Cikarang, Bekasi (Antaranews Megapolitan) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat menegaskan delapan kasus penyebaran virus difteri tidak ditemukan di daerah ini.
"Ini adalah sanggahan, karenanya Dinkes Provinsi Jawa Barat menyatakan baru indikasi di daerah ini ada delapan kasus penyebaran virus difteri," kata Kepala Dinas Dinkes Kabuoaten Bekasi, Sri Enny Mainiarti di Kabupaten bekasi, Rabu.
Menurut dia, kasus itu hanya bersifat suspek atau baru indikasi dan ternyata tidak terbukti pada daerah setempat.
Pasalnya dalam identifikasi tersebut, Dinkes setempat bersama bidang kesehatan tingkat kecamatan melakukan pemantauan dan pengecekan ke masyarakat sekitarnya.
Menurutnya, memang ada gejala yang dialami oleh delapan orang yang menyerupai difteri. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan lanjutan, delapan orang tersebut tidak termasuk pada difteri.
Dia menjelaskan, delapan orang tersebut mengeluhkan sakit pada tenggorokan, kemudian terjadi pembengkakan pada kelenjar leher.
Lalu, muncul bercak putih dan ada pembengkakan kelenjar pada bagian leher, sehingga dokter menduga ini difteri, dan diminta melakukan pemeriksaan lanjutan yaitu melalui pengecelan darah.
Tetapi dalam pengecekan tersebut tidak ada indikasi delapan orang itu terkena virus difteri.
Ia menambahkan, bermula dengan adanya penemuan 23 kasus difteri, kemudian pihaknya melakukan identifikasi di Kota Bekasi.
Dia menyebutkan mengacu pada data sebanyak 224 kasus dari 23 kabupaten maupun kota, dan dinyatakan meninggal dunia sebanyak 15 orang.
Dinkes Kabupaten Bekasi terus melakukan upaya agar virus difteri tidak menyebar kepada masyarakat.
Enny menjelaskan dalam hal ini memang tidak ada yang terkena difteri, hanya saja gejalanya sama.
Delapan pasien suspek difteri tersebut masih berusia sekolah yakni di bawah 7-15 tahun, serta berasal dari Sumberjaya, Tambun Selatan, kemudian ada juga dari Cikarang Barat dan Timur.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018