Bogor (Antara Megapolitan) - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) mendorong akselerasi pengembangan industri rumahan di tingkat daerah untuk meningkatkan kesejahteraan perempuan.
"Pemenuhan hak ekonomi perempuan sebagai salah satu kebutuhan dasar yang mampu mengantarkan perempuan mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender," kata Sekretaris KPPPA Pribudiarta Nur Sitepu dalam seminar nasional KPPPA di Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu.
KPPPA menggelar seminar nasional bertajuk "Akselerasi Pengembangan Industri Rumahan (IR) untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Melalui Pemberdayaan Perempuan" dihadiri peserta perwakilan dari 34 provinsi, 21 dinas PPPA kabupaten dan kota, unsur perguruan tinggi, lembaga masyarakat dan media massa.
Menurut Pribudiarta kondisi perekonomian nasional yang mulai kondusif membuat peran perempuan sangat penting dalam mendukung ekonomi keluarga.
Data RPJMN 2015-2019 menunjukkan kualitas hidup dan peran perempuan masih relatif rendah karena kurangnya kesiapan perempuan dalam mengantisipasi dampak perubahan iklim, krisis pangan, energi, dan bencana alam serta konflik sosial.
"Kondisi ini menyebabkan kesetaraan gender masih harus ditingkatkan, salah satunya dengan pemberdayaan ekonomi melalui industri rumahan," katanya.
Pribudiarta menyebutkan KPPPA mendorong percepatan pembangunan industri rumahan di tingkat daerah. Program tersebut telah dilaksanakan sejak 2012 di mulai dengan Kabupaten Kendal sebagai daerah percontohan awal. Sejak 2016 model pengembangan industri rumahan meluas di 14 kabupaten/kota dan 15 provinsi.
"Model pengembangan ini dilakukan di satu kecamatan dua desa. Dengan jumlah pelaku usaha sebanyak 2.755 orang, dilanjutkan tahun 2017 di tujuh kabupaten dan kota, total pelaku IR bertambah menjadi 3.507 orang," katanya.
Pribudiarta meyakini IR berpotensi besar dalam memperkuat ketahanan keluarga, baik dari aspek ekonomi, kesehatan, dan pendidikan, serta relasi anggota keluarga yang lebih harmonis.
"Industri rumahan mendorong kemandirian perempuan di bidang ekonomi sehingga mereka mampu mengambil keputusan dalam memenuhi haknya," katanya.
Selain itu industri rumahan mampu menciptakan lapangan kerja baru, menyerap tenaga kerja untuk bekerja di rumah, memberi peluang kepada tetangga di sekelilingnya sebagai pekerja paruh waktu ataupun mencegah migrasi penduduk produktif untuk menjadi tenaga kerja luar negeri serta mencegah perdagangan perempuan.
"Melalui seminar ini diharapkan adanya pemikiran baru yang mempercepat perkembangan transformasi industri rumahan, serta penyusunan kebijakan yang lebih terintegrasi," katanya.
Pribudiarta menambahkan dengan kebijakan yang terintegrasi tersebut timbul dukungan dan komitmen seluruh pemangku kepentingan khususnya pemerintah daerah lebih fokus pada pencapaian upaya pemberdayaan perempuan yang berkontribusi bagi pemerataan pendapatan.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
"Pemenuhan hak ekonomi perempuan sebagai salah satu kebutuhan dasar yang mampu mengantarkan perempuan mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender," kata Sekretaris KPPPA Pribudiarta Nur Sitepu dalam seminar nasional KPPPA di Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu.
KPPPA menggelar seminar nasional bertajuk "Akselerasi Pengembangan Industri Rumahan (IR) untuk Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Melalui Pemberdayaan Perempuan" dihadiri peserta perwakilan dari 34 provinsi, 21 dinas PPPA kabupaten dan kota, unsur perguruan tinggi, lembaga masyarakat dan media massa.
Menurut Pribudiarta kondisi perekonomian nasional yang mulai kondusif membuat peran perempuan sangat penting dalam mendukung ekonomi keluarga.
Data RPJMN 2015-2019 menunjukkan kualitas hidup dan peran perempuan masih relatif rendah karena kurangnya kesiapan perempuan dalam mengantisipasi dampak perubahan iklim, krisis pangan, energi, dan bencana alam serta konflik sosial.
"Kondisi ini menyebabkan kesetaraan gender masih harus ditingkatkan, salah satunya dengan pemberdayaan ekonomi melalui industri rumahan," katanya.
Pribudiarta menyebutkan KPPPA mendorong percepatan pembangunan industri rumahan di tingkat daerah. Program tersebut telah dilaksanakan sejak 2012 di mulai dengan Kabupaten Kendal sebagai daerah percontohan awal. Sejak 2016 model pengembangan industri rumahan meluas di 14 kabupaten/kota dan 15 provinsi.
"Model pengembangan ini dilakukan di satu kecamatan dua desa. Dengan jumlah pelaku usaha sebanyak 2.755 orang, dilanjutkan tahun 2017 di tujuh kabupaten dan kota, total pelaku IR bertambah menjadi 3.507 orang," katanya.
Pribudiarta meyakini IR berpotensi besar dalam memperkuat ketahanan keluarga, baik dari aspek ekonomi, kesehatan, dan pendidikan, serta relasi anggota keluarga yang lebih harmonis.
"Industri rumahan mendorong kemandirian perempuan di bidang ekonomi sehingga mereka mampu mengambil keputusan dalam memenuhi haknya," katanya.
Selain itu industri rumahan mampu menciptakan lapangan kerja baru, menyerap tenaga kerja untuk bekerja di rumah, memberi peluang kepada tetangga di sekelilingnya sebagai pekerja paruh waktu ataupun mencegah migrasi penduduk produktif untuk menjadi tenaga kerja luar negeri serta mencegah perdagangan perempuan.
"Melalui seminar ini diharapkan adanya pemikiran baru yang mempercepat perkembangan transformasi industri rumahan, serta penyusunan kebijakan yang lebih terintegrasi," katanya.
Pribudiarta menambahkan dengan kebijakan yang terintegrasi tersebut timbul dukungan dan komitmen seluruh pemangku kepentingan khususnya pemerintah daerah lebih fokus pada pencapaian upaya pemberdayaan perempuan yang berkontribusi bagi pemerataan pendapatan.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017