Karawang (Antaranews Megapolitan) - Para pedagang beras di Pasar Induk Beras Johar Kabupaten Karawang, Jawa Barat, mengaku hampir setiap hari kekurangan stok beras sejak beberapa pekan terakhir.
"Setiap hari para pedagang beras di pasar ini kekurangan 200-300 ton beras," kata Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Beras Johar Sri Nargito di Karawang, Selasa.
Akibat kekurangan stok itulah sejak beberapa pekan terakhir harga beras medium di pasar tersebut mengalami kenaikan. Saat ini harga beras medium mencapai Rp12-13 ribu per kilogram.
Menurut dia, para pedagang beras di Pasar Induk Beras Johar Karawang membutuhkan sedikitnya 1.000 ton per hari guna mengoptimalkan kebutuhan pasar beras.
Namun, selama beberapa pekan terakhir kebutuhan beras di pasar itu tidak terpenuhi sehingga harga beras di pasaran mengalami kenaikan.
Ia menyatakan saat harga beras tinggi, upaya Bulog menurunkan harga melalui operasi pasar tidak mampu menurunkan harga beras. Kondisi itu terjadi karena kualitas beras yang dipasarkan Bulog dalam operasi pasar itu tidak laku di pasaran.
"Pertama kualitasnya rendah, jadi tidak laku. Kami sudah kemas beras dari Bulog itu, lalu harganya juga kami jual Rp8.000 per kilogram, tetapi tetap kurang peminat," katanya.
Kepala Bulog Subdivre Karawang-Bekasi Muhammad Syaukani membantah bahwa beras CBP yang diturunkan oleh Bulog dalam beberapa kali operasi pasar tidak laku di pasaran.
"Sampai saat ini kami berhasil `mengguyur` hingga 10.000 ton beras. Jika ada yang kualitasnya jelek, itu cuma satu atau dua karung saja. Itu hanya nol koma sekian persen," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
"Setiap hari para pedagang beras di pasar ini kekurangan 200-300 ton beras," kata Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Beras Johar Sri Nargito di Karawang, Selasa.
Akibat kekurangan stok itulah sejak beberapa pekan terakhir harga beras medium di pasar tersebut mengalami kenaikan. Saat ini harga beras medium mencapai Rp12-13 ribu per kilogram.
Menurut dia, para pedagang beras di Pasar Induk Beras Johar Karawang membutuhkan sedikitnya 1.000 ton per hari guna mengoptimalkan kebutuhan pasar beras.
Namun, selama beberapa pekan terakhir kebutuhan beras di pasar itu tidak terpenuhi sehingga harga beras di pasaran mengalami kenaikan.
Ia menyatakan saat harga beras tinggi, upaya Bulog menurunkan harga melalui operasi pasar tidak mampu menurunkan harga beras. Kondisi itu terjadi karena kualitas beras yang dipasarkan Bulog dalam operasi pasar itu tidak laku di pasaran.
"Pertama kualitasnya rendah, jadi tidak laku. Kami sudah kemas beras dari Bulog itu, lalu harganya juga kami jual Rp8.000 per kilogram, tetapi tetap kurang peminat," katanya.
Kepala Bulog Subdivre Karawang-Bekasi Muhammad Syaukani membantah bahwa beras CBP yang diturunkan oleh Bulog dalam beberapa kali operasi pasar tidak laku di pasaran.
"Sampai saat ini kami berhasil `mengguyur` hingga 10.000 ton beras. Jika ada yang kualitasnya jelek, itu cuma satu atau dua karung saja. Itu hanya nol koma sekian persen," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018