Melbourne (Antara Megapolitan-Bogor) - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) menganugerahkan penghargaan kepada sejumlah pihak yang memiliki komitmen dan inovasi kreatif dalam upaya penanaman pohon termasuk salah satunya kepada produsen air minum dalam kemasan Danone-Aqua.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar memberikan penghargaan kepada Direktur Sustainable Development Danone Indonesia, Karyanto Wibowo, pada acara Peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) di Gunung Kidul, Yogyakarta, Sabtu.
Perusahaan itu merintis inovasi pemantauan penanaman pohon melalui pemetaan, barcoding, dan data base online yang mendorong perusahaan tersebut meraih penghargaan penggagas MRV (Measurement, Reporting and Verification).
Danone-Aqua menerima penghargaan yang disaksikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
Direktur Sustainable Development Danone Indonesia, Karyanto Wibowo, menyambut baik atas penghargaan yang kedua kalinya diterima oleh perusahaan tersebut.
"Pada 2014, bersama beberapa perusahaan, kami menerima penghargaan sebagai Pelopor Penanaman Pohon dan Menyosialisasikan Gerakan Menanam Pohon Indonesia. Dan tahun 2017 ini, kami menjadi salah satu perusahaan yang menerima penghargaan atas kontribusi dalam melakukan monitoring pohon berbasis database online," katanya.
Secara simbolis 40 pohon yang ditanam oleh undangan VVIP dalam HMPI 2017 akan dipasangi barcode sebagai identitas tiap pohon, yang terkoneksi ke dalam www.databasekonservasiaqua.com, sementara 1.000 pohon selebihnya yang ditanam juga dipasang barcode dengan memanfaatkan kembali tutup Gallon AQUA bekas.
Barcode yang dipasang terdiri dari offline dan online dimana di dalam offline barcode tercantum data jenis tanaman, tanggal tanam, pelaku tanam, perlakuan tanam, dan titik koordinat tanaman.
Sedangkan dalam online barcode, terdapat URL yang bisa terkoneksi langsung ke web wikipedia sesuai jenis tanaman tersebut.
Untuk membaca kedua jenis barcode tersebut, dapatmenggunakan aplikasi QR Code Scanner berbasis Android.
Karyanto mengatakan, pihaknya mengucapkan terima kasih atas penghargaan ini dan mengapresiasi pemerintah yang terus mendukung dan mendorong pihak swasta untuk terus berinovasi dalam melestarikan lingkungan.
"Kami berkomitmen untuk terus berinovasi dalam pelestarian lingkungan salah satunya dengan melakukan monitoring penanaman pohon secara online. Kami meyakini bahwa pelestarian lingkungan adalah menjadi tanggung jawab bersama demi kelangsungan hidup generasi sekarang dan masa depan. Hal ini juga sejalan dengan komitmen Danone One Planet One Health," katanya.
Dukungan Pemerintah
Selain dukungan dari Pemerintah, dukungan pemangku kepentingan menjadi faktor utama keberhasilan penanamanpohon dan monitoring yang dilakukan oleh Danone-AQUA.
"Agar pohon yang telah ditanam dapat terus tumbuh, dibutuhkan partisipasi masyarakat sekitar untuk merawat dan menjaganya," kata Karyanto.
Dalam prakteknya Danone-AQUA bekerja sama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di tingkat lokal dan nasional untuk melakukan pendampingan terhadap masyarakat untuk membangun kesadaran mengenai pentingnya fungsi pohon dan cara merawatnya.
Menurut dia, agar masyarakat dapat secara sukarela berpartisipasi dalam merawat dan menjaga pohon, maka kebutuhan ekonominya harus dipenuhi.
"Oleh karena itu, kami memfasilitasi masyarakat untuk mendapatkan modal seperti hewan ternak dan bibit pohon untuk dipelihara dan dikembangkan sebagai mata pencaharian," katanya.
Selain memfasilitasi masyarakat melalui instrumen ekonomi, pihaknya bersama mitra LSM juga mendorong warga membentuk organisasi pengelola hutan.
Lebih lanjut Karyanto menjelaskan bahwa pada 2014, pihaknya telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan KLHK untuk komitmen menanam 1.200.000 pohon hingga 2021.
MoU ini kemudian diturunkan dalam kerja sama dengan Balai Pengendalian Daerah Aliran Sungai (BPDAS) di 19 lokasi Aqua di Sumatera, Jawa, Bali, dan Sulawesi.
"Kami berkomitmen mengimplementasikan MOU tersebut, maka sejak 2015, kami mulai menerapkanmodel tanam pohon 100 persen tumbuh dan melengkapinya dengan pemetaan, barcoding dan monitoring berbasis database online. Hal ini efektif untuk menentukan perlunya penyulaman tanaman di lokasi tertentu dan melihat pertumbuhannya. Hingga saat ini tercatat sebanyak lebih dari 2,4 juta pohon termonitor tumbuh dan dapat dipantau lokasi, jenis pohon, usia tanam, dan koordinat titiknya.â€
Selain penanaman pohon, kegiatan konservasi yang dilakukan Danone-AQUA meliputi pembuatan lubang biopori, pembangunan embung, dan pembangunan sumur resapan.
Saat ini, perusahaan telah membuat 33.448 lubang biopori, 16 embung untuk tangkapan air hujan, dan 913 sumur resapan.
Selain itu, Danone-AQUA juga mengembangkan beberapa model konservasi yang inovatif diantaranya Program Hutan Asuh dan Agro Forestry di Lereng Gunung Arjuno, Model Konservasi Pancawati di Ciherang, Bogor, dan Agro-Forestry di Cidahu, Mekarsari.
"Khusus untuk Mekarsari Sukabumi, tepatnya di sub DAS Citatih, saat ini sedang dilakukan pemodelan SWAT (Soil Water Analysis Tools) untuk mengetahui berapa banyak air yang telah dimasukkan ke dalam ekosistem melalui kegiatan konservasi," katanya.
Bahkan Aqua juga tergabung di Gerakan Rejoso Kita, yang baru-baru ini mengenalkan Lelang Konservasi sebagai skema baru imbal jasa lingkungan (Payment for Environmental Services), dengan melibatkan ratusan petani di wilayah hulu dan tengah dari DAS Rejoso. (ANT/BPJ/MTh).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar memberikan penghargaan kepada Direktur Sustainable Development Danone Indonesia, Karyanto Wibowo, pada acara Peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) di Gunung Kidul, Yogyakarta, Sabtu.
Perusahaan itu merintis inovasi pemantauan penanaman pohon melalui pemetaan, barcoding, dan data base online yang mendorong perusahaan tersebut meraih penghargaan penggagas MRV (Measurement, Reporting and Verification).
Danone-Aqua menerima penghargaan yang disaksikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
Direktur Sustainable Development Danone Indonesia, Karyanto Wibowo, menyambut baik atas penghargaan yang kedua kalinya diterima oleh perusahaan tersebut.
"Pada 2014, bersama beberapa perusahaan, kami menerima penghargaan sebagai Pelopor Penanaman Pohon dan Menyosialisasikan Gerakan Menanam Pohon Indonesia. Dan tahun 2017 ini, kami menjadi salah satu perusahaan yang menerima penghargaan atas kontribusi dalam melakukan monitoring pohon berbasis database online," katanya.
Secara simbolis 40 pohon yang ditanam oleh undangan VVIP dalam HMPI 2017 akan dipasangi barcode sebagai identitas tiap pohon, yang terkoneksi ke dalam www.databasekonservasiaqua.com, sementara 1.000 pohon selebihnya yang ditanam juga dipasang barcode dengan memanfaatkan kembali tutup Gallon AQUA bekas.
Barcode yang dipasang terdiri dari offline dan online dimana di dalam offline barcode tercantum data jenis tanaman, tanggal tanam, pelaku tanam, perlakuan tanam, dan titik koordinat tanaman.
Sedangkan dalam online barcode, terdapat URL yang bisa terkoneksi langsung ke web wikipedia sesuai jenis tanaman tersebut.
Untuk membaca kedua jenis barcode tersebut, dapatmenggunakan aplikasi QR Code Scanner berbasis Android.
Karyanto mengatakan, pihaknya mengucapkan terima kasih atas penghargaan ini dan mengapresiasi pemerintah yang terus mendukung dan mendorong pihak swasta untuk terus berinovasi dalam melestarikan lingkungan.
"Kami berkomitmen untuk terus berinovasi dalam pelestarian lingkungan salah satunya dengan melakukan monitoring penanaman pohon secara online. Kami meyakini bahwa pelestarian lingkungan adalah menjadi tanggung jawab bersama demi kelangsungan hidup generasi sekarang dan masa depan. Hal ini juga sejalan dengan komitmen Danone One Planet One Health," katanya.
Dukungan Pemerintah
Selain dukungan dari Pemerintah, dukungan pemangku kepentingan menjadi faktor utama keberhasilan penanamanpohon dan monitoring yang dilakukan oleh Danone-AQUA.
"Agar pohon yang telah ditanam dapat terus tumbuh, dibutuhkan partisipasi masyarakat sekitar untuk merawat dan menjaganya," kata Karyanto.
Dalam prakteknya Danone-AQUA bekerja sama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di tingkat lokal dan nasional untuk melakukan pendampingan terhadap masyarakat untuk membangun kesadaran mengenai pentingnya fungsi pohon dan cara merawatnya.
Menurut dia, agar masyarakat dapat secara sukarela berpartisipasi dalam merawat dan menjaga pohon, maka kebutuhan ekonominya harus dipenuhi.
"Oleh karena itu, kami memfasilitasi masyarakat untuk mendapatkan modal seperti hewan ternak dan bibit pohon untuk dipelihara dan dikembangkan sebagai mata pencaharian," katanya.
Selain memfasilitasi masyarakat melalui instrumen ekonomi, pihaknya bersama mitra LSM juga mendorong warga membentuk organisasi pengelola hutan.
Lebih lanjut Karyanto menjelaskan bahwa pada 2014, pihaknya telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan KLHK untuk komitmen menanam 1.200.000 pohon hingga 2021.
MoU ini kemudian diturunkan dalam kerja sama dengan Balai Pengendalian Daerah Aliran Sungai (BPDAS) di 19 lokasi Aqua di Sumatera, Jawa, Bali, dan Sulawesi.
"Kami berkomitmen mengimplementasikan MOU tersebut, maka sejak 2015, kami mulai menerapkanmodel tanam pohon 100 persen tumbuh dan melengkapinya dengan pemetaan, barcoding dan monitoring berbasis database online. Hal ini efektif untuk menentukan perlunya penyulaman tanaman di lokasi tertentu dan melihat pertumbuhannya. Hingga saat ini tercatat sebanyak lebih dari 2,4 juta pohon termonitor tumbuh dan dapat dipantau lokasi, jenis pohon, usia tanam, dan koordinat titiknya.â€
Selain penanaman pohon, kegiatan konservasi yang dilakukan Danone-AQUA meliputi pembuatan lubang biopori, pembangunan embung, dan pembangunan sumur resapan.
Saat ini, perusahaan telah membuat 33.448 lubang biopori, 16 embung untuk tangkapan air hujan, dan 913 sumur resapan.
Selain itu, Danone-AQUA juga mengembangkan beberapa model konservasi yang inovatif diantaranya Program Hutan Asuh dan Agro Forestry di Lereng Gunung Arjuno, Model Konservasi Pancawati di Ciherang, Bogor, dan Agro-Forestry di Cidahu, Mekarsari.
"Khusus untuk Mekarsari Sukabumi, tepatnya di sub DAS Citatih, saat ini sedang dilakukan pemodelan SWAT (Soil Water Analysis Tools) untuk mengetahui berapa banyak air yang telah dimasukkan ke dalam ekosistem melalui kegiatan konservasi," katanya.
Bahkan Aqua juga tergabung di Gerakan Rejoso Kita, yang baru-baru ini mengenalkan Lelang Konservasi sebagai skema baru imbal jasa lingkungan (Payment for Environmental Services), dengan melibatkan ratusan petani di wilayah hulu dan tengah dari DAS Rejoso. (ANT/BPJ/MTh).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017