Bandarlampung (Antara Megapolitan-Bogor) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung melalui Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura bersama pemerintah kabupaten/kota, dan Korem 043/Garuda Hitam bersinergi mendukung Upaya Khusus Padi, Jagung, dan Kedelai (Upsus Pajale) tahun 2018.
Sinergi itu ditandai dengan dilakukan penandatanganan Pakta Integritas penetapan sasaran produksi tanaman pangan 2018, di Bandarlampung, Kamis (16/11/2017).
Penandatanganan ini disaksikan Irjen Pertanian Republik Indonesia, Justan R. Siahaan. Ada pun target penetapan sasaran produksi tanaman pangan ditahun 2018, yakni padi sebanyak 4.456.991 ton, jagung sebanyak 3.290.366 ton, dan kedelai sebanyak 199.776 ton.
Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, Sutono menjelaskan, Pemerintah Indonesia membuat roadmap swasembada pangan 2016-2045 sebagai acuan dalam meningkatkan produksi bahan pangan, sehingga secara perlahan impor dapat diturunkan atau bahkan ditiadakan.
"Dalam mendukung program nasional tersebut, Provinsi Lampung sebagai salah satu lumbung Pangan di Indonesia, dengan dukungan semua pihak terus berupaya meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan masyarakat di Provinsi Lampung," kata sutono.
Provinsi Lampung pada tahun 2016, merupakan penghasil beras atau menyumbang produksi padi sebesar 5,07 persen dari total produksi padi nasional. Produksi padi di 2016 sebesar 4.020.420 ton GKG, atau meningkat sebesar 10,39 persen dari yaitu 3.641.767 GKG pada 2015.
"Produksi Padi 2017 diprediksi mencapai 4.324.445 ton GKG atau meningkat sebesar 7.5 persen dibanding tahun 2016. Produksi Jagung tahun 2017 diperkirakan mencapai 2.401.393 ton pipilan kering atau meningkat sekitar 40 persen dibanding 2016 sebanyak 1.720.196 ton pipilan kering," kata sutono.
Generasi Muda Pertanian
Keunggulan komparatif Lampung tersebut, dapat dilihat dari letak geografis yang strategis sebagai gerbang Sumatera dengan kekayaan dan keindahan alam, memiliki penduduk sekitar 67,75 persen merupakan usia produktif.
"Generasi muda sangat dibutuhkan dalam membangun pertanian khususnya di Provinsi Lampung. Oleh karenanya Gubernur Ridho Ficardo menyekolahkan anak petani tidak mampu di Politeknik Negeri Lampung," kata Sutono.
Di sektor Pertanian, berbagai upaya dilakukan untuk mewujudkan keunggulan kompetitif, antara lain Program Upsus Pajale dan Bawang Merah dan Cabe (Babe). Kemudian, program cetak sawah baru, penyaluran pupuk bersubsidi billing system, penyediaan bibit unggul, penguatan penyuluh, dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT).
Selain itu, pembangunan infrastruktur irigasi, pengembangan kawasan pariwisata dan integrasi sektor pertanian melalui pengembangan agrowisata.
Menurut Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Lampung, Edi Yanto, kegiatan ini merupakan evaluasi hingga November. Diperkirakan tahun ini semua target dapat dicapai. "Kita akan terus berupaya mewujudkan target yang ditetapkan dan terus meningkatkannya," kata Edi Yanto.
Produksi tanaman pangan merupakan salah satu tolok ukur bidang pertanian. "Tentunya penetapan sasaran produksi pangan ini dengan mempertimbangkan capaian produksi sebelumnya, melihat potensi dan peluang, aspek lingkungan, dan masalah yang mungkin muncul serta dukungan yang akan dilaksanakan," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan, Herlin Retnowati. (RLs/Humas Prov/ANT/BPJ/MTh).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
Sinergi itu ditandai dengan dilakukan penandatanganan Pakta Integritas penetapan sasaran produksi tanaman pangan 2018, di Bandarlampung, Kamis (16/11/2017).
Penandatanganan ini disaksikan Irjen Pertanian Republik Indonesia, Justan R. Siahaan. Ada pun target penetapan sasaran produksi tanaman pangan ditahun 2018, yakni padi sebanyak 4.456.991 ton, jagung sebanyak 3.290.366 ton, dan kedelai sebanyak 199.776 ton.
Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, Sutono menjelaskan, Pemerintah Indonesia membuat roadmap swasembada pangan 2016-2045 sebagai acuan dalam meningkatkan produksi bahan pangan, sehingga secara perlahan impor dapat diturunkan atau bahkan ditiadakan.
"Dalam mendukung program nasional tersebut, Provinsi Lampung sebagai salah satu lumbung Pangan di Indonesia, dengan dukungan semua pihak terus berupaya meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan masyarakat di Provinsi Lampung," kata sutono.
Provinsi Lampung pada tahun 2016, merupakan penghasil beras atau menyumbang produksi padi sebesar 5,07 persen dari total produksi padi nasional. Produksi padi di 2016 sebesar 4.020.420 ton GKG, atau meningkat sebesar 10,39 persen dari yaitu 3.641.767 GKG pada 2015.
"Produksi Padi 2017 diprediksi mencapai 4.324.445 ton GKG atau meningkat sebesar 7.5 persen dibanding tahun 2016. Produksi Jagung tahun 2017 diperkirakan mencapai 2.401.393 ton pipilan kering atau meningkat sekitar 40 persen dibanding 2016 sebanyak 1.720.196 ton pipilan kering," kata sutono.
Generasi Muda Pertanian
Keunggulan komparatif Lampung tersebut, dapat dilihat dari letak geografis yang strategis sebagai gerbang Sumatera dengan kekayaan dan keindahan alam, memiliki penduduk sekitar 67,75 persen merupakan usia produktif.
"Generasi muda sangat dibutuhkan dalam membangun pertanian khususnya di Provinsi Lampung. Oleh karenanya Gubernur Ridho Ficardo menyekolahkan anak petani tidak mampu di Politeknik Negeri Lampung," kata Sutono.
Di sektor Pertanian, berbagai upaya dilakukan untuk mewujudkan keunggulan kompetitif, antara lain Program Upsus Pajale dan Bawang Merah dan Cabe (Babe). Kemudian, program cetak sawah baru, penyaluran pupuk bersubsidi billing system, penyediaan bibit unggul, penguatan penyuluh, dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT).
Selain itu, pembangunan infrastruktur irigasi, pengembangan kawasan pariwisata dan integrasi sektor pertanian melalui pengembangan agrowisata.
Menurut Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Lampung, Edi Yanto, kegiatan ini merupakan evaluasi hingga November. Diperkirakan tahun ini semua target dapat dicapai. "Kita akan terus berupaya mewujudkan target yang ditetapkan dan terus meningkatkannya," kata Edi Yanto.
Produksi tanaman pangan merupakan salah satu tolok ukur bidang pertanian. "Tentunya penetapan sasaran produksi pangan ini dengan mempertimbangkan capaian produksi sebelumnya, melihat potensi dan peluang, aspek lingkungan, dan masalah yang mungkin muncul serta dukungan yang akan dilaksanakan," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan, Herlin Retnowati. (RLs/Humas Prov/ANT/BPJ/MTh).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017