Bogor, 7/11 (ANTARA) - Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Kustantinah mengingatkan para peneliti di bidang uji pangan agar mengabaikan rayuan atau pun desakan pihak-pihak yang memiliki kepentingan tertentu dengan menyalahi prosedur penelitian.
"Seringkali ada pihak eksportir atau importir komoditi pangan yang minta hasil penelitian segera keluar, dengan alasan barangnya sudah ada di pelabuhan," kata Kustantinah dalam acara peresmian gedung Laboratorium PT Saraswanti Indo Genetech (SIG) di Bogor, Senin.
Setiap penelitian ada prosedur yang harus dilewati, apalagi penelitian terkait keamanan pangan yang menjadi hajat hidup orang banyak, katanya.
"Oleh sebab itulah peneliti harus punya komitmen yang kuat untuk tetap berpegang pada SOP yang telah ditetapkan. Dalam penelitian diperlukan waktu dan metode yang harus dilewati," katanya.
Kesejahteraan peneliti, kata Kustantinah, juga perlu diperhatikan agar tidak mudah tergoda dan tetap memegang komitmennya.
Kepala BPOM tersebut mengakui pihaknya cukup terbantu dengan adanya laboratorium seperti SIG yang cukup kredibel dan memiliki fasilitas memadai.
"Saya senang BPOM punya mitra kerja, karena dalam urusan pengawasan obat dan makanan ini kami tidak bisa bekerja sendiri," kata Kustantinah.
Meskipun demikian, tambahnya, SIG jangan terlalu cepat berpuas diri karena teknologi di bidang pangan terus berkembang
Ia juga mendukung upaya SIG menjalin kerja sama dengan pemerintah-pemerintah daerah di Indonesia dalam hal uji makanan yang beredar, termasuk makanan jajanan anak sekolah.
Idealnya, semua produk makanan yang beredar harus bisa melewati uji laboratorium.
Laboratorium PT SIG yang merupakan laboratorium untuk uji analisis produk hasil rekayasa genetika serta nutrisi dan keamanan pangan, juga telah menjalin kemitraan dengan produsen makanan dan minuman, obat-obatan/jamu, serta para eksportir dan importir makanan yang memiliki registasi di BPOM.
Dirut PT SIG Yahya Taufik mengatakan bahwa dalam dua tahun terakhir pihaknya juga menjadi salah satu rujukan Badan Karantina Kementan, khususnya dalam melakukan pengujian residu pestisida, logam berat dan aflaktoksin bagi semua produk impor pangan segar asal tumbuhan (PSAT).
"Dengan demikian posisi SIG sangat strategis dalam turut membangun bangsa melalui pelayanan uji nutrisi dan keamanan pangan," katanya.
Teguh Handoko
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2011
"Seringkali ada pihak eksportir atau importir komoditi pangan yang minta hasil penelitian segera keluar, dengan alasan barangnya sudah ada di pelabuhan," kata Kustantinah dalam acara peresmian gedung Laboratorium PT Saraswanti Indo Genetech (SIG) di Bogor, Senin.
Setiap penelitian ada prosedur yang harus dilewati, apalagi penelitian terkait keamanan pangan yang menjadi hajat hidup orang banyak, katanya.
"Oleh sebab itulah peneliti harus punya komitmen yang kuat untuk tetap berpegang pada SOP yang telah ditetapkan. Dalam penelitian diperlukan waktu dan metode yang harus dilewati," katanya.
Kesejahteraan peneliti, kata Kustantinah, juga perlu diperhatikan agar tidak mudah tergoda dan tetap memegang komitmennya.
Kepala BPOM tersebut mengakui pihaknya cukup terbantu dengan adanya laboratorium seperti SIG yang cukup kredibel dan memiliki fasilitas memadai.
"Saya senang BPOM punya mitra kerja, karena dalam urusan pengawasan obat dan makanan ini kami tidak bisa bekerja sendiri," kata Kustantinah.
Meskipun demikian, tambahnya, SIG jangan terlalu cepat berpuas diri karena teknologi di bidang pangan terus berkembang
Ia juga mendukung upaya SIG menjalin kerja sama dengan pemerintah-pemerintah daerah di Indonesia dalam hal uji makanan yang beredar, termasuk makanan jajanan anak sekolah.
Idealnya, semua produk makanan yang beredar harus bisa melewati uji laboratorium.
Laboratorium PT SIG yang merupakan laboratorium untuk uji analisis produk hasil rekayasa genetika serta nutrisi dan keamanan pangan, juga telah menjalin kemitraan dengan produsen makanan dan minuman, obat-obatan/jamu, serta para eksportir dan importir makanan yang memiliki registasi di BPOM.
Dirut PT SIG Yahya Taufik mengatakan bahwa dalam dua tahun terakhir pihaknya juga menjadi salah satu rujukan Badan Karantina Kementan, khususnya dalam melakukan pengujian residu pestisida, logam berat dan aflaktoksin bagi semua produk impor pangan segar asal tumbuhan (PSAT).
"Dengan demikian posisi SIG sangat strategis dalam turut membangun bangsa melalui pelayanan uji nutrisi dan keamanan pangan," katanya.
Teguh Handoko
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2011