Muktamar ke-32 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang berlangsung di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat melahirkan lima resolusi penting sebagai bentuk komitmen memajukan kesehatan masyarakat di Indonesia.
"IDI lahir bukan dari kepentingan sebuah kelompok profesi yang kemudian berkumpul membentuk organisasi, melainkan demi kepentingan masyarakat," kata Ketua Umum Pengurus Besar IDI Mohammad Adib Khumaidi saat menyambangi kantor ANTARA Biro NTB di Mataram, Jumat.
Adib mengatakan resolusi pertama IDI berdasarkan hasil Muktamar ke-32 adalah dokter pengabdian dalam upaya peningkatan kesehatan bangsa Indonesia. Kemudian, resolusi kedua adalah dokter sebagai mitra strategis pemerintah yang mendukung berbagai program yang dirilis oleh Presiden RI.
Baca juga: IDI: Perlu perhatikan budaya makan anak guna pastikan efektivitas MBG
Menurut dia, saat ini ada dua program utama pemerintah pusat berupa makan bergizi gratis dan pemeriksaan kesehatan gratis. IDI berkomitmen mendukung kedua program strategis yang diluncurkan oleh Presiden Prabowo Subianto tersebut.
Resolusi ketiga adalah komitmen sebagai dokter pejuang mengingat program kesehatan di Indonesia sangat kompleks. Kondisi geografis berupa negara kepulauan dan juga demografis yang beragam membuat IDI perlu memunculkan dokter-dokter pejuang untuk memajukan kesehatan di Indonesia.
"Kita punya karakteristik yang juga membutuhkan para dokter pejuang untuk bisa mengabdi di seluruh wilayah Indonesia," ujar Adib.
Baca juga: IDI sebut tiga kondisi yang memungkinkan Indonesia terkena wabah HMPV
Lebih lanjut dia menyampaikan resolusi keempat adalah dokter pendidik. IDI sebagai organisasi profesi memiliki tiga tugas yang disebut 3E, yaitu empowering the community, educate the government, dan energizing the profession.
Peran 3E tersebut juga menjadi hal yang diingatkan dalam pertemuan internasional di World Medical Association bahwa seluruh dokter di dunia berkomitmen mendukung dan mengedukasi kebijakan-kebijakan strategis negara dalam upaya peningkatan kualitas dan pemerataan kesehatan seluruh masyarakat.
Adapun resolusi kelima, organisasi profesi dan para dokter berkomitmen untuk menjadi dokter yang beretika dan berkompeten.
Baca juga: IDI Jabar tegaskan perundungan di lingkungan PPDS bukan tradisi yang seharusnya ada
"Dokter yang baik tentu memegang teguh nilai etik, moral, dan nilai kesejawatan. Kalau sudah bicara nilai kesejawatan, maka harus ada dalam satu rumah besar yaitu Ikatan Dokter Indonesia," pungkas Adib.
Kegiatan Muktamar ke-32 IDI yang berada di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat berlangsung pada 12-15 Februari 2025. Acara tiga tahunan itu menjadi forum penting bagi para dokter di seluruh Indonesia untuk membahas berbagai isu kesehatan dan mempererat solidaritas profesi.
Tema muktamar adalah "Membangun Solidaritas dalam Beradaptasi untuk Mewujudkan IDI yang Berkemajuan". Kegiatan itu menjadi harapan untuk memperkuat solidaritas profesi dokter serta merumuskan kebijakan strategis yang berdampak kepada kemajuan dunia medis di Indonesia.
Editor : Naryo
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2025