginya permintaan tenaga aktuaris di Indonesia.
"IPB kan bekerja sama dengan Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI). Aktuaris IPB diharapkan ketika lulus sudah ada kelulusan profesi dari PAI nya. Setelah itu bisa langsung terjun ke lapangan mengembangkan bidang apapun termasuk pertanian," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
Dalam siaran pers IPB yang diterima Antara, Kamis, IPB merupakan PTN pertama yang melahirkan program studi aktuaria di Indonesia yakni pada tahun 2016. Disusul oleh Universitas Indonesia pada tahun 2017.
Tahun 2018 ini ada dua perguruan tinggi negeri lainnya yang membuka prodi aktuaria yakni Universitas Gajah Mada dan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS).
Program studi aktuaria mulai diminati banyak mahasiswa salah satunya Ardela Maharani mahasiswa IPB yang membatalkan masuk kuliah bidang kesehatan dan lebih memilih jurusan aktuaris.
"Aku sukanya matematika, dulu juga pernah juara pertama olimpiade matematika kompetisi sains dan seni," katanya.
Ia mengatakan lomba tersebut dibuat untuk sekolah-sekolah Indonesia di luar negeri khususnya di Malaysia.
"Tapi aku gak mau matematika murni karena itu terlalu berat. Pengennya langsung aplikatif bisa langsung kerja jadi ngambilnya aktuaria," tambahnya.
Semakin banyaknya perguruan tinggi negeri membuka jurusan aktuaria, menurut Ardelia, menjadi angin segar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan perlindungan jiwa dan kesehatan yang diprediksi terus meningkat di tengah rendahnya jumlah tenaga aktuaris saat ini.
"Lebih bagus, karena kompetisi untuk anak-anak yang ingin masuk aktuaria IPB jadi berkurang karena ada juga yang mau masuk UI, UGM, dan ITS. Itu kan bagus, setelah itu kan lulusan aktuaris semakin banyak," katanya.
Selain itu, alasannya memilih program studi aktuaria karena prospek kerja yang luas dan baru dieksplorasi di Indonesia.
"Jadi, itu seharusnya menjadi keuntungan bersama karena kita sama-sama memenuhi kekurangan aktuaris di Indonesia," katanya.
Menurut dia, saat ini banyak yang mulai mencari aktuaris-aktuaris walaupun masih baru lulus atau "fresh graduate".
"Nah, jadi prospek kedepannya itu sangat luas, karena ini jurusan baru, dan di Indonesia baru dieksplore," kata Ardela yang saat ini menjadi Mahasiswa Berprestasi (Mapres) Program Pendidikan Kompetensi Umum (PPKU) IPB itu.
Ia berharap setelah dibukanya program studi aktuaria di beberapa perguruan tinggi di Indonesia ini terkhusus IPB ke depannya mampu memberi manfaat besar serta dapat memenuhi tingginya permintaan tenaga aktuaris di Indonesia.
"IPB kan bekerja sama dengan Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI). Aktuaris IPB diharapkan ketika lulus sudah ada kelulusan profesi dari PAI nya. Setelah itu bisa langsung terjun ke lapangan mengembangkan bidang apapun termasuk pertanian," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018