Bogor (Antara Megapolitan) - Sebanyak 150 petani kangkung dari tiga kecamatan di wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat mendapat kesempatan untuk mengikuti seminar peningkatan kapasitas dan kualitas melalui program Kampung Kangkung Saori di Bogor, Rabu.

Ratusan petani tersebut berasal dari wilayah yang menjadi sentral produksi kangkung di Kabupaten Bogor yakni Leuwiliang Ciaruteun, dan Sawangan.

Motivasi disampaikan oleh sejumlah narasumber yakni Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bogor, Siti Nurianty menyampaikan tentang potensi dan pengembangan kangkung di Kabupaten Bogor.

Narasumber berikutnya Feryanto akademisi dari Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi Manajemen IPB, tentang penguatan kelembagaan tani sebagai upaya meningkatkan posisi tawar, akses pasar, dan kesejahteraan petani.

Dan narasumber ketiga yakni Charlie Tjendapati seorang praktisi kangkung hidropnik memotivasi petani menjadi petani modern sebagai solusi bertani yang sejahtera dan mensejahterakan.

Imam salah satu petani kangkung dari Leuwiliang menyebutkan untuk pertama kalinya dirinya mengikuti kegiatan seminar. Pengalaman tersebut sangat bermanfaat untuk memotivasi dirinya meningkatkan produktivitas.

"Yang penting gimana caranya petani kangkung lebih sejahtera," katanya.

Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bogor, Siti Nurianty menyebutkan kangkung merupakan tanaman sayur potensial yang ada di wilayah Kabupaten Bogor.

Saat ini potensi komoditas kangkung memiliki luas tanam 1.537 hektare, dengan luas panen 1.561 hekatre.

"Kualitas dan kuantitas kangkung yang diproduksi petani Kabupaten Bogor tidak diragukan. Saat ini kangkung masih potensial dibanding bayam, dan sayuran lainnya," kata Siti.

Kampung Kangkung Saori merupakan program Ajinomoto Shared Valeu (ASV) sebagai bentuk apresiasi terhadap petani kangkung yang menjadi mitra dari indutsri bumbu masak PT Ajinomoto Indonesia.

General Manager CFSD Ajinomoto Indonesia Koji Tamakoshi mengatakan Saori dan kangkung memiliki hubungan erat. Karena selama ini Saori konsisten mensosialisasikan tumis kangkung sejak 2005.

"Peningkatan penjualan Saori berdampak positif dengan penjualan kangkung," katanya.

Koji menambahkan pihaknya tidak hanya fokus pada penjualan saja, tetapi bagaimana memberikan kontribusi positif kepada masyarakat Indonesia menyangkut aspek sosial dan kesehatan.

Kepala Departemen CFSD Ajinomoto Yani Herlyani menambahkan kangkung merupakan sayuran poluler di masyarakat Indonesia setelah bayam dan sawi hijau. Kangkung juga memiliki kandungan mineral dan zat besi yang baik bagi masyarakat.

"Dengan makan kangkung masalah sosial kekurangan zat besi di kalangan generasi muda dapat diatasi, salah satunya dengan makan kangkung," katanya.

Mendorong masyarakat makan kangkung juga sejalan dengan program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) di mana salah satu poinnya adalah makan sayur dan buah secara rutin.

"Program Kampung Kangkung Saori ini mendorong petanian mandiri yang akhirnya dapat memenuhi kebutuhan kangkung sebagai salah satu sumber makanan sehat nasional," kata Yani.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017