Cibinong  (Antara Megapolitan-Bogor) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, Provinsi Jawa Barat berkomitmen menggalang gerakan masyarakat menangani sampah berbasiskan kampung ramah lingkungan, untuk mencapai target program `Bogor Bebas Sampah` tahun 2020 dengan mengadakan workshop CGC dan Kampung Ramah Lingkungan (KRL) Award 2017.

"Ini baru pertama kali kami lakukan dengan mengadakan Cibinong Green and Clear (CGC) sebagai program percontohan, Insya Allah kami akan tingkatkan jadi Bogor Green and Clear (BGC) ke depan," kata Kepala Bidang Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor Atis Tardiana, di Gedung Inovasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong, Kabupaten Bogor, Kamis.

Atis menjelaskan, program tersebut dilakukan sebagai terobosan semangat agar masyarakat bisa mengolah sampah dari sumber sampah itu sendiri.

Yakni, katanya lebih lanjut, kemauan dari masing-masing anggota rumah tangga dalam sebuah kampung dengan budaya yang khas satu sama lainnya mengumpulkan dan mengolah sampah secara bijak dalam kebersamaan.

Gerakan tersebut mulai diikuti sebanyak 86 Rukun Warga (RW) dari 38 KRL di wilayah Cibinong Raya sebagai daerah percontohan pada tahun 2017.

Diketahui, ungkapnya lebih lanjut, dengan jumlah penduduk Kabupaten Bogor yang hampir mencapai 5,7 juta jiwa menghasilkan sekurang-kurangnya 2.600 ton sampah perhari.

Sedangkan Pemkab Bogor baru bisa menangani sekitar 30 persen pengangkutan sampah, atau baru bisa menangani 600 ton dari jumlah 2.600 ton perhari.

Hal tersebut karena DLH Kabupaten Bogor masih mengalami keterbatasan personel yang baru berjumlah lebih kurang 800 orang, dari jumlah kebutuhan sekitar 1.500 orang lebih dengan cakupan wilayah yang cukup luas.

Selain itu, armada truk yang tersedia baru berjumlah 160 dengan 40 persen keadaan mesin yang kurang baik dari total kebutuhan sebanyak lebih dari 500 truk.

Ia mengaku telah mengadakan koordinasi dengan pemerintah pusat terkait solusi kendala tersebut.

Sementara itu, dari keterbatasan tersebut, Atis mengajak kesadaran masyarakat di daerahnya mau ikut memilah dan mengolah sampah menjadi kegiatan positif sebagai gerakan kepedulian dan komitmen bersama terhadap kecintaan terhadap daerahnya.

"Yang penting itu dari perilaku, kami harap masyarakat mau bergabung bersama, jangan melihat berapa nilai pengolahan sampah skala kecil dalam pandangan sempit, itu akan berdampak bagi lingkungan karena pemerintah perlu kebersamaan dengan warganya," kata Atis.  (ANT/BPJ).

Pewarta: Linna Susanti & Mayolus Fajar D

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017