Sukabumi, 20/12 (ANTARA) - Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango mencatat populasi macan tutul "Panthera pardus" bertambah tiga ekor dari hasil pendataan melalui kamera trap yang dipasang di perlintasan binatang buas tersebut.
"Dari pendataan terakhir kami saat ini ternyata jumlah macan tutul bertambah tiga ekor, menjadi 25 ekor yang pada 2010 hanya 22 ekor, tiga ekor macan tutul tersebut diperkirakan baru berumur dua tahun," kata Kepala Balai Besar TNGGP Herry Subagiadi kepada ANTARA, Kamis.
Menurut Herry, bertambahnya populasi macan tutul ini menandakan rantai makanan di Gunung Gede dan Pangrango masih terjamin sehingga hewan buas ini bisa terus bertahan hidup karena persediaan makanan yang mencukupi.
Selain itu, agar populasi macan tutul ini terus terjaga dan bertambah, pihaknya senantiasa menjaga kondisi rantai makanan, karena jika rantai makanan terputus, macan tutul yang merupakan predator paling atas dipastikan akan turun gunung untuk mencari makan dan bisa saja masuk ke permukiman warga.
"Kondisi seperti ini yang harus dijaga karena populasi macan tutul bisa terus bertambah seiring terjaminnya makanan hawan ini seperti babi hutan. Tetapi jika makanan untuk macan endemik Gunung Gede ini terancam, populasinya pun ikut terancam, apalagi sampai turun ke permukiman masyarakat yang bisa membahayakan keselamatan hewan dilindungi ini," tambahnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Suara Untuk Lingkungan (Suling) Suhondo mengatakan pihaknya meminta pihak BBTNGGP membenahi para pemilik wisata berburu, karena dari pantauan pihaknya, investor tersebut sengaja menanam singkong untuk makanan babi hutan sehingga hewan tersebut turun.
Jika kondisinya terus seperti ini maka, jumlah babi hutan yang hidup di hutan akan menurun populasi karena turun mencari makan ke kebun singkong yang sengaja disediakan oleh pengusaha berburu tersebut untuk wisata berburu."Maka dari itu kami mengimbau, jika populasi babi hutan menurun yang merupakan makanan utama macan tutul akan mengancam populasi dan keberadaan macan di Gunung Gede dan Pangrango. Oleh sebab itu, perlu ada pengawasan agar populasi babi hutan ini juga dipertahankan," kata Hondo.
Aditya
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012
"Dari pendataan terakhir kami saat ini ternyata jumlah macan tutul bertambah tiga ekor, menjadi 25 ekor yang pada 2010 hanya 22 ekor, tiga ekor macan tutul tersebut diperkirakan baru berumur dua tahun," kata Kepala Balai Besar TNGGP Herry Subagiadi kepada ANTARA, Kamis.
Menurut Herry, bertambahnya populasi macan tutul ini menandakan rantai makanan di Gunung Gede dan Pangrango masih terjamin sehingga hewan buas ini bisa terus bertahan hidup karena persediaan makanan yang mencukupi.
Selain itu, agar populasi macan tutul ini terus terjaga dan bertambah, pihaknya senantiasa menjaga kondisi rantai makanan, karena jika rantai makanan terputus, macan tutul yang merupakan predator paling atas dipastikan akan turun gunung untuk mencari makan dan bisa saja masuk ke permukiman warga.
"Kondisi seperti ini yang harus dijaga karena populasi macan tutul bisa terus bertambah seiring terjaminnya makanan hawan ini seperti babi hutan. Tetapi jika makanan untuk macan endemik Gunung Gede ini terancam, populasinya pun ikut terancam, apalagi sampai turun ke permukiman masyarakat yang bisa membahayakan keselamatan hewan dilindungi ini," tambahnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Suara Untuk Lingkungan (Suling) Suhondo mengatakan pihaknya meminta pihak BBTNGGP membenahi para pemilik wisata berburu, karena dari pantauan pihaknya, investor tersebut sengaja menanam singkong untuk makanan babi hutan sehingga hewan tersebut turun.
Jika kondisinya terus seperti ini maka, jumlah babi hutan yang hidup di hutan akan menurun populasi karena turun mencari makan ke kebun singkong yang sengaja disediakan oleh pengusaha berburu tersebut untuk wisata berburu."Maka dari itu kami mengimbau, jika populasi babi hutan menurun yang merupakan makanan utama macan tutul akan mengancam populasi dan keberadaan macan di Gunung Gede dan Pangrango. Oleh sebab itu, perlu ada pengawasan agar populasi babi hutan ini juga dipertahankan," kata Hondo.
Aditya
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012