Bogor (Antaranews Megapolitan) - Tim dari Polres Bogor Kabupaten dan Polsek Tanjungsari melakukan oleh tempat kejadian perkara jembatan gantung putus di lokasi objek wisata penangkaran rusa, Selasa.

Kapolsek Tanjungsari Iptu Muhaimin menyebutkan olah TKP dilakukan untuk mengetahui penyebab kejadian, serta mendapatkan informasi mengenai kejadian tersebut.

"Olah TKP melibatkan tim Polres dibantu Polsek Tanjungsari, proses berlangsung selama satu setengah jam," kata Muhaimin kepada Antara.

Muhaimin mengatakan pihaknya juga sudah meminta keterangan tiga orang saksi dari petugas pengelola objek wisata penangkaran rusa Cariu milik Perhutani. Selain itu juga akan meminta keterangan dari salah satu pengunjung yang terluka.

"Tapi kami masih menunggu situasi dan kondisi pengunjung lebih tenang, dan bisa dimintai keterangan," katanya.

Terkait jumlah korban masih belum diperoleh angka yang pasti, namun untuk korban meninggal dunia dinyatakan satu orang, dan empat orang luka berat. Sisanya luka-luka ringan lebih dari 30 orang.

Hasil validasi pagi tadi jumlah korban luka-luka bertambah jadi 39 orang, jumlah tersebut masih terus diverifikasi karena banyak dari korban yang awalnya enggan melapor dan ada juga yang datang sendiri melapor.

"Kami masih terus melakukan validasi data, saat ini tim dari Perhutani sedang melakukan pengecekan ke puskesmas dan rumah sakit untuk mengumpulkan data pastinya," kata Muhaimin.

Peristiwa jembatan gantung putus dan ambruk terjadi di hari pertama tahun 2018, korban merupakan pengunjung objek wisata penangkaran rusa Cariu. Mereka berasal dari Bogor, Bekasi, Cikarang dan Karawang.

Laporan menyebutkan 30 lebih korban luka ringan, empat orang luka berat dan satu orang atas nama Neni (45) warga Bantar Gebang, Bekasi meninggal dunia saat berada di rumah sakit akibat luka yang cukup parah di kepala.

Jembatan gantung terbuat dari bambu diikat dengan kawat dan besi sepanjang 44 meter membentang di atas Sungai Cipamingkis di atas ketinggian 2,5 meter. Jembatan menghubungkan Desa Sirnarasa dengan Desa Buarajaya tempat lokasi penangkaran.

Jembatan tersebut sering digunakan warga untuk beraktivitas ke lahan Perhutani, dan juga digunakan sebagai objek wisata. Jembatan tersebut diduga tidak kuat menahan beban pengunjung yang menyeberang putus di ujung Desa Buarajaya dan ambruk ke bawah.

Warga yang menyeberang terhempas ke bawah sungai yang surut dipenuhi bebatuan dan cadas berukuran besar. Korban luka parah mengalami patah tulang dan benturan di bebatuan.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018