Bogor (Antaranews Megapolitan) - Palang Merah Indonesia Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menyalurkan bantuan seng untuk korban terdampak bencana gempa Lebak di Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kamis.

Kepala Markas PMI Kabupaten Bogor Abidin mengatakan bantuan seng diprioritaskan untuk warga yang rumahnya rusak ringan di pelosok wilayah yang belum terjangkau.

"Karena kebanyakan bantuan terfokus pada rusak berat. Yang rusak ringan belum tersentuh, PMI mencoba menjangkau itu," kata Abidin.

Total ada 250 lembar seng yang disalurkan, menyasar 18 kepala keluarga di dua kampung Desa Malasari.

"Kami salurkan juga paku untuk memasang seng, jadi bisa langsung dipasang sengnya, satu seng membutuhkan sembilan paku," kata Abidin.

PMI juga menyalurkan 60 hygien kit yang berisi perlengkapan mandi, cuci, kakus, serta 100 peace terpal (terpaulin). Total 110 KK

Menurut Abidin, bantuan disalurkan berdasarkan hasil kaji cepat (assesment) tim PMI di lapangan sesuai dengan kebutuhan warga. Des Malasari salah satu daerah di Kecamatan Nanggung yang cukup parah terdampak gempa Banten, dengan jumlah Kk terdampak banyak..

"Bantuan pangan sudah berlimpah, seminggu pascabencana, warga membutuhkan sandang dan papan untuk bisa melanjutkan aktivitasnya," kata Abidin.

Staf Desa Malasari, Kamto menyebutkan terdapat 30 kampung di Desa Malasari yang terdampak gempa Banten dengan jumlah kepala keluarga terdampak 720 KK.

"Saat ini seluruh warga sudah boleh pulang ke rumah masing-masing. Untuk rusak berat masih mengungsi di rumah sanak saudaranya," kata Kamto.

Menurut Kamto bantuan seng yang disalurkan PMI sangat dibutuhkan oleh warga terutama rusak ringan. Karena kebanyakan bantuan menyasar warga yang rusak berat.

"Rusak ringan ini ada yang atapnya rusak karena menggunakan genteng saat gempa berjatuhan," kata Kamto.

Selain genteng, lanjut Kamto, warga juga membutuhkan material semen untuk memperbaiki rumahnya yang retak-retak.

Hasan Abdurahman (44) warga Kampung Pabuaran baru merasakan gempa seumur hidupnya. Gempa dirasakan cukup kuat selama kurang lebih 20 detik, walau wilayahnya bukanlah pusat terjadinya gempa.

"44 tahun saya hidup baru kali ini saya merasakan gempa yang begitu kuat. Padahal lokasi gempanya bukan di sini (Malasari-red)," katanya.

Jana (54) harus mengalami luka tertimpa televisi yang jatuh saat gempa terjadi.

"Waktu gempa saya tidak bisa keluar rumah, mau jalan jatuh, sampai ketimpa tivi kakinya," kata Jana.

Lokasi kampung tempat tinggal Jana dan Hasan berada di ujung wilayah Kabupaten Bogor. Jarak antara kampung tersebut ke pusat pemerintahan kurang lebih 65 km diperlukan waktu dua jam mengendarai motor untuk sampai ke lokasi. Sedangkan dari Kecamatan Nanggung ke Desa Malasari butuh waktu 40 menit dengan kondisi jalan mendaki dan menuruni kawasa Taman Nasional Gunung Halimun Salak.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018