Bekasi (Antaranews Megapolitan) - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, mengklaim operasional saluran air bawah tanah (crossing) yang menghubungkan Daerah Aliran Sungai (DAS) Sasakjajarang dapat meminimalisasi dampak banjir di kawasan hulu.
"Pembuatan `crossing` DAS Sasak Jarang dimulai sejak 2013 dengan biaya mencapai Rp30 miliar yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bekasi Rp20 miliar dan bantuan dari Provinsi Jawa Barat sebanyak Rp10 miliar," kata Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bekasi Tri Adhiyanto.
Hal itu dikatakannya usai mendampingi Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi saat meresmikan proyek `crossing` yang berlokasi di sekitar Tol Bekasi Timur perbatasan Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Rawalumbu dan Kelurahan Margahayu Kecamatan Bekasi Timur, Kamis siang.
Dikatakan Tri, pengadaan crossing tersebut diproyeksikan mampu meminimalisasi dampak banjir yang rutin menerjang kawasan hulu sungai Sasak Jarang.
Kawasan yang dimaksud di antaranya Perumahan pondok Hijau Permai, Perumahan Bojong Rawalumbu, Taman Narogong, Perumahan Jatimulya dan Pengasinan.
Banjir di lingkungan perumahan tersebut selama ini diakibatkan oleh tingginya intensitas curah hujan yang tidak tertampung di sejumlah saluran yang terkoneksi menuju Kali Sasak Jarang akibat faktor sedimentasi penyempitan arus.
Dengan adanya crossing menuju Kali Sasak Jarang, maka sejumlah sumbatan aliran air dari kawasan hulu menuju kolam retensi Arenjaya bisa terbuka.
"Panjang crossing Kalimalang adalah 58 meter dan memiliki lebar 3 meter. Untuk kedalamannya sekitar 2 meter dari permukaan tanah. Sedangkan crossing bawah tol panjangnya 49 meter dengan lebar dan kedalaman yang sama," katanya.
Kepala Bidang PErencanaan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air, Dicky Iriawan mengatakan crossing tersebut melintasi Jalan Tol Jakarta-Cikampek dan aliran Kalimalang menuju Sasak Jarang.
''Di Kota Bekasi ada sebanyak 13 crossing untuk menyelesaikan banjir yang membentang dari perbatasan Kabupaten Bekasi hingga DKI Jakarta. Crossing ini adalah salah satunya,'' katanya.
Dicky menambahkan, penggarapan proyek crossing itu memakan waktu pengerjaan selama 200 hari.
"Prosesnya susah, karena lahan yang ada di bawah aliran Kalimalang sangat landai karena pondasinya lumpur. crossing ini kita pasang dengan menggali tanah secara manual," katanya.
Dicky mengatakan, crossing yang berada di bawah aliran Kalimalang telah menembus ke DAS Sasak Jarang yang memiliki hilir di Polder Aren Jaya.
''Untuk kedalaman peletakan kedua crossing itu berada di 12 meter ke bawah,'' katanya.
Crossing itu memiliki kapasitas tampung air yang lebih banyak dari pada sebelumnya.
''Kapasitas tampung air bertambah dari debit awal 1,54 meter kubik per detik, mejadi 4,4 meter kubik perdetik,'' katanya.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan pembuatan crossing ini merupakan satu keberhasilan yang dilakukan oleh jajarannya.
"Pada 2002 silam, Pemkot Bekasi pernah gagal membangun crossing yang berada di sekitar kawasan Universitas Islam 45 Kota Bekasi. Seharusnya crossing itu bisa terkoneksikan ke DAS Sasak Jarang, tapi saat ini kita bisa bertahap mengerjakannya," katanya.
Rahmat mengatakan, pihaknya juga menyiapkan pompa buatan Jerman untuk mempercepat penyedotan air menuju ke kolam retensi Arenjaya. Pompa buatan negara Jerman itu memiliki teknologi pompa yang awet dan bagus," katanya.
(Avertorial Humas Pemkot Bekasi).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Pembuatan `crossing` DAS Sasak Jarang dimulai sejak 2013 dengan biaya mencapai Rp30 miliar yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bekasi Rp20 miliar dan bantuan dari Provinsi Jawa Barat sebanyak Rp10 miliar," kata Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bekasi Tri Adhiyanto.
Hal itu dikatakannya usai mendampingi Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi saat meresmikan proyek `crossing` yang berlokasi di sekitar Tol Bekasi Timur perbatasan Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Rawalumbu dan Kelurahan Margahayu Kecamatan Bekasi Timur, Kamis siang.
Dikatakan Tri, pengadaan crossing tersebut diproyeksikan mampu meminimalisasi dampak banjir yang rutin menerjang kawasan hulu sungai Sasak Jarang.
Kawasan yang dimaksud di antaranya Perumahan pondok Hijau Permai, Perumahan Bojong Rawalumbu, Taman Narogong, Perumahan Jatimulya dan Pengasinan.
Banjir di lingkungan perumahan tersebut selama ini diakibatkan oleh tingginya intensitas curah hujan yang tidak tertampung di sejumlah saluran yang terkoneksi menuju Kali Sasak Jarang akibat faktor sedimentasi penyempitan arus.
Dengan adanya crossing menuju Kali Sasak Jarang, maka sejumlah sumbatan aliran air dari kawasan hulu menuju kolam retensi Arenjaya bisa terbuka.
"Panjang crossing Kalimalang adalah 58 meter dan memiliki lebar 3 meter. Untuk kedalamannya sekitar 2 meter dari permukaan tanah. Sedangkan crossing bawah tol panjangnya 49 meter dengan lebar dan kedalaman yang sama," katanya.
Kepala Bidang PErencanaan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air, Dicky Iriawan mengatakan crossing tersebut melintasi Jalan Tol Jakarta-Cikampek dan aliran Kalimalang menuju Sasak Jarang.
''Di Kota Bekasi ada sebanyak 13 crossing untuk menyelesaikan banjir yang membentang dari perbatasan Kabupaten Bekasi hingga DKI Jakarta. Crossing ini adalah salah satunya,'' katanya.
Dicky menambahkan, penggarapan proyek crossing itu memakan waktu pengerjaan selama 200 hari.
"Prosesnya susah, karena lahan yang ada di bawah aliran Kalimalang sangat landai karena pondasinya lumpur. crossing ini kita pasang dengan menggali tanah secara manual," katanya.
Dicky mengatakan, crossing yang berada di bawah aliran Kalimalang telah menembus ke DAS Sasak Jarang yang memiliki hilir di Polder Aren Jaya.
''Untuk kedalaman peletakan kedua crossing itu berada di 12 meter ke bawah,'' katanya.
Crossing itu memiliki kapasitas tampung air yang lebih banyak dari pada sebelumnya.
''Kapasitas tampung air bertambah dari debit awal 1,54 meter kubik per detik, mejadi 4,4 meter kubik perdetik,'' katanya.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan pembuatan crossing ini merupakan satu keberhasilan yang dilakukan oleh jajarannya.
"Pada 2002 silam, Pemkot Bekasi pernah gagal membangun crossing yang berada di sekitar kawasan Universitas Islam 45 Kota Bekasi. Seharusnya crossing itu bisa terkoneksikan ke DAS Sasak Jarang, tapi saat ini kita bisa bertahap mengerjakannya," katanya.
Rahmat mengatakan, pihaknya juga menyiapkan pompa buatan Jerman untuk mempercepat penyedotan air menuju ke kolam retensi Arenjaya. Pompa buatan negara Jerman itu memiliki teknologi pompa yang awet dan bagus," katanya.
(Avertorial Humas Pemkot Bekasi).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018