Nanchang, Jiangxi (Antara Megapolitan-Bogor) - Universitas Indonesia (UI) memberikan pelatihan dan pembekalan kepada sejumlah guru Bahasa Indonesia di China dengan materi pengajaran yang efektif diterapkan kepada peserta didik dari kalangan warga asing.
Pelatihan yang difasilitasi Rumah Budaya Indonesia di bawah naungan Atase Pendidikan Kedutaan Besar RI di Beijing itu berlangsung di kampus Nanchang University pada 3-4 Desember 2017.
"Pelatihan ini sangat penting bagi kita yang sering kali mendapat permintaan untuk mengajar Bahasa Indonesia di berbagai daerah di China," kata Sekretaris Perhimpunan Pelajar Indonesia di Tiongkok (PPIT) Marwah kepada Antara di Nanchang, Provinsi Jiangxi, Senin.
Sebanyak 22 peserta yang mengikuti program tersebut bukan dari disiplin ilmu pendidikan sehingga mereka membutuhkan metode pengajaran yang efektif.
Para pelajar Indonesia di berbagai wilayah di daratan Tiongkok mendirikan komunitas semacam kursus Bahasa Indonesia kepada warga setempat.
Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir minat warga China untuk mempelajari Bahasa Indonesia sangat tinggi.
Bahkan tidak sedikit perguruan tinggi di China mulai membuka jurusan Bahasa Indonesia sebagai disiplin ilmu bahasa untuk menjawab kebutuhan generasi muda di negara berpenduduk terbesar di dunia itu selain Bahasa Melayu yang lebih dulu dikenal di kampus-kampus mereka.
"Penguasaan Bahasa Mandarin para peserta sudah sangat bagus sebagai bahasa pengantar dalam mengajar Bahasa Indonesia," kata Triaswarin Sutanarihesti MHum dari Departemen Linguistik UI sebagai pemateri dalam program pelatihan selama dua hari tersebut.
Sebagai pengajar Bahasa Indonesia dan Bahasa Belanda di UI, dia mengaku mendapatkan pengalaman tersendiri dari para peserta latihan di kampus Nanchang University.
"Dalam teori pengajaran Bahasa Indonesia yang baku, bahasa pengantarnya menggunakan Bahasa Indonesia. Tapi ternyata hal itu tidak efektif bagi orang asing yang tinggal di negaranya saat mempelajari Bahasa Indonesia," ujarnya.
Beberapa peserta mengaku bahwa selama ini dalam memberikan pelatihan dan pengajaran Bahasa Indonesia kepada warga China menggunakan bahasa setempat untuk memudahkan pemahaman.
"Bahkan kami juga sering menggunakan lambang-lambang yang mudah dimengerti oleh orang China seperti angka yang biasanya masyarakat sini memberikan isyarat jari tangan sesuai dengan angka dalam karakter Mandarin," ujar Ratna, salah satu peserta pelatihan yang selama ini juga sering diminta mengajar Bahasa Indonesia di kalangan para pebisnis di Nanchang itu.
Dalam pelatihan tersebut, para peserta diminta untuk berbagi pengalaman dalam menerapkan metode pengajaran kepada peserta didik. (AMT/BPJ).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
Pelatihan yang difasilitasi Rumah Budaya Indonesia di bawah naungan Atase Pendidikan Kedutaan Besar RI di Beijing itu berlangsung di kampus Nanchang University pada 3-4 Desember 2017.
"Pelatihan ini sangat penting bagi kita yang sering kali mendapat permintaan untuk mengajar Bahasa Indonesia di berbagai daerah di China," kata Sekretaris Perhimpunan Pelajar Indonesia di Tiongkok (PPIT) Marwah kepada Antara di Nanchang, Provinsi Jiangxi, Senin.
Sebanyak 22 peserta yang mengikuti program tersebut bukan dari disiplin ilmu pendidikan sehingga mereka membutuhkan metode pengajaran yang efektif.
Para pelajar Indonesia di berbagai wilayah di daratan Tiongkok mendirikan komunitas semacam kursus Bahasa Indonesia kepada warga setempat.
Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir minat warga China untuk mempelajari Bahasa Indonesia sangat tinggi.
Bahkan tidak sedikit perguruan tinggi di China mulai membuka jurusan Bahasa Indonesia sebagai disiplin ilmu bahasa untuk menjawab kebutuhan generasi muda di negara berpenduduk terbesar di dunia itu selain Bahasa Melayu yang lebih dulu dikenal di kampus-kampus mereka.
"Penguasaan Bahasa Mandarin para peserta sudah sangat bagus sebagai bahasa pengantar dalam mengajar Bahasa Indonesia," kata Triaswarin Sutanarihesti MHum dari Departemen Linguistik UI sebagai pemateri dalam program pelatihan selama dua hari tersebut.
Sebagai pengajar Bahasa Indonesia dan Bahasa Belanda di UI, dia mengaku mendapatkan pengalaman tersendiri dari para peserta latihan di kampus Nanchang University.
"Dalam teori pengajaran Bahasa Indonesia yang baku, bahasa pengantarnya menggunakan Bahasa Indonesia. Tapi ternyata hal itu tidak efektif bagi orang asing yang tinggal di negaranya saat mempelajari Bahasa Indonesia," ujarnya.
Beberapa peserta mengaku bahwa selama ini dalam memberikan pelatihan dan pengajaran Bahasa Indonesia kepada warga China menggunakan bahasa setempat untuk memudahkan pemahaman.
"Bahkan kami juga sering menggunakan lambang-lambang yang mudah dimengerti oleh orang China seperti angka yang biasanya masyarakat sini memberikan isyarat jari tangan sesuai dengan angka dalam karakter Mandarin," ujar Ratna, salah satu peserta pelatihan yang selama ini juga sering diminta mengajar Bahasa Indonesia di kalangan para pebisnis di Nanchang itu.
Dalam pelatihan tersebut, para peserta diminta untuk berbagi pengalaman dalam menerapkan metode pengajaran kepada peserta didik. (AMT/BPJ).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017