Bogor, 30/11 (ANTARA) - Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Daerah Kota Bogor, Jawa Barat, terus melakukan upaya pencegahan penyebaran penderita HIV/AIDS lewat sosialisasi keseluruhan kalangan masyarakat dan pelajar.
"Upaya sosialisasi terus kita lakukan, yang dilakukan secara rutin, ke sekolah-sekolah, kelompok masyarakat, organisasi kemasyarakatan, pengajian hingga di puskesmas," kata Pelaksana Harian KPAD Kota Bogor, Edgar Suratman, dalam jumpa pers persiapan peringatan Hari HIV/AIDS sedunia, di Kantor KPAD, di Bogor, Jumat.
Edgar menyebutkan, sosialisasi dilakukan sebagai salah satu upaya dalam menyebarluaskan informasi tentang HIV/AIDS kepada masyarakat yang masih awam.
Ia mengatakan, saat ini jumlah penderita HIV/AIDS di Kota Bogor berdasarkan data sejak tahun 2006-Oktober 2012 penderita HIV sebanyak 1.542 orang, AIDS sebanyak 949 orang dan 65 orang meninggal karena penyakit tersebut.
Menurut Edgar dari jumlah yang ada, jumlah penderita HIV/AIDS di Kota Bogor cukup tinggi dan untuk wilayah Jawa Barat, Kota Bogor berada di urutan ke tiga.
Ia menjelaskan, penanggulangan HIV/AIDS seperti fenomena gunung es, bahwa yang muncul ke permukaan adalah hasil penggalian tim penjangkau dalam mendeteksi jumlah penderita.
"Banyaknya kasus yang terungkap ini bukan berarti banyaknya penderita. Namun, hal ini merupakan keberhasilan penjangkau dalam mendeteksi penderita HIV/AIDS. Yang pasti yang tidak terdeteksi jumlahnya lebih banyak lagi," katanya.
Ia mengatakan, KPAD Kota Bogor memiliki program kerja memetakan seluruh kelompok risiko HIV/AIDS.
Jumlah kelompok berisiko semakin bertambah jumlahnya, seperti wanita penjaja seksual, waria, pengguna jarum suntik (narkoba), pasangan risiko tinggi, pelanggan penjaja seks, perempuan penjaja seks dan gay.
Kelompok berisiko yang berhasil dipetakan, lanjut Edgar akan dilakukan penjangkauan oleh pendamping dari KPAD dimana mereka yang terjangkit akan dibawa ke bagian medis untuk diketahui status positif atau tidak.
"Yang positif akan diberikan pendampingan, obat dan konseling di KPAD," katanya.
Selain sosialisasi, penjangkauan, KPAD Kota Bogor juga memberikan pemberdayaan dan pelatihan bagi sejumlah penderita.
"Setiap tahun pembinaan dan pemberdayaan orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dilaksanakan. Sudah ada beberapa mantan PSK yang penderita diberi bantuan modal membuka usaha dan dibantu diarahkan bekerja di salon atau berdagang," katanya.
Memperingati Hari HIV/AIDS sedunia yang jatuh setiap 1 Desember, KPAD Kota Bogor menggelar serangkaian kegiatan diantaranya aksi simpatik yang dilakukan Sabtu (1/12) pagi besok, seminar kesehatan, talk show dan siaran di radio, sosialisasi di lingkungan Pemda Kota Bogor, sosialisasi bagi siswa sekolah dan perguruan tinggi dan pemberian bantuan modal bagi ODHA.
Laily R
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012
"Upaya sosialisasi terus kita lakukan, yang dilakukan secara rutin, ke sekolah-sekolah, kelompok masyarakat, organisasi kemasyarakatan, pengajian hingga di puskesmas," kata Pelaksana Harian KPAD Kota Bogor, Edgar Suratman, dalam jumpa pers persiapan peringatan Hari HIV/AIDS sedunia, di Kantor KPAD, di Bogor, Jumat.
Edgar menyebutkan, sosialisasi dilakukan sebagai salah satu upaya dalam menyebarluaskan informasi tentang HIV/AIDS kepada masyarakat yang masih awam.
Ia mengatakan, saat ini jumlah penderita HIV/AIDS di Kota Bogor berdasarkan data sejak tahun 2006-Oktober 2012 penderita HIV sebanyak 1.542 orang, AIDS sebanyak 949 orang dan 65 orang meninggal karena penyakit tersebut.
Menurut Edgar dari jumlah yang ada, jumlah penderita HIV/AIDS di Kota Bogor cukup tinggi dan untuk wilayah Jawa Barat, Kota Bogor berada di urutan ke tiga.
Ia menjelaskan, penanggulangan HIV/AIDS seperti fenomena gunung es, bahwa yang muncul ke permukaan adalah hasil penggalian tim penjangkau dalam mendeteksi jumlah penderita.
"Banyaknya kasus yang terungkap ini bukan berarti banyaknya penderita. Namun, hal ini merupakan keberhasilan penjangkau dalam mendeteksi penderita HIV/AIDS. Yang pasti yang tidak terdeteksi jumlahnya lebih banyak lagi," katanya.
Ia mengatakan, KPAD Kota Bogor memiliki program kerja memetakan seluruh kelompok risiko HIV/AIDS.
Jumlah kelompok berisiko semakin bertambah jumlahnya, seperti wanita penjaja seksual, waria, pengguna jarum suntik (narkoba), pasangan risiko tinggi, pelanggan penjaja seks, perempuan penjaja seks dan gay.
Kelompok berisiko yang berhasil dipetakan, lanjut Edgar akan dilakukan penjangkauan oleh pendamping dari KPAD dimana mereka yang terjangkit akan dibawa ke bagian medis untuk diketahui status positif atau tidak.
"Yang positif akan diberikan pendampingan, obat dan konseling di KPAD," katanya.
Selain sosialisasi, penjangkauan, KPAD Kota Bogor juga memberikan pemberdayaan dan pelatihan bagi sejumlah penderita.
"Setiap tahun pembinaan dan pemberdayaan orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dilaksanakan. Sudah ada beberapa mantan PSK yang penderita diberi bantuan modal membuka usaha dan dibantu diarahkan bekerja di salon atau berdagang," katanya.
Memperingati Hari HIV/AIDS sedunia yang jatuh setiap 1 Desember, KPAD Kota Bogor menggelar serangkaian kegiatan diantaranya aksi simpatik yang dilakukan Sabtu (1/12) pagi besok, seminar kesehatan, talk show dan siaran di radio, sosialisasi di lingkungan Pemda Kota Bogor, sosialisasi bagi siswa sekolah dan perguruan tinggi dan pemberian bantuan modal bagi ODHA.
Laily R
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012